Sunday, July 5, 2015

ANAK DOMBA DI TENGAH SERIGALA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juli 2015

Baca:  Matius 10:16-33

"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati."  Matius 10:16

Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik, itulah sebabnya Ia tidak akan membiarkan domba-domba-Nya tersesat dan terhilang.  Ketika anak domba sedang berada dalam ancaman dan marabahaya gembala itulah yang akan membela, melindungi, menyelamatkan dan menggendong anak domba itu, dan kemudian membawanya ke tempat yang paling aman.  Daud memiliki pengalaman bagaimana menjadi penggembala kambing domba.  "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya."  (1 Samuel 17:34-35).

     Sebagai anak domba keberadaan kita lemah dan tak berdaya, karena itu kita tidak bisa berada jauh dari Gembala.  Jika menjauh sulit bagi kita untuk bisa bertahan di tengah situasi menghimpit.  Tinggal dekat dan bergantung penuh kepada Gembala adalah mutlak.  Karena yang mengutus kita adalah Gembala Agung yaitu Tuhan Yesus, tidak ada yang perlu ditakutkan dan dikuatirkan,  "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku."  (Mazmur 23:4).  Di tengah dunia yang dipenuhi kejahatan Tuhan menghendaki kita cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.  Cerdik dan tulus adalah satu kesatuan, tidak boleh berdiri sendiri-sendiri.  Kalau kita hanya cerdik tanpa disertai ketulusan artinya kita licik dan penuh trik.  Sebaliknya kalau kita hanya tulus saja tapi tidak cerdik sangat berbahaya, akan menjadi sasaran empuk musuh, ditipu, dimanfaatkan dan menjadi korban, karena itu  "...waspadalah terhadap semua orang;"  (Matius 10:17).

     Karena kita adalah seperti anak domba, maka dalam menyelesaikan segala permasalahan hidup ini kita pun harus bersikap tenang dan penuh kelembutan, bukan emosional dan penuh kemarahan, harus ada penguasaan diri.

Dekat dengan Gembala Agung adalah kunci bertahan di tengah tantangan!

Saturday, July 4, 2015

ANAK DOMBA DI TENGAH SERIGALA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Juli 2015

Baca:  Lukas 10:1-12

"Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala."  Lukas 10:3

Tak terbantahkan bahwa kehidupan di dunia ini begitu keras dan berat karena ada banyak sekali masalah, ujian dan tantangan yang datang silih berganti.  Kejutan demi kejutan mewarnai hari-hari yang kita jalani, terkadang apa yang tidak pernah kita harapkan dan bayangkan itulah yang terjadi.  Meski demikian, sebagai orang percaya kita tidak perlu takut dan kuatir karena kita punya Tuhan yang tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita bergumul sendirian.

     Peringatan tentang adanya masalah, ujian dan tantangan ini sudah disampaikan Tuhan Yesus ketika Ia hendak mengutus 70 murid-Nya yang lain untuk memberitakan Injil, bahwa mereka diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.  Artinya tugas memberitakan Injil di tengah-tengah dunia ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena akan ada banyak sekali tekanan, penolakan, penderitaan dan bahkan aniaya.  Kita pun harus siap dengan segala resikonya karena kita berada dalam ancaman dan bahaya yang sewaktu-waktu bisa datang.  Selain singa atau beruang, serigala adalah salah satu jenis binatang buas yang bisa mengancam keselamatan anak domba, Serigala adalah gambaran tentang tipu muslihat Iblis dan  "...semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup,"  (1 Yohanes 2:16), yang sewaktu-waktu bisa mengancam, menerkam, menyeret dan menghancurkan hidup orang percaya.  Oleh karena itu Tuhan Yesus memperingatkan,  "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."  (Matius 26:41).

     Bagaimana caranya supaya anak domba dapat bertahan?  Kuncinya adalah harus selalu berada dekat dengan gembala.  Sebagai anak domba jangan kita berlari menjauh dari Gembala Agung kita yaitu Tuhan Yesus.  Jika kita menempuh jalan sendiri kita pasti akan tersesat, karena  "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).  Kalau kita senantiasa dekat dengan Gembala dan mengikuti jalan-jalan-Nya, kita bukan hanya akan aman dan terlindungi, tapi kita juga akan dibimbing-Nya di padang yang berumput hijau dan ke air yang tenang.  (Bersambung)