Sunday, June 21, 2015

MENGIKUT TUHAN: Mau Membayar Harga (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Juni 2015

BacaLukas 9:22-27

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."  Lukas 9:23

Melalui perenungan ini kita kembali diingatkan bahwa untuk mengikut Tuhan Yesus ada harga yang harus dibayar.  Mengikut Tuhan Yesus adalah sebuah keputusan terbesar dalam hidup karena keputusan ini adalah keputusan sekali seumur hidup kita.

     Ketika kita memutuskan untuk mengikut Tuhan berarti kita siap mengikuti jalan-jalan-Nya, sebab ada tertulis,  "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."  (1 Yohanes 2:6).  Jangan mengikut Tuhan Yesus hanya karena satu tendensi yaitu mengejar berkat dan mujizat-Nya saja, sementara kita tidak mempedulikan keberadaan diri kita apakah kita sudah hidup benar di hadapan Tuhan atau belum, apakah jalan kita seturut dengan kehendak-Nya, apakah kita sudah membalas kasih Tuhan yang tak terukur,  "...betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya..."  (Efesus 3:18)  dengan melayani Dia sepenuh hati atau tidak.  Ada banyak orang Kristen hanya berpikiran bahwa yang terpenting Tuhan sudah memberkatiku, menyembuhkanku, memulihkanku, dan menjawab doa-doaku.  Kita hanya memanfaatkan Tuhan Yesus untuk mewujudkan segala keinginan kita.  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?"  (Lukas 9:25).

     Sekali lagi, ketika kita memutuskan untuk mengikut Tuhan berarti kita harus siap membayar harga.  Mengapa?  Karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu membayar harga,  "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."  (Lukas 9:22).  Kepada jemaat di Korintus rasul Paulus mengingatkan,  "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar"  (1 Korintus 6:20).  Tuhan Yesus membayar harga dengan mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib sehingga kita yang percaya kepada-Nya beroleh pengampunan dosa dan diselamatkan.

Mengikut Tuhan berarti harus siap dengan segala konsekuensinya!

Saturday, June 20, 2015

ON FIRE UNTUK TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2015

BacaRoma 12:9-21

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  Roma 12:11

Seiring dengan berjalannya waktu ada banyak orang Kristen yang tidak lagi bersemangat dalam melayani Tuhan dan mengalami titik jenuh.  Api dalam diri mereka tidak lagi berkobar-kobar, namun semakin meredup dan perlahan menjadi padam.  Mengapa?  Ujian, tantangan dan masalah yang terjadi dalam hidup mereka seringkali menjadi penyebab utamanya.  Ketika kita menjadikan pelayanan hanya sebatas aktivitas rutin dan ketika kita tidak lagi intensif membangun persekutuan dengan Tuhan  (karena kesibukan-kesibukan duniawi), berhati-hatilah!  Karena celah inilah yang dimanfaatkan Iblis untuk melemahkan dan menjatuhkan iman kita sehingga kita tidak lagi memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan.  Akhirnya kuasa Tuhan pun tidak bekerja secara optimal di dalam hidup kita karena kita sendiri yang menghalanginya.

     Saudara yang terkasih, having problems in life is normal, memiliki masalah dalam hidup ini adalah hal yang lumrah, dan semua orang pasti mengalminya.  Maka jika demikian tidak seharusnya kita menjadikan  'masalah'  sebagai alasan untuk kita tidak lagi punya semangat dalam melayani Tuhan.  Kalau kita mengenal dengan benar siapa Tuhan kita, menyadari anugerah keselamatan yang telah kita terima, memahami kehendak dan rencana Tuhan atas hidup kita, maka kita akan melayani Tuhan secara konsisten dan penuh semangat di segala situasi.  Seringkali ketika seseorang sedang terberkati secara materi, karir sedang menanjak, saat itulah ia begitu menggebu-gebu untuk Tuhan dan dengan suara lantang bisa berkata,  "God is good!"  Namun begitu keadaan terbalik atau tidak sesuai harapan, pelayanan pun terkena imbasnya.

     Bagaimana supaya kita tetap on fire bagi Tuhan?  Pulihkan kembali persekutuan yang karib dengan Tuhan.  "...engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan."  (Wahyu 2:3-4);  dan marilah kita fokus kepada janji Tuhan!  Percayalah bahwa jerih lelah kita untuk melayani Dia tidak pernah sia-sia.

Miliki tekad seperti Paulus yang  "...berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus."  Filipi 3:14