Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Agustus 2015
Baca: 1 Tesalonika 5:12-22
"Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat,
tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing
dan terhadap semua orang." 1 Tesalonika 5:15
Alkitab adalah buku yang sangat lengkap dan luar biasa, karena bukan hanya berbicara tentang sorga dan neraka, bukan hanya membahas tentang dosa dan akibatnya, atau berbicara tentang kehidupan yang akan datang (setelah kematian), tetapi juga berbicara tentang keseharian hidup manusia. Masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia telah dijawab oleh terang firman Tuhan. Karena itu, back to the Bible is the best solution for all things.
Ada banyak sekali pergumulan yang harus kita hadapi selama hidup. Musa pun mengakuinya, "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh
tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap." (Mazmur 90:10). Tidak ada gunanya kita terus mengeluh dan bersungut-sungut karena dunia ini bukanlah firdaus. Salah satu pergumulan hidup ini adalah berkenaan dengan perlakuan jahat orang lain kepada kita. Kalau meniru prinsip dunia kita pasti ingin membalas kejahatan dengan kejahatan pula. Umumnya ketika dijahati orang lain secara naluriah kita cenderung mendendam, menyimpan sakit hati dan kemudian mencari kesempatan melampiaskan dendam. Tindakan membalas kejahatan dengan kejahatan itu sangat bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus yang justru mengajarkan hal yang berbeda: kejahatan harus dibalas dengan kebaikan. Kita tidak perlu mereka-reka yang jahat terhadap orang lain karena hal itu akan merugikan diri sendiri. "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;" (Mazmur 37:1).
Kalau kita membalas kejahatan dengan kejahatan sama artinya api dilawan dengan api. Dampaknya? Suasana semakin panas membara dan itu sangat berbahaya karena dapat membakar dan menghanguskan. Serahkan pergumulan tersebut kepada Tuhan, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah tertidur dan terlelap, "...percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;" (Mazmur 37:5).
Ketika mampu mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, itulah kemenangan sejati!
Friday, August 7, 2015
Thursday, August 6, 2015
ALKITAB: Pedoman Hidup (3)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Agustus 2015
Baca: Ayub 5:17-27
"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." Ayub 5:17
Selain bermanfaat untuk mengajar dan mendidik orang percaya dalam kebenaran, Alkitab juga berfungsi untuk menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakukan seseorang. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9).
Kebenaran Alkitab sanggup memperbaiki kelakuan yang buruk, meluruskan jalan yang bengkok, dan mengarahkan orang percaya untuk berlaku benar dan tidak bercela. Jadi untuk mengetahui apakah perbuatan itu salah atau benar Alkitablah yang harus menjadi patokan, tolak ukur, cermin dan standar hidup kita orang percaya. Tidak sedikit orang Kristen yang mogok ke gereja karena tersinggung mendengar kotbah hamba Tuhan yang seolah-olah menelanjangi dosa-dosanya. Ini berarti Alkitab berkuasa menyatakan kesalahan dan dosa seseorang. Namun sayang sekali, ketika ditegur dan dikoreksi oleh firman, kita bukannya bersyukur dan bertobat tapi justru marah dan mengeraskan hati.
Milikilah respons yang benar seperti Daud, yang ketika menerima teguran dari nabi Natan langsung menyadari kesalahannya dan segera minta ampun kepada Tuhan. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:3-4). Firman Tuhan benar-benar telah menyadarkan Daud dari kesalahannya. "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." (Mazmur 119:67). Semakin kita banyak membaca, mempelajari, mendengar dan merenungkan firman Tuhan semakin kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, sehingga kita "...dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2), dan tekad untuk tidak lagi berbuat dosa pun semakin kuat.
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Ibrani 4:12
Baca: Ayub 5:17-27
"Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." Ayub 5:17
Selain bermanfaat untuk mengajar dan mendidik orang percaya dalam kebenaran, Alkitab juga berfungsi untuk menyatakan kesalahan dan memperbaiki kelakukan seseorang. "Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9).
Kebenaran Alkitab sanggup memperbaiki kelakuan yang buruk, meluruskan jalan yang bengkok, dan mengarahkan orang percaya untuk berlaku benar dan tidak bercela. Jadi untuk mengetahui apakah perbuatan itu salah atau benar Alkitablah yang harus menjadi patokan, tolak ukur, cermin dan standar hidup kita orang percaya. Tidak sedikit orang Kristen yang mogok ke gereja karena tersinggung mendengar kotbah hamba Tuhan yang seolah-olah menelanjangi dosa-dosanya. Ini berarti Alkitab berkuasa menyatakan kesalahan dan dosa seseorang. Namun sayang sekali, ketika ditegur dan dikoreksi oleh firman, kita bukannya bersyukur dan bertobat tapi justru marah dan mengeraskan hati.
Milikilah respons yang benar seperti Daud, yang ketika menerima teguran dari nabi Natan langsung menyadari kesalahannya dan segera minta ampun kepada Tuhan. "Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51:3-4). Firman Tuhan benar-benar telah menyadarkan Daud dari kesalahannya. "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." (Mazmur 119:67). Semakin kita banyak membaca, mempelajari, mendengar dan merenungkan firman Tuhan semakin kita memiliki hati yang takut akan Tuhan, sehingga kita "...dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2), dan tekad untuk tidak lagi berbuat dosa pun semakin kuat.
"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." Ibrani 4:12
Subscribe to:
Posts (Atom)