Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Juni 2015
Baca: 2 Timotius 4:1-8
"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya," 2 Timotius 4:2
Tuhan Yesus datang ke dunia bukan hanya untuk menyelamatkan manusia dari dosa tapi Ia juga mengutus umat tebusan-Nya untuk melanjutkan misi-Nya. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita wajib untuk melaksanakan misi dari Tuhan ini.
Tugas memberitakan Injil bukanlah perkara yang mudah, tapi tidak ada alasan bagi orang percaya untuk mangkir dari tugas ini karena Tuhan telah menganugerahkan Roh Kudus untuk memampukan kita melaksanakan Amanat Agung-Nya tersebut. Kata "pergilah, jadikanlah" (Matius 28:19) merupakan dua kata kerja perintah yang aktif, artinya hal itu bukan lagi menjadi suatu opsi melainkan suatu keharusan yang harus dikerjakan, karena keberadaan orang percaya adalah sebagai duta Kristus, artinya kita mengemban suatu misi khusus dari Tuhan yaitu memberitakan Injil. Kata Injil berasal dari bahasa Yunani Evanggelion yang berarti berita baik atau good news, karena Injil adalah "...kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya," (Roma 1:16). Jangan pernah beranggapan bahwa tugas memberitakan Injil itu semata-mata tugas seorang penginjil, pendeta atau pelayan Tuhan! Semua orang percaya tanpa terkecuali memiliki tugas yang sama! Jika kita menyadari bahwa kita diselamatkan bukan karena perbuatan kita tetapi semata-mata karna kasih karunia melalui penebusan Kristus, jika kita rindu menyenangkan hati Tuhan, jika kita terbeban jiwa-jiwa dan jika kita menyadari bahwa kita ini dikasihi Tuhan dan dipilih sebagai anak-anak-Nya, maka kerajinan kita tidak akan pernah kendor dan roh kita akan terus menyala-nyala untuk melayani Tuhan.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam mengerjakan Amanat Agung Tuhan adalah sikap hati dalam melayani-Nya, kita harus melakukannya dengan hati yang tulus, bukan karena terpaksa atau tendensi tertentu. "Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik. Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas," (Filipi 1:15-17).
"...jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku." 1 Korintus 9:16
Saturday, June 6, 2015
Friday, June 5, 2015
HIDUP YANG BERARTI: Mengerjakan Misi (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Juni 2015
Baca: Yohanes 20:19-23
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Yohanes 20:21
Hidup kita akan menjadi sangat berarti apabila kita mengerjakan misi yang diperintahkan Tuhan. Kekristenan yang tidak mengerjakan misi adalah kekristenan yang sama seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemercing, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (baca Yakobus 2:17). Misi itu sesungguhnya sudah dimulai oleh Allah sendiri dengan mengirimkan Anak-Nya, Yesus Kristus, datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Misi Allah ini disebut dengan Missio Dei (missio: mengirimkan; Dei: Allah), artinya pengutusan yang dilakukan langsung oleh Allah dan digenapi melalui kedatangan Yesus ke dalam dunia sebagai tonggak sejarah dimulainya Perjanjian Baru.
Keberhasilan misi Allah dengan mengutus Putera-Nya Yesus Kristus ini akhirnya menghasilkan kumpulan orang-orang yang terpanggil untuk percaya, yang dalam bahasa Yunani disebut ekklesia, yang kemudian diterjemahkan menjadi gereja. Jadi gereja yang dimaksudkan di sini bukanlah gedung atau organisasi, melainkan setiap orang percaya.. Kini gereja atau setiap orang percaya memiliki tugas yaitu mengerjakan misi yang diamanatkan Tuhan Yesus, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20).
Perintah Tuhan ini disebut Amanat Agung. Tuhan Yesus tidak hanya memberi perintah, tapi Ia sendiri telah meninggalkan teladan hidup yang luar biasa dalam hal mengerjakan misi yang diamanatkan oleh Bapa di sorga. Dia berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34), "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8).
Puncak ketaatan Tuhan Yesus mengerjakan misi adalah melalui pengorbanan-Nya di kayu salib untuk menebus dosa manusia!
Baca: Yohanes 20:19-23
"Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." Yohanes 20:21
Hidup kita akan menjadi sangat berarti apabila kita mengerjakan misi yang diperintahkan Tuhan. Kekristenan yang tidak mengerjakan misi adalah kekristenan yang sama seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemercing, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati (baca Yakobus 2:17). Misi itu sesungguhnya sudah dimulai oleh Allah sendiri dengan mengirimkan Anak-Nya, Yesus Kristus, datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Misi Allah ini disebut dengan Missio Dei (missio: mengirimkan; Dei: Allah), artinya pengutusan yang dilakukan langsung oleh Allah dan digenapi melalui kedatangan Yesus ke dalam dunia sebagai tonggak sejarah dimulainya Perjanjian Baru.
Keberhasilan misi Allah dengan mengutus Putera-Nya Yesus Kristus ini akhirnya menghasilkan kumpulan orang-orang yang terpanggil untuk percaya, yang dalam bahasa Yunani disebut ekklesia, yang kemudian diterjemahkan menjadi gereja. Jadi gereja yang dimaksudkan di sini bukanlah gedung atau organisasi, melainkan setiap orang percaya.. Kini gereja atau setiap orang percaya memiliki tugas yaitu mengerjakan misi yang diamanatkan Tuhan Yesus, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu." (Matius 28:19-20).
Perintah Tuhan ini disebut Amanat Agung. Tuhan Yesus tidak hanya memberi perintah, tapi Ia sendiri telah meninggalkan teladan hidup yang luar biasa dalam hal mengerjakan misi yang diamanatkan oleh Bapa di sorga. Dia berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34), "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8).
Puncak ketaatan Tuhan Yesus mengerjakan misi adalah melalui pengorbanan-Nya di kayu salib untuk menebus dosa manusia!
Subscribe to:
Posts (Atom)