Friday, June 19, 2015

LAYAK MELAYANI TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2015

BacaMazmur 51:1-21

"Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!"  Mazmur 51:17

Merupakan suatu anugerah kalau kita diperkenan Tuhan untuk terlibat dalam pelayanan karena tidak semua orang beroleh kesempatan untuk melayani pekerjaan-Nya"Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."  (Matius 22:14).  Karena itu memenuhi panggilan sebagai pelayan Tuhan adalah suatu panggilan hidup yang sangat mulia dalam hidup orang percaya.

     Mengapa disebut mulia?  Karena tugas pelayan Tuhan adalah membawa orang lain kepada pertobatan dan keselamatan di dalam Yesus Kristus.  Pertobatan, dalam bahasa aslinya adalah metanoia, yang dapat diartikan sebagai perubahan pola pikir, suatu keadaan di mana seorang berdosa menyesal karena dosa-dosanya yang dinyatakan kepadanya oleh terang firman Tuhan dan gerakan Roh Kudus, sehingga dengan kehendaknya sendiri ia mengubah pikiran dan hatinya, lalu berbalik dari dosanya dan berpaling kepada Tuhan.

     Supaya layak untuk melayani Tuhan kita sendiri harus terlebih dahulu mengalami proses pembenaran dari Tuhan, sebab tanpa proses pembenaran tersebut tidak mungkin kita dapat menjadi berkat bagi orang lain dan melayani Tuhan.  "...orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya."  (1 Petrus 1:2).  Proses itu adalah:  memohon pengampunan atas segala dosa-dosa serta memohon pengudusan dan perkenanan dari Tuhan, dan semua itu hanya dapat kita terima dari Tuhan Yesus yaitu melalui pengorbananNya di kayu salib.  "Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!"  (Mazmur 51:9);  mengijinkan Roh Kudus mentahirkan, memulihkan dan memperbaharui hati kita karena hati kita menentukan arah hidup kita,  "Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!"  (Mazmur 51:12), barulah kita melangkah untuk  "...mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu."  (Mazmur 51:15).

Kerelaan diproses Tuhan membawa kita semakin layak memenuhi panggilan-Nya!

Thursday, June 18, 2015

KEGIGIHAN WANITA KANAAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juni 2015

BacaMarkus 7:24-30

"Tetapi perempuan itu menjawab: Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.'"  Markus 7:28

Banyak orang Kristen yang doa-doanya tidak beroleh jawaban karena mereka sendiri kurang gigih, kurang teguh dan kurang tekun dalam berdoa.  Inginnya sekali berdoa atau sekali meminta segala yang kita inginkan disediakan oleh Tuhan.  Namun  "...kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  (Ibrani 10:36).  Karena itu  "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!"  (Roma 12:12).

     Wanita Kanaan itu juga memanggil Yesus  "...ya Tuhan, Anak Daud..."  (Matius 15:22).  Meski berasal dari bangsa kafir ia memiliki pengenalan yang benar tentang Tuhan Yesus.  Ia percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dinanti-nantikan oleh orang-orang Yahudi,  "Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."  (Yohanes 7:42).  'Percaya'  inilah yang mendorong wanita itu mencari pertolongan kepada Tuhan Yesus.  Percaya adalah kunci untuk mengalami mujizat dan pertolongan dari Tuhan.  "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."  (Matius 21:22).  Andai ada kebimbangan atau keraguan sedikit pun niscaya wanita tersebut pasti akan mengurungkan niatnya untuk datang kepada Tuhan Yesus.

     Hal lain yang patut diteladani dari wanita Kanaan ini adalah kerendahan hatinya.  Ketika Tuhan Yesus berkata,  "...tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."  (Markus 7:27), Tuhan tidak bermaksud untuk menghina, merendahkan dan mempermalukan wanita itu di hadapan orang banyak, melainkan untuk menguji iman dan kesungguhannya.  Meski disebut  'anjing'  wanita Kanaan itu sama sekali tidak sakit hati, tersinggung atau marah, sebaliknya ia dengan rendah hati mengakui dan menyadari keberadaannya  (ayat nas).  Adalah tidak mudah bagi seseorang mengakui kelemahan dan mau merendahkan diri, umumnya orang lebih suka meninggikan diri dan dipuji.

Karena penuh kegigihan, percaya kepada Tuhan Yesus dan punya kerendahan hati, wanita Kanaan ini memperoleh apa yang dirindukan:  anaknya disembuhkan!