Monday, May 4, 2015

BERDOA DAN MERENDAHKAN DIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Mei 2015

Baca:  2 Tawarikh 7:11-22

"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."  2 Tawarikh 7:14

Hidup seseorang dan masa depannya tidak tergantung dari apa yang orang lain katakan, tetapi sepenuhnya ada dalam kuasa Tuhan dan firman-Nya.  Karena itu jangan sekalipun terpengaruh oleh omongan orang lain yang cenderung melemahkan.  Jangan pula terintimidasi oleh hasutan Iblis yang selalu mengungkit-ungkit masa lalu, kelemahan dan kegagalan kita.  Tetapi arahkan mata rohani kita kepada Tuhan, karena Ia memiliki  "...rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan."  (Yeremia 29:11).

     Mindset inilah yang membangkitkan iman Yabes dan mendorongnya untuk berdoa dan berseru-seru kepada Tuhan, karena tidak ada yang tak mungkin saat orang benar berdoa dan merendahkan diri di hadapan Tuhan.  Inilah janji Tuhan!  "Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,"  (Yeremia 29:12-13).  Yabes pun berdoa kepada Tuhan,  "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu."  (1 Tawarikh 4:10).

     Inilah pokok doa Yabes kepada Tuhan:  berkat yang melimpah, daerah yang diperluas, penyertaan dan perlindungan Tuhan.  Meski tampak singkat dan sederhana, doa Yabes mengandung isi yang luar biasa!  Saat dalam tekanan yang berat Yabes bisa saja frustasi atau mencari jalan pintas dengan meminta pertolongan kepada dukun untuk diramal supaya terbebas dari kesialan, tapi hal itu tidak dilakukan oleh Yabes.  Ia lari kepada Tuhan dan bersandar penuh kepada-Nya, karena percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, Dialah Jehovah Jireh, yang sanggup menyediakan segala kebutuhannya.  "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."  (Filipi 4:19).

Hanya Tuhan yang sanggup menolong dan memberi kita kelegaan.

Sunday, May 3, 2015

YABES: Pergumulan Yang Berat

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Mei 2015

Baca:  1 Tawarikh 4:9-10

"...nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan."  1 Tawarikh 4:9

Seorang pujangga besar William Shakespeare mengatakan,  "Apala arti sebuah nama?"  Tetapi bagi para orangtua nama bagi seorang anak sangat penting karena akan menentukan perjalanan hidup anak tersebut di kemudian hari.  Oleh karena itu mereka tidak akan sembarangan dalam memberikan nama bagi anak-anaknya.  Umumnya orangtua memberikan nama kepada anak-anaknya sebagai sebuah doa atau pengharapan.

     Pada zaman dahulu orangtua seringkali memberi nama kepada anaknya sesuai dengan keadaan atau kejadian yang menyertainya.  Salah satu contohnya adalah nama Yabes yang diberikan oleh ibunya oleh karena si ibu mengalami kesakitan yang luar biasa saat melahirkan;  sebab arti nama Yabes itu sendiri dalam bahasa Ibraninya  Ya'bets:  dia yang membuat sakit atau menderita.  Karena arti namanya yang bermakna negatif ini Yabes harus menanggung beban mental di sepanjang perjalanan hidupnya.  Mungkin orang-orang di sekitar akan terus mengejek, mencemooh, mencibir, memandang rendah dan menganggap bahwa Yabes adalah anak pembawa sial atau penyebab penderitaan.  Meski demikian Yabes tidak bersungut-sungut, marah, mengeluh, kecewa, menyalahkan diri sendiri atau bahkan menyalahkan Tuhan.  Dalam pergumulan yang berat ini pun Yabes tidak melakukan hal-hal yang tidak terpuji atau melakukan tindakan yang nekat, tapi ia membawa permasalahan tersebut kepada Tuhan melalui doa.

     Mengapa Yabes berseru-seru kepada Tuhan?  Karena ia sangat percaya bahwa hanya Tuhan satu-satunya tempat untuk berlindung dan berharap.  "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."  (Mazmur 46:2).  Hanya Tuhanlah yang sanggup memulihkan keadaan seseorang:  mengubah yang buruk menjadi baik, mengubah yang tidak berarti menjadi sangat berarti, dari hopeless menjadi hopeful.  Alkitab menegaskan bahwa bagi orang percaya  "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."  (Amsal 23:18).

"Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."  Mazmur 75:7-8