Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2015
Baca: Daniel 6:1-29
"Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu,
karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk
menempatkannya atas seluruh kerajaannya." Daniel 6:4
Ayat nas menyatakan bahwa Daniel mempunyai roh yang luar biasa, memiliki kemampuan di atas rata-rata sebagai buah kedisiplinannya mengerjakan perkara-perkara rohani. Itu tidak terjadi begitu saja, tapi karena ia mau membayar harga!
Ketika mendapatkan penglihatan dari Tuhan Daniel tidak dengan serta merta langsung pamer atau mem-blow up penglihatan yang diterimanya kepada orang lain supaya mereka tahu betapa rohaninya ia, tapi ia mampu menahan diri atau menyimpan perkara tersebut dan menunggu waktu yang tepat untuk menyampaikannya. "Adapun aku, Daniel, pikiran-pikiranku sangat menggelisahkan aku,
sehingga aku menjadi pucat; dan aku menyimpan hal itu dalam ingatanku." (Daniel 7:28). Ini menunjukkan bahwa Daniel memiliki penguasaan diri, yang merupakan satu dari sembilan buah Roh yang harus dimiliki oleh orang percaya (Galatia 5:22-23). Tidak semua orang mendapatkan penglihatan dari Tuhan, hanya orang-orang yang bergaul karib dengan-Nya. "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Ini bukti bahwa Daniel memiliki kekariban dengan Tuhan! Alkitab menyatakan, "...Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut
firman TUHAN kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing
Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun." (Daniel 9:2). Kalimat 'memperhatikan dalam kumpulan kitab' menunjukkanbahwa Daniel senantiasa membaca, mempelajari dan merenungkan firman Tuhan itu siang dan malam.
Kuasa firman itulah yang bekerja di dalam diri Daniel sehingga ia tampil sebagai pribadi yang luar biasa. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu,
mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7). Ia pun suka bersekutu dengan Tuhan (Daniel 6:11), bahkan berpuasa selama 21 hari (Daniel 10:2-3).
Tanpa kedisiplinan rohani yang tinggi Daniel tidak akan mampu melewati setiap tantangan!
Sunday, May 10, 2015
Saturday, May 9, 2015
DANIEL: Lebih Dari Pemenang (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Mei 2015
Baca: Daniel 2:1-49
"Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!" Daniel 2:20
Selama bekerja di istana Babel Daniel dan ketiga rekannya menunjukkan kualitas hidup yang di atas rata-rata, dan raja mendapati bahwa kemampuan mereka melebihi pegawai-pegawai raja lainnya dalam hal hikmat dan kebijaksanaan. Alkitab menyatakan: "Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya." (Daniel 1:20), sehingga raja sangat mengasihi mereka. Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu banyak pihak yang tidak menyukainya dan berusaha untuk mencelakainya.
Orang-orang Kasdim sangat tidak menyukai Daniel dan kebenciannya semakin memuncak ketika tahu bahwa Daniel berhasil memberitahukan arti mimpi raja, sehingga raja menganugerahinya "...dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel." (Daniel 2:48), dan "Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja." (Daniel 2:49). Selain itu para pejabat kerajaan juga selalu mencari-cari alasan dan dakwaan terhadap Daniel. Meski demikian mereka tidak mendapati sedikit pun kesalahan dalam diri Daniel, yang ada hanya hal ibadahnya kepada Tuhan, sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hidup Daniel. Mereka meminta raja untuk membuat peraturan baru: "...barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa." (Daniel 6:8).
Takut dan gemetarkah Daniel? Tidak. Daniel tetap membangun persekutuan dengan Tuhan seperti yang biasa dilakukan, "...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11). Meski harus menanggung resiko dimasukkan ke gua singa, Daniel tetap tidak mau berkompromi dengan dosa.
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak." Mazmur 32:7
Baca: Daniel 2:1-49
"Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan!" Daniel 2:20
Selama bekerja di istana Babel Daniel dan ketiga rekannya menunjukkan kualitas hidup yang di atas rata-rata, dan raja mendapati bahwa kemampuan mereka melebihi pegawai-pegawai raja lainnya dalam hal hikmat dan kebijaksanaan. Alkitab menyatakan: "Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya." (Daniel 1:20), sehingga raja sangat mengasihi mereka. Hal ini menimbulkan masalah baru yaitu banyak pihak yang tidak menyukainya dan berusaha untuk mencelakainya.
Orang-orang Kasdim sangat tidak menyukai Daniel dan kebenciannya semakin memuncak ketika tahu bahwa Daniel berhasil memberitahukan arti mimpi raja, sehingga raja menganugerahinya "...dengan banyak pemberian yang besar, dan dibuatnya dia menjadi penguasa atas seluruh wilayah Babel dan menjadi kepala semua orang bijaksana di Babel." (Daniel 2:48), dan "Atas permintaan Daniel, raja menyerahkan pemerintahan wilayah Babel itu kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sedang Daniel sendiri tinggal di istana raja." (Daniel 2:49). Selain itu para pejabat kerajaan juga selalu mencari-cari alasan dan dakwaan terhadap Daniel. Meski demikian mereka tidak mendapati sedikit pun kesalahan dalam diri Daniel, yang ada hanya hal ibadahnya kepada Tuhan, sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hidup Daniel. Mereka meminta raja untuk membuat peraturan baru: "...barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa." (Daniel 6:8).
Takut dan gemetarkah Daniel? Tidak. Daniel tetap membangun persekutuan dengan Tuhan seperti yang biasa dilakukan, "...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11). Meski harus menanggung resiko dimasukkan ke gua singa, Daniel tetap tidak mau berkompromi dengan dosa.
"Engkaulah persembunyian bagiku, terhadap kesesakan Engkau menjaga aku, Engkau mengelilingi aku, sehingga aku luput dan bersorak." Mazmur 32:7
Subscribe to:
Posts (Atom)