Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Agustus 2015
Baca: Mazmur 107:4-9
"sebab dipuaskan-Nya jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan." Mazmur 107:9
Banyak orang berlimpah harta duniawi namun tidak merasakan kebahagiaan sejati. Mengapa? Karena mereka tidak lapar dan haus akan kebenaran, alias mengabaikan perkara rohani, "...mereka meninggalkan Aku, sumber air yang hidup, untuk menggali kolam
bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan
air." (Yeremia 2:13), serta "...kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih
payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka
kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling
lezat. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah, maka kamu akan hidup!" (Yesaya 55:2-3a). Mereka melupakan dan meninggalkan Tuhan, Sumber Air Hidup dan Roti kehidupan itu.
Tuhan Yesus menegaskan bahwa orag-orang yang tidak memiliki rasa lapar dan haus akan kebenaran tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga. Mengapa? Karena syarat dasar dari kehidupan yang saleh adalah lapar dan haus akan kebenaran. Jika seseorang tidak punya rasa lapar dan haus akan kebenaran, sampai kapan pun ia tidak akan pernah mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenarannya. Padahal, sebesar rasa lapar dan haus kita terhadap kebenaran, sebesar itu pula kualitas hidup kita akan ditentukan untuk saat ini dan masa depan. "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat
kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya." (Yesaya 32:17).
Akibat lapar dan haus akan kebenaran orang itu akan dipuaskan. Kata dipuaskan menunjukkan kata kerja pasif, artinya tindakan ini bukan berasal dari kita, melainkan dilakukan pihak lain terhadap kita. Bagian Tuhan adalah memberikan kepuasan penuh kepada kita, sedangkan tugas kita hanyalah mencari dan merindukan Dia. "...orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik." (Mazmur 34:11).
"Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu,
tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada
berair." Mazmur 63:2
Monday, August 3, 2015
Sunday, August 2, 2015
KEBENARAN: Kebutuhan Hakiki Manusia
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Agustus 2015
Baca: Matius 5:1-12
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Matius 5:6
Setiap manusia pasti pernah dan selalu merasa lapar dan haus secara jasmani. Kita lapar terhadap makanan dan haus akan minuman. Rasa lapar dan haus ini menggambarkan kebutuhan hidup jasmaniah manusia yang harus dipenuhi. Jika kedua kebutuhan ini (makanan dan minuman) tidak terpenuhi bisa berakibat sangat fatal dan berujung kepada kematian. Tetapi rasa lapar dan haus yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam ayat ini berbeda dengan konsep umum manusia tentang rasa lapar dan haus secara jasmani.
Rasa lapar dan haus yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus adalah lapar dan haus akan kebenaran; dan ketika seseorang merasa lapar dan haus aka kebenaran ia akan disebut sebagai orang yang berbahagia. Lapar dan haus ini berbicara mengenai suatu keinginan atau hasrat yang kuat dari dalam diri seseorang. Adapun keinginan dan hasrat yang dimaksudkan memiliki makna yang positif, karena ditujukan kepada perkara-perkara rohani. Dalam analogi ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa kebenaran sesungguhnya adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi bagi tubuh rohani seseorang, yang sama pentingnya dengan makanan dan minuman bagi kesehatan tubuh jasmani. Karena merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan rohani manusia maka kebenaran bukanlah sebuah pilihan atau alternatif yang dapat dipenuhi sewaktu-waktu saja. kebenaran adalah kebutuhan hakiki manusia, yang tidak bisa tidak, harus dipenuhi. Adapun kebenaran yang hakiki itu hanya akan kita dapatkan di dalam Tuhan, sebab "Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." (Mazmur 25:10).
Seringkali kita berpikiran bahwa kebutuhan manusia itu semata-mata hanya berkenaan dengan kebutuhan jasmaniah. Akibatnya manusia cenderung mengejar kepentingan duniawi saja demi memuaskan keinginan dagingnya, tidak peduli meski harus hidup jauh dari Tuhan. Mereka justru mengabaikan kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebenaran. Mungkin secara materi segala kebutuhan terpenuhi, namun hati tetap saja hampa, kosong, tidak bahagia dan tidak pernah terpuaskan!
Karena kekuatiran akan duniawi orang tidak lagi lapar dan haus akan kebenaran!
Baca: Matius 5:1-12
"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Matius 5:6
Setiap manusia pasti pernah dan selalu merasa lapar dan haus secara jasmani. Kita lapar terhadap makanan dan haus akan minuman. Rasa lapar dan haus ini menggambarkan kebutuhan hidup jasmaniah manusia yang harus dipenuhi. Jika kedua kebutuhan ini (makanan dan minuman) tidak terpenuhi bisa berakibat sangat fatal dan berujung kepada kematian. Tetapi rasa lapar dan haus yang dimaksudkan Tuhan Yesus dalam ayat ini berbeda dengan konsep umum manusia tentang rasa lapar dan haus secara jasmani.
Rasa lapar dan haus yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus adalah lapar dan haus akan kebenaran; dan ketika seseorang merasa lapar dan haus aka kebenaran ia akan disebut sebagai orang yang berbahagia. Lapar dan haus ini berbicara mengenai suatu keinginan atau hasrat yang kuat dari dalam diri seseorang. Adapun keinginan dan hasrat yang dimaksudkan memiliki makna yang positif, karena ditujukan kepada perkara-perkara rohani. Dalam analogi ini Tuhan Yesus hendak menegaskan bahwa kebenaran sesungguhnya adalah kebutuhan utama yang harus dipenuhi bagi tubuh rohani seseorang, yang sama pentingnya dengan makanan dan minuman bagi kesehatan tubuh jasmani. Karena merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan rohani manusia maka kebenaran bukanlah sebuah pilihan atau alternatif yang dapat dipenuhi sewaktu-waktu saja. kebenaran adalah kebutuhan hakiki manusia, yang tidak bisa tidak, harus dipenuhi. Adapun kebenaran yang hakiki itu hanya akan kita dapatkan di dalam Tuhan, sebab "Segala jalan TUHAN adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya." (Mazmur 25:10).
Seringkali kita berpikiran bahwa kebutuhan manusia itu semata-mata hanya berkenaan dengan kebutuhan jasmaniah. Akibatnya manusia cenderung mengejar kepentingan duniawi saja demi memuaskan keinginan dagingnya, tidak peduli meski harus hidup jauh dari Tuhan. Mereka justru mengabaikan kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebenaran. Mungkin secara materi segala kebutuhan terpenuhi, namun hati tetap saja hampa, kosong, tidak bahagia dan tidak pernah terpuaskan!
Karena kekuatiran akan duniawi orang tidak lagi lapar dan haus akan kebenaran!
Subscribe to:
Posts (Atom)