Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juli 2015
Baca: Matius 9:35-38
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit." Matius 9:37
Gereja, dalam bahasa Inggris church, berasal dari kata Yunani kuriakos yang berarti: miliknya Tuhan. Kata gereja dipakai oleh orang-orang Kristen Yunani untuk menunjuk pada tempat ibadah, sehingga makna harafiah dari gereja adalah tempat ibadah atau rumah Tuhan. Berbicara tentang gereja tentunya memiliki keterkaitan dengan jemaat. Adapun istilah jemaat adalah terjemahan dari kata bahasa Yunani ekklesia (ek = keluar, kalein = memanggil), yang secara harafiah berarti: sidang atau kelompok orang percaya yang dipanggil ke luar dari....
Tuhan menempatkan gereja-Nya di tengah-tengah dunia bukan tanpa maksud dan tujuan, bukan sekedar sebagai tempat berkumpulnya jemaat yang sedang melakukan aktivitas kerohanian. Secara garis besar gereja mempunyai peranan: penyembahan, persekutuan, pembinaan, pelayanan dan juga penginjilan. Dengan kata lain gereja yang sehat adalah gereja yang mampu menjalankan lima peran tersebut yang kesemuanya mengarah kepada suatu misi yaitu mengerjakan Amanat Agung. Sebelum melangkah ke luar untuk menjangkau jiwa-jiwa, tugas gereja adalah mempersiapkan jemaat terlebih dahulu sampai mereka mencapai "...kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh
rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan
mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -yang rapih tersusun dan diikat menjadi
satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan
tiap-tiap anggota - menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam
kasih." (Efesus 4:13-16).
Ketika jemaat sudah dewasa rohaninya itulah saat yang tepat mengutus mereka untuk menjangkau jiwa-jiwa. Tuhan rindu gereja-Nya dipenuhi oleh jemaat yang hatinya terbeban untuk pekerjaan-Nya dan peka terhadap keadaan yang ada di sekelilingnya, karena di luar sana banyak sekali jiwa-jiwa yang belum diselamatkan, tapi pekerja sedikit.
"Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." Yohanes 4:35
Wednesday, July 29, 2015
Tuesday, July 28, 2015
ORANG BENAR BISA JATUH
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juli 2015
Baca: Mazmur 145:1-21
"TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk." Mazmur 145:14
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menyandang predikat baru sebagai orang benar. Sebagai orang benar kita seringkali beranggapan bahwa perjalanan hidup yang kita tempuh akan terus mulus dan mustahil untuk jatuh. Tetapi Daud menulis: "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24). Artinya orang benar bisa saja jatuh sewaktu-waktu. Contohnya adalah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan serupa dan segambar dengan-Nya ternyata juga bisa jatuh. Tapi kejatuhan mereka adalah sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka sendiri, karena termakan oleh tipu muslihat dari si Iblis.
Alkitab menegaskan bahwa sebagai orang percaya kita ini telah dibenarkan, dikuduskan dan ditebus di dalam Kristus Yesus. Namun bukan berarti kita dapat berjalan dengan santai tanpa gangguan. Mengapa? Karena Iblis tidak pernah berhenti berusaha untuk "...mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a), ia selalu mencari kesempatan dan "...menunggu waktu yang baik." (Lukas 4:13), "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Sedikit saja orang benar lengah ia akan menjadi sasaran empuk bagi Iblis. Selama Iblis masih ada maka ada kemungkinan orang benar bisa mengalami kejatuhan bukan hanya sekali atau dua kali, bahkan bisa saja lebih. Banyak faktor yang membuat seseorang jatuh: masalah, penderitaan, pencobaan atau karena kesalahan sendiri.
Namun selama kita masih berada di zaman anugerah, Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bangkit. "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana." (Amsal 24:16). Karena itu Tuhan Yesus memperingatkan: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41).
"...siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" 1 Korintus 10:12
Baca: Mazmur 145:1-21
"TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk." Mazmur 145:14
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus menyandang predikat baru sebagai orang benar. Sebagai orang benar kita seringkali beranggapan bahwa perjalanan hidup yang kita tempuh akan terus mulus dan mustahil untuk jatuh. Tetapi Daud menulis: "TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." (Mazmur 37:23-24). Artinya orang benar bisa saja jatuh sewaktu-waktu. Contohnya adalah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa. Sebagai manusia yang diciptakan Tuhan serupa dan segambar dengan-Nya ternyata juga bisa jatuh. Tapi kejatuhan mereka adalah sebagai akibat dari ketidaktaatan mereka sendiri, karena termakan oleh tipu muslihat dari si Iblis.
Alkitab menegaskan bahwa sebagai orang percaya kita ini telah dibenarkan, dikuduskan dan ditebus di dalam Kristus Yesus. Namun bukan berarti kita dapat berjalan dengan santai tanpa gangguan. Mengapa? Karena Iblis tidak pernah berhenti berusaha untuk "...mencuri dan membunuh dan membinasakan;" (Yohanes 10:10a), ia selalu mencari kesempatan dan "...menunggu waktu yang baik." (Lukas 4:13), "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Sedikit saja orang benar lengah ia akan menjadi sasaran empuk bagi Iblis. Selama Iblis masih ada maka ada kemungkinan orang benar bisa mengalami kejatuhan bukan hanya sekali atau dua kali, bahkan bisa saja lebih. Banyak faktor yang membuat seseorang jatuh: masalah, penderitaan, pencobaan atau karena kesalahan sendiri.
Namun selama kita masih berada di zaman anugerah, Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bangkit. "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana." (Amsal 24:16). Karena itu Tuhan Yesus memperingatkan: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Matius 26:41).
"...siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" 1 Korintus 10:12
Subscribe to:
Posts (Atom)