Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Mei 2015
Baca: 1 Raja-Raja 11:14-40
"Dan untuk itu Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya." 1 Raja-Raja 11:39
Umumnya, jatuhnya kehormatan manusia tidak jauh dari kasus klasik yang mencakup 3 hal: harta, tahta dan wanita. Inilah yang terjadi dan dialami oleh Salomo! Karena kedudukannya sebagai raja dengan harta yang berlimpah maka kesempatan bagi Salomo untuk memuaskan segala keinginannya semakin terbuka lebar.
Pada waktu itu Salomo mulai membangun hubungan dan mencintai perempuan-perempuan bangsa Kanaan dan terlibat dalam pergaulan yang buruk. Padahal firman Tuhan sudah sangat jelas memperingatkan agar ia tidak bergaul dengan mereka, tetapi Salomo tidak menghiraukan peringatan Tuhan tersebut. Benteng pertahanan iman Salomo menjadi runtuh dan ia pun gagal mempertahankan kemurnian hatinya, "sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya." (1 Raja-Raja 11:4). Bahkan ketika isteri-isterinya meminta dia untuk membangun bukit-bukit pengorbanan bagi allah-allah mereka, Salomo tak kuasa untuk menolak. "Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa
kejijikan
sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan
bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu,
yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada
allah-allah mereka." (1 Raja-Raja 11:7-8). Karena tidak lagi hidup dalam ketaatan maka berfirmanlah Tuhan kepada Salomo, "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada
perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu,
maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan
memberikannya kepada hambamu." (1 Raja-Raja 11:11).
Tuhan membangkitkan lawan-lawan bagi Salomo (baca 1 Raja-Raja 11:14-40), dan di akhir hidupnya tanda-tanda kemerosotan dan perpecahan kerajaan Israel menjadi kenyataan: Kerajaan Israel terpecah menjadi 2 bagian yaitu kerajaan Israel bagian utara dengan ibukota di Samaria, dan kerajaan Yehuda dengan ibukota di Yerusalem.
Karena terlibat pergaulan dengan perempuan-perempuan asing Salomo mengalami kemerosotan rohani dan jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala!
Thursday, May 7, 2015
Wednesday, May 6, 2015
SALOMO: Akibat Pergaulan Buruk (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Mei 2015
Baca: 1 Raja-Raja 11:1-13
"Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." 1 Raja-Raja 11:2
Tuhan menciptakan manusia bukan sebagai makhluk individu melainkan sebagai makhluk sosial, artinya kita tidak bisa hidup seorang diri, tapi membutuhkan orang lain. Kita perlu membangun hubungan dengan orang lain, saling berinteraksi. Pergaulan merupakan salah satu cara kita bersosialisasi. Tetapi yang harus diperhatikan adalah jangan sembarangan bergaul, sebab jika kita salah bergaul akan berdampak buruk bagi kehidupan kita.
Berada di lingkungan yang baik serta ditunjang pergaulan yang baik sama artinya sedang memupuk kekuatan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang buruk. Sebaliknya, ketika kita terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat sama artinya kita sedang membuka celah selebar-lebarnya terhadap hal-hal yang buruk untuk mempengaruhi kita. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33), sebab "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).
Mari belajar dari kisah hidup Salomo yang dalam bahasa Ibraninya Shelomoh, memiliki arti damai. Nama lain dari Salomo adalah Yedija, yang berarti dikasihi oleh Tuhan. "...dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh (Daud) menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN." (2 Samuel 12:25). Karena kasih-Nya kepada Salomo Tuhan pun berfirman, "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku." (2 Samuel 7:13-14a). Alkitab juga mencatat bahwa Tuhan menampakkan diri kepada Salomo sebanyak 2x yaitu saat Salomo meminta hikmat dan ketika mendirikan Bait Suci. Di setiap kesempatan Tuhan selalu memperingatkan, "Jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku", artinya janji Tuhan pasti digenapi-Nya. Terbukti: ketika Salomo hidup dalam ketaatan, Tuhan memberkatinya sehingga "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat." (1 Raja-Raja 10:23). (Bersambung).
Baca: 1 Raja-Raja 11:1-13
"Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." 1 Raja-Raja 11:2
Tuhan menciptakan manusia bukan sebagai makhluk individu melainkan sebagai makhluk sosial, artinya kita tidak bisa hidup seorang diri, tapi membutuhkan orang lain. Kita perlu membangun hubungan dengan orang lain, saling berinteraksi. Pergaulan merupakan salah satu cara kita bersosialisasi. Tetapi yang harus diperhatikan adalah jangan sembarangan bergaul, sebab jika kita salah bergaul akan berdampak buruk bagi kehidupan kita.
Berada di lingkungan yang baik serta ditunjang pergaulan yang baik sama artinya sedang memupuk kekuatan untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang buruk. Sebaliknya, ketika kita terlibat dalam pergaulan yang tidak sehat sama artinya kita sedang membuka celah selebar-lebarnya terhadap hal-hal yang buruk untuk mempengaruhi kita. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33), sebab "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20).
Mari belajar dari kisah hidup Salomo yang dalam bahasa Ibraninya Shelomoh, memiliki arti damai. Nama lain dari Salomo adalah Yedija, yang berarti dikasihi oleh Tuhan. "...dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh (Daud) menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN." (2 Samuel 12:25). Karena kasih-Nya kepada Salomo Tuhan pun berfirman, "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku." (2 Samuel 7:13-14a). Alkitab juga mencatat bahwa Tuhan menampakkan diri kepada Salomo sebanyak 2x yaitu saat Salomo meminta hikmat dan ketika mendirikan Bait Suci. Di setiap kesempatan Tuhan selalu memperingatkan, "Jika engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku", artinya janji Tuhan pasti digenapi-Nya. Terbukti: ketika Salomo hidup dalam ketaatan, Tuhan memberkatinya sehingga "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat." (1 Raja-Raja 10:23). (Bersambung).
Subscribe to:
Posts (Atom)