Saturday, June 13, 2015

RAHEL: Wanita Rajin

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Juni 2015

Baca:  Kejadian 29:1-14

"Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya."  Kejadian 29:9

Rahel adalah anak Laban, arti namanya adalah domba betina.  Pada masa itu domba adalah lambang kekayaan seseorang dan salah satu jenis binatang yang sangat produktif, karena dari bulunya bisa dihasilkan wol untuk bahan pakaian, dagingnya bisa dikonsumsi, susu untuk diminum dan bahan membuat keju, kulitnya dapat dijadikan tenda dan alat musik rebana, begitu pula dengan tanduknya bisa dijadikan shofar  (sangkakala/alat musik tiup).

     Rahel adalah sosok wanita yang rajin dan patuh kepada orangtua.  Terbukti ia mau melakukan pekerjaan yang tak lazim yaitu menggembalakan domba, padahal tugas menggembalakan kambing domba itu biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki.  Bekerja sebagai penggembala kambing domba membutuhkan kekuatan fisik, kesabaran dan juga keberanian menghadapi bahaya yang mengancam.  Rahel mampu melakukan tugas tersebut dengan baik.  Tetapi kebanyakan para gadis akan lebih memilih melakukan pekerjaan rumah tangga daripada harus berpanas-panas ria di padang belantara dengan alasan takut kulit menjadi hitam, takut bedaknya luntur, takut ada binatang buas dan sebagainya.  Namun Rahel bukanlah anak perempuan yang manja, suka berpangku tangan atau menghabiskan waktu di rumah untuk bersolek atau merias diri.  Alkitab mencatat,  "...Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya."  (Kejadian 29:17).  Dengan kecantikan yang dimilikinya ia tidak merasa gengsi untuk menggembalakan kambing domba.  Hal ini menunjukkan bahwa ia adalah tipe wanita yang rajin dan pekerja keras.

     Salah satu ciri orang yang rajin bekerja adalah tidak suka menunda-nunda pekerjaan.  Terlihat ketika bertemu Yakub, yang adalah sanak saudara ayahnya, tanpa menunda-nunda waktu  "...berlarilah Rahel menceritakannya kepada ayahnya."  (ayat 12).  Karena campur tangan Tuhan Rahel bertemu dengan Yakub, dan keduanya memiliki kesempatan untuk bekerjasama dalam menggembalakan kambing domba ayahnya, sehingga ternaknya pun menjadi semakin banyak.

Karena rajin bekerja Rahel diberkati Tuhan berlimpah:  bertemu jodoh dan dibukakan kandungannya, sehingga ia melahirkan 2 anak yaitu Yusuf dan Benyamin!

Friday, June 12, 2015

ORANG RAJIN: Diberi Kelimpahan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Juni 2015

Baca:  Kolose 3:22-25

"Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia."  Kolose 3:23

William A. Ward, seorang motivator Amerika, memberikan resep bagaimana menjadi sukses:  "Kunci kesuksesan adalah rajin belajar pada saat orang lain sedang tidur, rajin bekerja pada saat orang lain sedang bermalas-malasan, mempersiapkan diri pada waktu orang lain bermain-main, dan memiliki mimpi di saat orang lain memiliki keinginan."

     Intinya, untuk menjadi orang yang sukses dan berhasil ada harga yang harus dibayar yaitu berani keluar dari zona nyaman, mau bekerja lebih keras dari kebanyakan orang, serta mempergunakan waktu yang ada sebaik mungkin, karena  "...akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja."  (Yohanes 9:4).  Ketika kita mengerjakan bagian kita yaitu mengembangkan potensi yang Dia beri, bekerja dengan rajin dan senantiasa mengandalkan Tuhan, maka Ia pun akan mengerjakan bagian-Nya yaitu menyediakan berkat bagi kita.  Kalau kita bekerja asal-asalan, tidak rajin, sampai kapan pun kita tidak akan menerima hasilnya.  "Orang malas tidak akan menangkap buruannya, tetapi orang rajin akan memperoleh harta yang berharga."  (Amsal 12:27).

     Sebagai orang percaya kita harus bisa menjadi teladan dalam segala hal, salah satunya dalam hal pekerjaan.  Di mana pun kita bekerja dan apa pun tugasnya kita harus mengerjakannya dengan menjunjung nilai-nilai kebenaran firman Tuhan sebagaimana yang disampaikan rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, yaitu bekerja seperti untuk Tuhan.  Jika kita menyadari bahwa melalui pekerjaan, kita sedang bekerja untuk Tuhan dan melayani-Nya maka kita akan bekerja dengan rajin, segenap hati dan penuh dedikasi, sehingga  "...dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah."  (Kolose 3:24).

     Ketika bangsa Israel di padang gurun Tuhan mencukupi kebutuhan mereka dengan  'manna'  (roti sorga).  Bukan berarti bangsa Israel tidak perlu bekerja, tapi mereka juga harus rajin bangun pagi untuk memungut manna itu dan mengolahnya menjadi makanan yang bisa dinikmati.  Jika mereka malas mereka tidak akan mendapatkan manna.

Orang yang rajin bekerja pasti menerima berkat yang berbeda dari Tuhan:  kelimpahan, promosi dan kepercayaan!