Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Mei 2015
Baca: Keluarkan 16:13-21
"Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya." Keluaran 16:18b
Bagaimana kita bisa memuliakan Tuhan dan melayani Dia sepenuh hati jika tubuh jasmani kita terserang sakit-penyakit? Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang jatuh sakit adalah tidak bisa menjaga pola makannya sehari-hari dengan baik, makan makanan dengan sembarangan. Padahal ketika kita makan makanan dengan sembarangan sama artinya kita sedang meracuni tubuh sendiri dengan makanan tersebut. Semisal mengkonsumsi makanan berlemak yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas dan juga beresiko terserang penyakit lainnya, seperti kolesterol, jantung dan juga kanker. Bahkan ada banyak orang yang ketika melihat makanan tidak bisa mengendalikan dirinya, sehingga mereka akan makan makanan itu dalam porsi yang sangat berlebihan.
Alkitab mengajarkan kita untuk makan makanan yang secukupnya atau seperlunya, bukan makan makanan dalam porsi yang berlebihan. Prinsip makan makanan yang secukupnya ini sudah diajarkan oleh Tuhan sejak zaman kehidupan bangsa Israel ketika mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Pada waktu bangsa Israel bersungut-sungut perihal makanan, "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika
kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!
Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh
seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3), kemudian Tuhan memberi mereka 'manna' (roti sorga). Tuhan pun berfirman, "Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya;" (Keluaran 16:16), jika mereka mengambilnya sampai sisa (secara berlebihan), maka makanan itu akan berulat dan berbau busuk.
Tuhan Yesus juga mengajarkan kita berdoa dalam doa Bapa Kami, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11), artinya Tuhan mengajarkan kita supaya tidak makan secara berlebihan, tapi secukupnya, sesuai dengan kebutuhan. Bukan berarti Tuhan tidak sanggup memberkati dengan berlimpah, tapi ini bertujuan supaya kita bisa mengendalikan diri atau memiliki penguasaan diri.
"Kalau engkau mendapat madu, makanlah secukupnya, jangan sampai engkau terlalu kenyang dengan itu, lalu memuntahkannya." Amsal 25:16
Friday, May 22, 2015
Thursday, May 21, 2015
ANGGUR BARU DI KANTONG BARU
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Mei 2015
Baca: Lukas 5:36-39
"Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula." Lukas 5:38
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang kaya, karena itu Dia berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Namun banyak orang Kristen kurang bersemangat dalam mengiring Tuhan oleh karena beratnya pergumulan hidup. Seringkali timbul pertanyaan di benak mereka, "Katanya Tuhan memberi hidup yang berkelimpahan dan merancangkan hari depan yang penuh harapan. Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun tapi hidupku tetap saja seperti ini, tidak ada perubahan." Ayat nas menyatakan, "...anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.". Sesungguhnya Tuhan sangat ingin mencurahkan berkat-berkat-Nya secara melimpah ke dalam hidup anak-anak-Nya, tapi yang menjadi persoalan adalah kita sendiri yang seringkali belum siap menerima curahan berkat Tuhan tersebut. Suatu contoh: banyak di antara orang Kristen yang ketika hidupnya masih pas-pasan dan penghasilannya masih sedikit sudah tidak mau taat dan setia mengembalikan persepuluhan, padahal firman Tuhan berkata, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:8, 10). Masih berpenghasilan sedikit saja kita tidak taat mengembalikan persepuluhan, bagaimana kalau nantinya kita berpenghasilan besar, kita merasa 'sayang' mengembalikan uang persepuluhan.
Ketaatan dan kesetiaan dalam mengerjakan perkara-perkara rohani inilah yang akan menuntun kita kepada berkat! Selama kita tidak mau taat mulai dari perkara-perkara kecil, Tuhan tidak akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita.
Untuk mengalami penggenapan janji firman-Nya kita harus mau dibentuk, diproses oleh Tuhan sampai kita benar-benar layak di hadapan Tuhan dan memiliki kapasitas baru yang siap menerima curahan berkat-Nya.
Baca: Lukas 5:36-39
"Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula." Lukas 5:38
Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang kaya, karena itu Dia berkata, "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10b). Namun banyak orang Kristen kurang bersemangat dalam mengiring Tuhan oleh karena beratnya pergumulan hidup. Seringkali timbul pertanyaan di benak mereka, "Katanya Tuhan memberi hidup yang berkelimpahan dan merancangkan hari depan yang penuh harapan. Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun tapi hidupku tetap saja seperti ini, tidak ada perubahan." Ayat nas menyatakan, "...anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.". Sesungguhnya Tuhan sangat ingin mencurahkan berkat-berkat-Nya secara melimpah ke dalam hidup anak-anak-Nya, tapi yang menjadi persoalan adalah kita sendiri yang seringkali belum siap menerima curahan berkat Tuhan tersebut. Suatu contoh: banyak di antara orang Kristen yang ketika hidupnya masih pas-pasan dan penghasilannya masih sedikit sudah tidak mau taat dan setia mengembalikan persepuluhan, padahal firman Tuhan berkata, "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:8, 10). Masih berpenghasilan sedikit saja kita tidak taat mengembalikan persepuluhan, bagaimana kalau nantinya kita berpenghasilan besar, kita merasa 'sayang' mengembalikan uang persepuluhan.
Ketaatan dan kesetiaan dalam mengerjakan perkara-perkara rohani inilah yang akan menuntun kita kepada berkat! Selama kita tidak mau taat mulai dari perkara-perkara kecil, Tuhan tidak akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita.
Untuk mengalami penggenapan janji firman-Nya kita harus mau dibentuk, diproses oleh Tuhan sampai kita benar-benar layak di hadapan Tuhan dan memiliki kapasitas baru yang siap menerima curahan berkat-Nya.
Subscribe to:
Posts (Atom)