Saturday, April 25, 2015

JAWABAN DOA: Tidak Atau Tunggu

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 April 2015

Baca:  Mazmur 22:1-6

"Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku."  Mazmur 22:2b

Jika apa pun yang kita doakan langsung dijawab  'ya'  oleh Tuhan tidak akan ada masalah.  Bagaimana kalau jawaban dari Tuhan adalah  'tidak'?  Umumnya reaksi negatif yang kita tunjukkan:  kecewa, bersungut-sungut, mengeluh, marah dan kemudian menyalahkan Tuhan.  Kita tidak siap menerima kenyataan.  Jika Tuhan tidak mengiyakan atau menolak permintaan kita bukan berarti Tuhan pilih-pilih orang atau bertindak jahat kepada kita.  Tuhan berkata  'tidak'  oleh sebab kita salah berdoa:  apa yang kita minta dalam doa semata-mata hanya bertujuan untuk memuaskan keinginan daging kita.  "Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu."  (Yakobus 4:3).

     Terkadang jawaban Tuhan terhadap doa kita adalah  'tunggu'.  Banyak orang berpendapat bahwa menunggu adalah pekerjaan yang sangat membosankan sehingga kita tidak sabar menanti-nantikan Tuhan.  Ketidaksabaran menunggu jawaban dari Tuhan inilah yang seringkali menjadi penyebab kegagalan kita mengalami penggenapan janji Tuhan.  Daud dalam mazmurnya menasihati,  "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!"  (Mazmur 27:14).  Sudah menjadi sifat alamiah bahwa manusia umumnya menginginkan segala sesuatunya secara instan.  Dan ketika pertolongan Tuhan sepertinya berlambat-lambat kita pun menyerah di tengah jalan dan tidak lagi berdoa.  Berdoa itu membutuhkan konsistensi dari orang yang melakukannya.  Karena itu Tuhan Yesus menasihati kita agar berdoa dengan tidak jemu-jemu  (baca  Lukas 18:1-8).  Jangan menyerah sampai kita melihat Tuhan bekerja!

     Bukan Tuhan sengaja mengulur-ulur waktu, tetapi Ia tahu waktu yang tepat dan terbaik bagi kita.  Waktu Tuhan itu tidak pernah terlambat atau terlalu cepat,  "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,"  (Pengkotbah 3:11).  Selalu ada maksud dan tujuan Tuhan di balik penundaan-Nya:  Ia ingin menguji kesabaran kita, menguji ketekunan kita dan mengajar kita untuk bergantung kepada-Nya.  Yang pasti janji Tuhan adalah ya dan amin!

"Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan..."  Yeremia 33:14

Friday, April 24, 2015

DOA YANG MENYENTUH HATI TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 April 2015

Baca:  Mazmur 145:1-21

"TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan."  Mazmur 145:18

Hati Tuhan tidak tahan mendengar orang benar berseru-seru kepada-Nya meminta pertolongan.  "Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka."  (Mazmur 145:19).

     Doa orang benar dapat menembus hadirat Tuhan, menyentuh hati-Nya dan menggerakkan tangan-Nya untuk bertindak.  Karena itu jika masih ada dosa akuilah dengan jujur di hadapan Tuhan dan segeralah bertobat, sebab ada tertulis,  "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."  (1 Yohanes 1:9).  Doa kita akan terbentur di langit-langit kamar apabila di dalam hati kita masih menyimpan kepahitan, kebencian, dendam, iri hati atau tidak mau mengampuni kesalahan orang lain.  Dikatakan,  "Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."  (Matius 6:14-15). 

     Faktor lain yang semakin membuka peluang kita beroleh jawaban doa dari Tuhan adalah apabila kita berdoa dengan iman dan penuh keyakinan.  Sebaliknya jika kita ragu atau bimbang dengan doa-doa kita sendiri jangan berharap doa kita akan membawa hasil, karena keraguan dan kebimbangan adalah tanda ketidakpercayaan.  Tertulis:  "...orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan."  (Yakobus 1:6-7).  Keraguan dan kebimbangan timbul ketika mata kita tertuju kepada apa yang kelihatan atau yang sedang terjadi, seperti dialami Petrus saat berjalan di atas air:  "...Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: 'Tuhan, tolonglah aku!' Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: 'Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?'"  (Matius 14:30-31).  Saat Petrus mulai ragu dan bimbang, saat itulah ia tenggelam.

"Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya."  Matius 21:22