Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Mei 2015
Baca: Filipi 4:10-20
"Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." Filipi 4:11
Salah satu faktor yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan seseorang di zaman sekarang ini adalah perasaan kurang, tidak cukup atau tidak puas. Tak bisa dipungkiri bahwa semua orang menginginkan segala kebutuhannya tercukupi. Tapi apakah dengan tercukupinya segala kebutuhan secara otomatis akan membuat seseorang menemukan kebahagiaan? Contoh: kasus kawin-cerai yang dialami para selebriti, padahal dilihat secara materi hidup mereka serba berkecukupan, tapi mengapa mereka masih saja bercerai dan merasakan ketidakbahagiaan dalam hidupnya? Ternyata materi yang berlimpah tidak menjamin kebahagiaan seseorang. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai
kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:9). Ketidakpuasan yang tidak ada batasnya inilah yang mengakibatkan seseorang tidak mengalami kebahagiaan dalam hidup ini.
Bagaimana supaya kita senantiasa memiliki rasa cukup? Hiduplah berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Kebutuhan adalah segala hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika tidak terpenuhi dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya; fungsi dasar atas sesuatu yang secara esensial kita perlukan. Sedangkan keinginan adalah segala hasrat yang timbul dalam diri manusia yang jika tidak terpenuhi tidak akan mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Tapi ada banyak orang yang tidak bisa membedakannya sehingga dengan segala cara mereka berusaha untuk memenuhi segala keinginannya, padahal apa yang kita inginkan tidak selalu kita butuhkan. Perhatikan apa yang disampaikan rasul Paulus, "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19), artinya Tuhan berjanji akan memenuhi segala yang kita perlukan atau butuhkan, bukan berjanji akan memenuhi segala keinginan kita karena apa yang kita inginkan belum tentu merupakan kebutuhan kita.
Apakah keinginan tidak boleh dipenuhi? Boleh-boleh saja asalkan semua kebutuhan utama kita telah mendapatkan perhatian dan pemenuhan, sebab sampai kapan pun keinginan manusia tidak ada habisnya.
Karena itu "...cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu." Ibrani 13:5
Saturday, May 23, 2015
Friday, May 22, 2015
JANGAN MAKAN SECARA BERLEBIHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2015
Baca: Keluarkan 16:13-21
"Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya." Keluaran 16:18b
Bagaimana kita bisa memuliakan Tuhan dan melayani Dia sepenuh hati jika tubuh jasmani kita terserang sakit-penyakit? Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang jatuh sakit adalah tidak bisa menjaga pola makannya sehari-hari dengan baik, makan makanan dengan sembarangan. Padahal ketika kita makan makanan dengan sembarangan sama artinya kita sedang meracuni tubuh sendiri dengan makanan tersebut. Semisal mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas dan juga beresiko terserang penyakit lainnya, seperti kolesterol, jantung dan juga kanker. Bahkan ada banyak orang yang ketika melihat makanan tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga mereka akan makan makanan itu dalam porsi yang sangat berlebihan.
Alkitab mengajarkan kita untuk makan makanan yang secukupnya atau seperlunya, bukan makan makanan dalam porsi yang berlebihan. Prinsip makan makanan yang secukupnya ini sudah diajarkan oleh Tuhan sejak zaman kehidupan bangsa Israel ketika mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Pada waktu bangsa Israel bersungut-sungut perihal makanan, "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3), kemudian Tuhan memberi mereka 'manna' (roti sorga). Tuhan pun berfirman, "Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya;" (Keluaran 16:16), jika mereka mengambilnya sampai sisa (secara berlebihan), maka makanan itu akan berulat dan berbau busuk.
Tuhan Yesus juga mengajarkan kita berdoa dalam doa Bapa Kami, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11), artinya Tuhan mengajarkan kita supaya tidak makan secara berlebihan, tapi secukupnya, sesuai dengan kebutuhan. Bukan berarti Tuhan tidak sanggup memberkati dengan berlimpah, tapi ini bertujuan supaya kita bisa mengendalikan diri atau memiliki penguasaan diri.
"Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya." Amsal 25:16
Baca: Keluarkan 16:13-21
"Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya." Keluaran 16:18b
Bagaimana kita bisa memuliakan Tuhan dan melayani Dia sepenuh hati jika tubuh jasmani kita terserang sakit-penyakit? Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang jatuh sakit adalah tidak bisa menjaga pola makannya sehari-hari dengan baik, makan makanan dengan sembarangan. Padahal ketika kita makan makanan dengan sembarangan sama artinya kita sedang meracuni tubuh sendiri dengan makanan tersebut. Semisal mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas dan juga beresiko terserang penyakit lainnya, seperti kolesterol, jantung dan juga kanker. Bahkan ada banyak orang yang ketika melihat makanan tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga mereka akan makan makanan itu dalam porsi yang sangat berlebihan.
Alkitab mengajarkan kita untuk makan makanan yang secukupnya atau seperlunya, bukan makan makanan dalam porsi yang berlebihan. Prinsip makan makanan yang secukupnya ini sudah diajarkan oleh Tuhan sejak zaman kehidupan bangsa Israel ketika mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Pada waktu bangsa Israel bersungut-sungut perihal makanan, "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3), kemudian Tuhan memberi mereka 'manna' (roti sorga). Tuhan pun berfirman, "Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya;" (Keluaran 16:16), jika mereka mengambilnya sampai sisa (secara berlebihan), maka makanan itu akan berulat dan berbau busuk.
Tuhan Yesus juga mengajarkan kita berdoa dalam doa Bapa Kami, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11), artinya Tuhan mengajarkan kita supaya tidak makan secara berlebihan, tapi secukupnya, sesuai dengan kebutuhan. Bukan berarti Tuhan tidak sanggup memberkati dengan berlimpah, tapi ini bertujuan supaya kita bisa mengendalikan diri atau memiliki penguasaan diri.
"Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya." Amsal 25:16
Subscribe to:
Posts (Atom)