Sunday, June 28, 2015

BERBUAT BAIK: Investasi Yang Tidak Pernah Merugi

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juni 2015

Baca:  2 Tesalonika 3:1-15

"Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik."  2 Tesalonika 3:13

Ada banyak orang dihadapkan pada pergumulan dalam batinnya, salah satunya adalah hal berbuat baik, apalagi ketika perbuatan baik yang dilakukannya itu seringkali tidak mendapatkan respons atau balasan yang diharapkan... kita pun mulai merasa bosan berbuat baik, mulai berpikir 1000x untuk berbuat baik, dan akhirnya kita berhenti untuk melanjutkan perbuatan baik tersebut.  Memang, berbuat baik berarti harus berkorban dan kehilangan sesuatu, atau kelihatannya merugi.  Benarkah demikian?

     Seorang petani menanam padi atau sayuran.  Pada saat bersamaan tumbuh pula rumput atau ilalang di sawah atau ladang tersebut.  Namun andaikan petani itu menanam rumput ia tidak akan pernah mendapati padi atau sayuran turut tumbuh di sana.  Demikian pula dalam kehidupan ini.  Ketika kita melakukan perbuatan baik terkadang hal-hal buruk malah menyertai, entah itu berupa hinaan, cercaan, cibiran, fitnahan dari orang lain.  Jika demikian haruskah kita berhenti berbuat baik ketika orang lain tidak membalas kebaikan kita?  Kalau kita berbuat baik hanya sekedar untuk membalas kebaikan orang lain, atau dengan tujuan mendapatkan balasan yang sama, apalah artinya...  "Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian."  (Lukas 6:33);  dan jangan pula kita berbuat baik karena suatu tendensi atau motivasi yang tidak benar.  Rasul Paulus menasihati,  "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah."  (Galatia 6:9).

     Jadi tidak ada istilah  'rugi atau buntung'  ketika kita melakukan perbuatan baik kepada orang lain, sebab pada saatnya kita akan menuai.  Ada tertulis:  "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri,"  (Amsal 11:17).  Sebagai orang percaya, berbuat baik adalah suatu keharusan, buah dari keselamatan yang telah kita terima, dan merupakan bukti kita memiliki iman yang hidup!

"Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah."  3 Yohanes 1:11b

Saturday, June 27, 2015

BERKAT DARI PEMBENARAN ALLAH (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2015

Baca:  Galatia 2:15-21

"Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus."  Galatia 2:16

Kita beroleh pembenaran dari Allah karena kasih karunia-Nya semata... perbuatan baik kita tidak dapat melayakkan kita untuk dapat dibenarkan.  Hanya melalui salib Kristuslah Allah dapat membenarkan kita.  Darah Kristus yang tercurah di Kalvari menjadi dasar kebenaran kita.  "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  (2 Korintus 5:21), dan kebangkitan Kristus sebagai peneguhan kebenaran kita:  "yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita."  (Roma 4:25).

     Berkat lain yang kita terima sebagai hasil pembenaran Allah adalah kita memiliki pengharapan yang pasti"Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."  (Roma 5:5).  Karena itu seberat apa pun persoalan yang kita hadapi tak seharusnya membuat kita menjadi lemah, sebaliknya  "Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan."  (Roma 5:3-5), sebab kita percaya bahwa  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).

     Lalu berkat terbesarnya adalah keselamatan kekal"Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah."  (Roma 5:9).  Sorga menjadi suatu kepastian bagi orang percaya!  Melalui pengorbanan Kristus status orang percaya pun berubah yaitu diangkat menjadi anak-anak Allah.  "Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus."  (Galatia 3:26), dan  "...jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah,"  (Roma 8:17).  Tetapi hukuman kekal tetap berlaku bagi siapa saja yang tidak percaya dan menolak Kristus sebagai Tuhan dan Juruselemat, karena mereka tidak mengalami pembenaran dari Allah.

Karena dibenarkan Allah maka setiap orang percaya beroleh pengharapan yang pasti dan jaminan kehidupan kekal!