Thursday, June 25, 2015

DIBENARKAN OLEH ALLAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Juni 2015

Baca:  Roma 5:1-11

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus."  Roma 5:1

Alkitab menyatakan bahwa semua manusia yang ada di dunia ini  "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak."  (Roma 3:10).  Ini terjadi sebagai akibat pelanggaran satu orang yaitu manusia pertama yang jatuh dalam dosa.  "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."  (Roma 5:12).  Akibat dosa maka murka Allah nyata atas semua orang yang berdosa, dan  "...upah dosa ialah maut;"  (Roma 6:23).  Karena dosa inilah manusia harus hidup terpisah dari Allah!

     Dengan usaha dan upaya sendiri, bahkan dengan perbuatan baik sekalipun, manusia tidak akan pernah dapat memperoleh keselamatan dan mengalami pemulihan hubungan dengan Allah...kecuali inisiatif itu datangnya dari Allah sendiri, karena itu Ia  "...mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya."  (1 Yohanes 4:9).  Inilah yang disebut anugerah!  Anugerah diberikan Allah sebagai bagian dari proses pembenaran, di mana manusia yang berdosa dijadikan benar bukan berdasarkan pada apa yang diperbuatnya atau karena amal baiknya, tetapi berdasarkan apa yang telah Allah lakukan.  Jadi proses pembenaran ini dikerjakan oleh Allah sendiri, di mana Ia membenarkan setiap orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Dibenarkan adalah berkenaan dengan perubahan dalam hubungan, yaitu hubungan antara Allah dan orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.

     Dalam proses  'pembenaran'  ini Allah berperan sebagai Hakim, yang oleh karena Anak-Nya Ia membenarkan orang berdosa  (mengampuni dosa-dosanya)  yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sehingga hukuman dosa tidak lagi ditanggungkan ke atas orang itu.  "Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus."  (Roma 5:15b).  Luar biasa anugerah Allah bagi orang percaya!

Dibenarkan berarti dianggap benar yaitu bila orang berdosa menerima Yesus sebagai korban dari dosa-dosanya, dan percaya kepada-Nya.

Wednesday, June 24, 2015

KEGAGALAN: Cambuk Untuk Maju

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Juni 2015

BacaAyub 42:7-17

"Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu."  Ayub 42:10

Ketika mendengar nama Ayub seringkali yang terbayang di benak kita adalah kisah hidupnya yang penuh penderitaan.  Pencobaan demi pencobaan datang secara beruntun dalam kehidupan Ayub:  10 anaknya mati, harta bendanya ludes, dihujat oleh isteri dan ia sendiri mengalami sakit yang begitu parah.  Jika seseorang berada di posisi Ayub kemungkinan besar ia tidak akan sanggup lagi menjalani hidupnya.

     Karena beratnya penderitaan yang harus ditanggung, apakah bisa dikatakan bahwa Ayub adalah orang yang gagal?  Atau orang yang awalnya sukses,  "...yang terkaya dari semua orang di sebelah timur."  (Ayub 1:3), namun kemudian mengalami kemerosotan dan akhirnya hancur?  Bukankah terhadap orang yang hidup benar firman-Nya berjanji:  "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun,"  (Ulangan 28:13)?  Jika kita langsung menyimpulkan Ayub adalah orang yang gagal, itu salah besar!  Adakah orang yang tidak pernah gagal dalam hidupnya?  Orang yang sukses sekalipun adalah orang yang pernah gagal, bukan hanya satu dua kali, bahkan mungkin berkali-kali, tapi mereka tidak pernah menyerah, melainkan mau belajar dari kegagalan tersebut dan menjadikan itu sebagai pelajaran berharga sekaligus cambuk untuk bangkit dan berjuang lebih keras lagi.  Meski harus mengalami penderitaan yang bertubi-tubi Ayub mampu bertahan dan imannya kepada Tuhan tidak menjadi luntur, terbukti ia masih bisa berkata,  "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas."  (Ayub 23:10).  Ayub sangat percaya hal ini:  "...Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."  (Ayub 42:2).

     Mungkin saat ini keadaan Saudara sedang terpuruk, jangan terus merenungi nasib dan putus asa dengan berkata,  "Nasi sudah menjadi bubur".  Bawalah semua persoalan Saudara kepada Tuhan, di dalam Dia pasti ada pertolongan dan jalan keluar.

Bagi orang yang menaruh pengharapan kepada Tuhan,  "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  Amsal 23:18