Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Mei 2015
Baca: Kolose 3:5-17
"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara
kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang
akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan
nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." Kolose 3:16
Perkataan yang diucapkan oleh Kristus itu bukan berasal dari akal manusia melainkan perkataan yang diberikan oleh Bapa kepada-Nya untuk diucapkan. Tertulis: "Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang
harus Aku katakan dan Aku sampaikan." (Yohanes 12:49). Karena itu kita yang mengaku diri sebagai pengikut Kristus sudah selayaknya "...perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya..." di dalam kita.
Memperkatakan perkataan Kristus berarti memperkatakan firman Tuhan. Mengapa setiap anak Tuhan harus selalu memperkatakan firman Tuhan? Karena firman-Nya itu hidup dan berkuasa. "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan
pikiran hati kita." (Ibrani 4:12) dan "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Itulah sebabnya ketika seseorang memberitakan firman Tuhan kepada orang lain, perkataannya itu dapat menjamah, menggerakkan, mengubah dan membuat orang lain menjadi hancur hati sehingga mereka mau menerima Injil dan percaya kepada Tuhan Yesus. Itu bukan karena kehebatan seseorang atau karena ia fasih bicara, tapi karena kuasa firman yang bekerja!
Kita harus memperkatakan firman Tuhan sebagai bukti bahwa kita ini percaya terhadap firman-Nya. Rasul Paulus mengatakan, "Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: 'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan
sebab itu kami juga berkata-kata." (2 Korintus 4:13).
"demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali
kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." Yesaya 55:11
Tuesday, May 19, 2015
Monday, May 18, 2015
LIDAH: Memperkatakan Firman (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Mei 2015
Baca: 1 Petrus 4:7-11
"Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;" 1 Petrus 4:11
Kita harus berhati-hati dan waspada terhadap setiap ucapan atau perkataan yang keluar dari mulut kita, karena di dalam ucapan terkandung suatu kuasa, baik itu kuasa yang mendatangkan kebaikan atau keburukan, kuasa yang bersifat membangun atau justru merusak, yang kesemuanya bergantung bagaimana kita bisa mengendalikannya.
Sadar atau tidak, setiap hari kita berada di dalam pertempuran melawan Iblis, dunia dan juga kedagingan kita sendiri. Karena itu kita tidak boleh sedikit pun menjadi lelah dan kendor untuk berjaga-jaga. "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16). Salah satu bentuk kewaspadaan kita adalah dengan mendisiplinkan, mengontrol dan menundukkan satu bagian dari tubuh kita yang dapat mempengaruhi seluruh eksistensi kita yaitu lidah. Begitu kita dapat menundukkan bagian tubuh yang satu ini maka kita akan mampu mendisiplinkan seluruh tubuh kita. "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (Yakobus 3:2). Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu mengendalikan lidah kita, hanya dengan menyerahkan di bawah pengawasan Roh Kuduslah kita akan beroleh kekuatan untuk mendisiplinkan dan mengontrol lidah kita. Karena itu Daud berdoa, "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3). Dengan pertolongan Roh Kudus kita akan mampu memfungsikan lidah kita dengan benar, supaya "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;" (ayat nas).
Adalah keharusan untuk kita memperkatakan perkataan yang positif, bukan perkataan yang kosong, hambar, kotor dan sia-sia. Karena itu marilah kita meneladani perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus. Mengapa? Karena "Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." (Yohanes 6:63b).
Perkataan kita akan selaras dengan perkataan Tuhan Yesus jika kita senantiasa mengisi perbendaharaan hati kita dengan firman-Nya!
Baca: 1 Petrus 4:7-11
"Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;" 1 Petrus 4:11
Kita harus berhati-hati dan waspada terhadap setiap ucapan atau perkataan yang keluar dari mulut kita, karena di dalam ucapan terkandung suatu kuasa, baik itu kuasa yang mendatangkan kebaikan atau keburukan, kuasa yang bersifat membangun atau justru merusak, yang kesemuanya bergantung bagaimana kita bisa mengendalikannya.
Sadar atau tidak, setiap hari kita berada di dalam pertempuran melawan Iblis, dunia dan juga kedagingan kita sendiri. Karena itu kita tidak boleh sedikit pun menjadi lelah dan kendor untuk berjaga-jaga. "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Efesus 5:15-16). Salah satu bentuk kewaspadaan kita adalah dengan mendisiplinkan, mengontrol dan menundukkan satu bagian dari tubuh kita yang dapat mempengaruhi seluruh eksistensi kita yaitu lidah. Begitu kita dapat menundukkan bagian tubuh yang satu ini maka kita akan mampu mendisiplinkan seluruh tubuh kita. "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (Yakobus 3:2). Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu mengendalikan lidah kita, hanya dengan menyerahkan di bawah pengawasan Roh Kuduslah kita akan beroleh kekuatan untuk mendisiplinkan dan mengontrol lidah kita. Karena itu Daud berdoa, "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!" (Mazmur 141:3). Dengan pertolongan Roh Kudus kita akan mampu memfungsikan lidah kita dengan benar, supaya "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;" (ayat nas).
Adalah keharusan untuk kita memperkatakan perkataan yang positif, bukan perkataan yang kosong, hambar, kotor dan sia-sia. Karena itu marilah kita meneladani perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus. Mengapa? Karena "Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup." (Yohanes 6:63b).
Perkataan kita akan selaras dengan perkataan Tuhan Yesus jika kita senantiasa mengisi perbendaharaan hati kita dengan firman-Nya!
Subscribe to:
Posts (Atom)