Tuesday, May 12, 2015

BELAS KASIHAN TUHAN DAN IMAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Mei 2015

Baca:  Matius 9:35-38

"Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan."  Matius 9:35

Berdasarkan ayat nas di atas, secara garis besar ada tiga pekerjaan yang Tuhan Yesus lakukan selama berada di bumi yaitu:  mengajar, memberitakan kabar baik dan menyembuhkan.  Ini menunjukkan bahwa misi Tuhan Yesus adalah untuk melayani, bukan dilayani.  "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28).  Dasar untuk melayani orang lain adalah kasih.  Tanpa memiliki kasih seseorang tidak mungkin bisa melayani orang lain dengan benar, tetapi tendensius.

     Apa itu belas kasihan?  Adalah emosi seseorang yang muncul akibat melihat penderitaan orang lain;  perasaan iba melihat orang lain menderita.  Belas kasihan itu lebih kuat daripada empati karena menimbulkan suatu tindakan aktif untuk meringankan penderitaan orang lain.  Inilah hati Tuhan Yesus!  Hati yang dipenuhi oleh belas kasihan.  Setiap mujizat yang dihasilkan dari pelayanan Tuhan Yesus adalah hasil dari belas kasihan yang timbul dalam hati-Nya.  Di mana pun dan kapan pun bertemu dengan orang-orang yang bermasalah, hati Tuhan Yesus selalu tergerak untuk menolong mereka.  Ketika bertemu dengan orang yang sakit kusta Tuhan Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang kusta tersebut.  Seketika itu juga tahirlah orang tersebut dari kustanya  (Matius 8:1-4);  ketika melihat ibu mertua Petrus sakit demam, hati Tuhan Yesus pun tergerak oleh belas kasihan, Ia memegang tangan perempuan itu dan lenyaplah demamnya  (Matius 8:14-17);  ketika bertemu dengan orang lumpuh, berkatalah Tuhan Yesus kepadanya,  "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"  (Matius 9:6), maka berjalanlah orang yang tadinya lumpuh itu;  ketika bertemu dengan dua orang yang buta, dijamah-Nya mereka, maka meleklah matanya  (baca  Matius 9:27-31).

     Alkitab mencatat banyak sekali mujizat yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus berkenaan dengan segala macam penyakit, dan kesembuhan terjadi oleh karena belas kasihan yang ditunjukkan Tuhan Yesus!  (Bersambung)

Monday, May 11, 2015

ORANG BENAR DIBELA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Mei 2015

Baca:  Daniel 3:1-30

"siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"  Daniel 3:6

Apa reaksi seseorang ketika hidup dalam tekanan dan ancaman, apalagi ini berhubungan dengan nyawa?  Pasti akan mengalami ketakutan yang luar biasa, pasrah dan mungkin akan memilih untuk berkompromi daripada harus menanggung resiko.  Tapi hal ini tidak dilakukan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego, rekan-rekan Daniel.  Meski hidup dalam tekanan dan ancaman di Babel ketiga pemuda ini tidak melepaskan kepercayaannya dan kemudian menyangkal Tuhan seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang di zaman sekarang ini.  Mereka tetap teguh pendirian dan tidak terbawa arus!

     Suatu ketika  "Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel."  (Daniel 3:1), dan memberi titah bahwa siapa pun yang tidak mau menyembah kepada patung, mereka akan dilemparkan ke dapur perapian yang menyala-nyala.  Karena ketiga pemuda itu tidak turut serta menyembah patung buatan raja, orang-orang Kasdim pun melaporkannya kepada raja sehingga raja memerintahkan supaya tiga pemuda itu dilemparkan ke dapur perapian.  Jawab ketiga pemuda itu,  "Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."  (Daniel 3:17-18).  Jaewaban ini menimbulkan kegeraman yang luar biasa dalam diri raja sehingga tungku perapian pun dibuat 7x lebih panas dari yang biasanya.

     Apa yang terjadi?  Ketiga pemuda itu sama sekali tidak hangus terbakar oleh api yang menyala-nyala, padahal orang-orang yang mengangkat mereka hangus terbakar.  Melalui peristiwa itu nama Tuhan ditinggikan dan dipermuliakan;  dan sejak saat itu raja Nebukadnezar mengeluarkan titah baru yaitu rakyat Babel tidak boleh melakukan penghinaan terhadap Tuhan-nya Sadrakh, Mesakh dan Abenego!  Terpujilah Tuhan!

Selalu ada mujizat bagi orang-orang yang taat, karena  "Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar,"  (Mazmur 34:16).