Wednesday, June 17, 2015

KEGIGIHAN WANITA KANAAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2015

BacaMatius 15:21-28

"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."  Matius 15:22

Dalam perjalanan kekristenan kita seringkali kita berpikiran bahwa Tuhan mengabaikan, melupakan dan bahkan tidak mau menjawab doa-doa yang telah sekian lama kita panjatkan.  Kita bertanya kepada Tuhan,  "Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?"  (Mazmur 13:2).  Akibatnya banyak yang menyerah di tengah jalan, putus asa, tidak lagi mau bertekun dalam doa.  Benarkah Tuhan tidak mempedulikan kita?  Benarkah Tuhan menutup telinga-Nya dan tidak mau mendengar doa-doa kita?

     Mari belajar dari kegigihan seorang wanita Kanaan yang memohon belas kasihan kepada Tuhan Yesus karena anak perempuannya kerasukan setan dan sangat menderita.  Dalam masyarakat Yahudi wanita berada di bawah laki-laki dan dipandang rendah, terlebih-lebih wanita ini adalah orang Kanaan, yang notabene bukan orang Yahudi, bagian dari bangsa yang terkutuk, suatu bangsa yang menyembah kepada berhala.  Oleh karena itu orang-orang Yahudi tidak bergaul dengan orang-orang Kanaan.  Bahkan mereka seringkali menyebut orang-orang yang tidak mengenal Tuhan atau orang kafir dengan istilah  'anjing'.  Secara manusia sesungguhnya wanita Kanaan ini punya alasan yang kuat untuk menjadi kecewa dan putus asa karena ia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah, dan peluang untuk mendapatkan pertolongan kecil sekali.

     Meski situasi sangat tidak mendukung, wanita ini tidak menyerah begitu saja, sebaliknya ia terus berusaha mendekati Tuhan Yesus dan memohon pertolongan-Nya, bahkan Alkitab menyatakan bahwa wanita itu terus berteriak-teriak memanggil nama Yesus,  "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud..."  (ayat nas),  "...Tuhan, tolonglah aku."  (Matius 15:25), ini menunjukkan bahwa wanita itu begitu gigih dan tidak mengenal kata menyerah.  Gigih berarti tetap teguh pada pendirian atau pikiran, keras hati, ulet dalam berusaha.  Karena ketekunannya Tuhan Yesus pun berpaling kepadanya.

Alkitab menasihatkan agar kita  "...berdoa dengan tidak jemu-jemu."  (Lukas 18:1).

Tuesday, June 16, 2015

MEMBATASI KUASA TUHAN: Perkataan Negatif (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Juni 2015

BacaUlangan 1:19-33

"Tetapi walaupun demikian, kamu tidak percaya kepada TUHAN, Allahmu,"  Ulangan 1:32

Jika sepuluh pengintai memberikan laporan yang negatif, berbeda dengan laporan Yosua dan Kaleb yang menunjukkan sikap optimistis:  "Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"  (Bilangan 13:30), karena percaya hal ini:  "TUHAN, Allahmu, yang berjalan di depanmu, Dialah yang akan berperang untukmu sama seperti yang dilakukan-Nya bagimu di Mesir, di depan matamu, dan di padang gurun, di mana engkau melihat bahwa TUHAN, Allahmu, mendukung engkau, seperti seseorang mendukung anaknya, sepanjang jalan yang kamu tempuh, sampai kamu tiba di tempat ini."  (Ulangan 1:30-31), sehingga yang keluar dari mulut mereka adalah perkataan positif karena mata rohani mereka tertuju kepada Tuhan!

     Apa reaksi umat Israel?  Mereka lebih mempercayai perkataan negatif 10 pengintai itu daripada janji Tuhan.  Mereka pun mulai kecewa dan berputus asa,  "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"  (Bilangan 14:2-3).  Mereka membatasi kuasa Tuhan dengan perkataan-perkataan negatif, padahal Tuhan telah berjanji akan memberikan Kanaan sebagai warisan dan mengalahkan musuh-musuh mereka.  Ketika menghadapi situasi-situasi sulit kita pun sering berlaku seperti 10 pengintai yang suka memperkatakan kegagalan, ketidakpercayaan, ketakutan, kebimbangan, kemustahilan dan sebagainya, sehingga berkat Tuhan pun menjadi terhalang.

     Terus memperkatakan yang negatif mendatangkan kutuk bagi mereka sendiri.  Sebagian besar dari mereka gagal menikmati Kanaan.  "Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya."  (Bilangan 14:22-23).

"Perut orang dikenyangkan oleh hasil mulutnya, ia dikenyangkan oleh hasil bibirnya."  Amsal 18:20