Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Juni 2015
Baca: Lukas 8:1-3
"Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." Lukas 8:3b
Apakah perempuan boleh melayani Tuhan? Tentu saja boleh. Tuhan yang kita sembah sangat baik dan tidak pernah membeda-bedakan umat-Nya. Semua orang adalah sama di hadapan Tuhan. Dalam hal memberi karunia dan talenta Tuhan juga tidak pernah pilih-pilih. Oleh karena itu Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menjadi partner kerja-Nya, mengerjakan pekerjaan-Nya asal mereka memiliki hati yang tulus dan hidup yang berkenan kepada-Nya, karena "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7b).
Di masa pelayanan Yesus di bumi sudah ada perempuan-perempuan yang turut terlibat pelayanan: Maria Magdalena, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan lain-lainnya. Bahkan di saat-saat terakhir Yesus disalibkan, ketika murid-murid-Nya meninggalkan Dia karena takut, justru "...ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu
perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani
Dia." (Matius 27:55); juga yang pertama kali menjenguk kubur Yesus adalah para perempuan (Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome). Apa yang mendorong mereka melayani Tuhan? Kasih Tuhan dalam hidup mereka, seperti disembuhkan dari penyakit dan dibebaskan oleh roh-roh jahat (Lukas 8:2). Mereka pun bertekad mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan sebagai perwujudan syukur "...demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1).
Ketika menyadari kasih dan anugerah Tuhan dalam hidupnya seseorang akan terdorong untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan dengan roh yang menyala-nyala. Bahkan perempuan-perempuan itu rela berkorban materi untuk mendukung pekerjaan Tuhan, rindu menjadi saluran berkat bagi orang lain. Mereka berkorban bukan supaya dipuji dan terkenal, tapi karena sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Semua orang percaya, tanpa terkecuali, tidak mempunyai alasan untuk tidak melayani Tuhan!
Tuesday, June 23, 2015
Monday, June 22, 2015
MENGIKUT TUHAN: Mau Membayar Harga (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Juni 2015
Baca: Lukas 9:57-62
"Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Lukas 9:57
Alkitab menyatakan bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti mau menyangkal diri dan memikul salib setiap hari (Lukas 9:23). Artinya kita harus mau berkorban: mengorbankan keinginan daging kita, kesenangan duniawi, melepaskan segala kenyamanan. Meskipun terasa menyakitkan kita harus berani berkata 'tidak' terhadap segala keinginan daging, sebab keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan Roh (baca Galatia 5:17). Dengan kata lain manusia lama harus benar-benar ditanggalkan, karena di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru (baca 2 Korintus 5:17). Rasul Petrus menasihati, "Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--," (1 Petrus 4:1).
Mengikut Yesus berarti rela kehilangan nyawa (Lukas 9:24), artinya tidak ada sesuatu pun yang layak kita pertahankan di dalam dunia ini; rela kehilangan sesuatu yang menurut kita penting dan berharga dalam hidup kita: reputasi, kehormatan, popularitas, harga diri demi Kristus. Mari belajar dari Paulus yang bertekad, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:20).
Mengikut Tuhan berarti kita tidak pernah malu karena nama Tuhan (Lukas 9:26). Ada banyak orang yang malu mengakui dirinya sebagai orang Kristen, malu mengakui Tuhan Yesus di depan orang banyak karena takut kehilangan popularitas, takut kehilangan jabatan, takut ditinggalkan oleh teman atau kawan, takut dimusuhi dan dikucilkan oleh lingkungan. Tuhan Yesus berkata, "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." (Markus 8:38). Kita tidak perlu malu memberitakan nama Yesus kepada dunia karena Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita.
Mengikut Tuhan Yesus adalah keputusan untuk hidup seturut kehendak-Nya, melayani-Nya dan menempatkan-Nya sebagai yang terutama di dalam hidup ini!
Baca: Lukas 9:57-62
"Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." Lukas 9:57
Alkitab menyatakan bahwa mengikut Tuhan Yesus berarti mau menyangkal diri dan memikul salib setiap hari (Lukas 9:23). Artinya kita harus mau berkorban: mengorbankan keinginan daging kita, kesenangan duniawi, melepaskan segala kenyamanan. Meskipun terasa menyakitkan kita harus berani berkata 'tidak' terhadap segala keinginan daging, sebab keinginan daging itu berlawanan dengan keinginan Roh (baca Galatia 5:17). Dengan kata lain manusia lama harus benar-benar ditanggalkan, karena di dalam Kristus kita adalah ciptaan baru (baca 2 Korintus 5:17). Rasul Petrus menasihati, "Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--," (1 Petrus 4:1).
Mengikut Yesus berarti rela kehilangan nyawa (Lukas 9:24), artinya tidak ada sesuatu pun yang layak kita pertahankan di dalam dunia ini; rela kehilangan sesuatu yang menurut kita penting dan berharga dalam hidup kita: reputasi, kehormatan, popularitas, harga diri demi Kristus. Mari belajar dari Paulus yang bertekad, "namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:20).
Mengikut Tuhan berarti kita tidak pernah malu karena nama Tuhan (Lukas 9:26). Ada banyak orang yang malu mengakui dirinya sebagai orang Kristen, malu mengakui Tuhan Yesus di depan orang banyak karena takut kehilangan popularitas, takut kehilangan jabatan, takut ditinggalkan oleh teman atau kawan, takut dimusuhi dan dikucilkan oleh lingkungan. Tuhan Yesus berkata, "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." (Markus 8:38). Kita tidak perlu malu memberitakan nama Yesus kepada dunia karena Dia adalah Tuhan dan Juruselamat kita.
Mengikut Tuhan Yesus adalah keputusan untuk hidup seturut kehendak-Nya, melayani-Nya dan menempatkan-Nya sebagai yang terutama di dalam hidup ini!
Subscribe to:
Posts (Atom)