Monday, May 18, 2015

LIDAH: Memperkatakan Firman (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Mei 2015

Baca:  1 Petrus 4:7-11

"Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;"  1 Petrus 4:11

Kita harus berhati-hati dan waspada terhadap setiap ucapan atau perkataan yang keluar dari mulut kita, karena di dalam ucapan terkandung suatu kuasa, baik itu kuasa yang mendatangkan kebaikan atau keburukan, kuasa yang bersifat membangun atau justru merusak, yang kesemuanya bergantung bagaimana kita bisa mengendalikannya.

     Sadar atau tidak, setiap hari kita berada di dalam pertempuran melawan Iblis, dunia dan juga kedagingan kita sendiri.  Karena itu kita tidak boleh sedikit pun menjadi lelah dan kendor untuk berjaga-jaga.  "...perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  (Efesus 5:15-16).  Salah satu bentuk kewaspadaan kita adalah dengan mendisiplinkan, mengontrol dan menundukkan satu bagian dari tubuh kita yang dapat mempengaruhi seluruh eksistensi kita yaitu lidah.  Begitu kita dapat menundukkan bagian tubuh yang satu ini maka kita akan mampu mendisiplinkan seluruh tubuh kita.  "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya."  (Yakobus 3:2).  Dengan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu mengendalikan lidah kita, hanya dengan menyerahkan di bawah pengawasan Roh Kuduslah kita akan beroleh kekuatan untuk mendisiplinkan dan mengontrol lidah kita.  Karena itu Daud berdoa,  "Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!"  (Mazmur 141:3).  Dengan pertolongan Roh Kudus kita akan mampu memfungsikan lidah kita dengan benar, supaya  "Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;"  (ayat nas).

     Adalah keharusan untuk kita memperkatakan perkataan yang positif, bukan perkataan yang kosong, hambar, kotor dan sia-sia.  Karena itu marilah kita meneladani perkataan-perkataan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus.  Mengapa?  Karen"Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup."  (Yohanes 6:63b).

Perkataan kita akan selaras dengan perkataan Tuhan Yesus jika kita senantiasa mengisi perbendaharaan hati kita dengan firman-Nya!

Sunday, May 17, 2015

HIDUP DAN MATI DIKUASAI LIDAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Mei 2015

Baca:  Hakim-Hakim 12:1-7

"Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang."  Hakim-Hakim 12:6b

Mengapa kita harus bisa mengendalkan lidah atau ucapan kita?  Karena ucapan yang keluar dari mulut kita itu akan menunjukkan jati diri kita, menggambarkan siapa diri kita sesungguhnya.  Ada tertulis,  "Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat."  (Matius 12:35).

     Ada satu kisah menarik di dalam Alkitab yang berkenaan dengan ucapan seseorang yang ternyata menentukan hidup dan matinya.  Pada waktu itu, terjadi peperangan antara suku Gilead dan Efraim.  Peperangan tersebut dimenangkan oleh suku Gilead.  Mereka menduduki tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan dengan tujuan untuk mengantisipasi kedatangan orang-orang Efraim yang telah tercerai-berai yang berusaha untuk menemukan jalan pulang ke rumah mereka melalui jalur sungai di tepi-tepi sungai Yordan.  Setiap kali bertemu dengan orang yang menyeberang sungai Yordan suku Gilead akan bertanya,  "'Orang Efraimkah engkau?' Dan jika ia menjawab: 'Bukan,' maka mereka berkata kepadanya: 'Coba katakan dahulu: syibolet.' Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu."  (Hakim-Hakim 12:5-6).  Hanya karena salah dalam mengucapkan satu kata  'syibolet'  akhirnya terbongkarlah jati diri  (identitas)  seseorang dan sekaligus menjadi penentu hidup dan mati seseorang, sehingga tewaslah 42.000 ribu orang dari suku Efraim!

     Berhati-hatilah dengan ucapan kita, karena apa yang ada di dalam hati akan terungkap melalui ucapan bibir kita.  Jadi tutur kata atau ucapan seseorang adalah penyingkap rahasia yang jitu, yang akan memberikan gambaran jelas mengenai karakter sekaligus isi hati dari orang yang mengucapkannya.  Bahkan lidah kita dan ucapan-ucapan kita dapat menentukan jalan hidup kita sendiri, apakah kita akan hidup dalam kemenangan atau kekalahan, berkat atau kutuk.

"Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."  Matius 12:37