Saturday, April 18, 2015

KETELADANAN HIDUP DAUD (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 April 2015

Baca:  Mazmur 143:1-12

"Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu!"  Mazmur 143:11

Keteladanan hidup bagaimana yang telah Daud tunjukkan, sehingga ia tampil sebagai pribadi yang berdampak bagi orang-orang disekitarnya?  1.  Daud suka merenungkan firman Tuhan.  "Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku."  (Mazmur 119:24), karena itu  "...merenungkannya sepanjang hari."  (Mazmur 119:97).  2.  Daud suka memuji-muji Tuhan.  Tertulis:  "Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku."  (Mazmur 34:2), bahkan  "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau,"  (Mazmur 119:164).  Hal itu menunjukkan bahwa Daud adalah seorang yang sangat karib dengan Tuhan.

     Bukan hal yang kebetulan jika Daud harus berada di gua Adulam, tinggal bersama dengan orang-orang yang frustasi, karena ternyata di balik situasi sulit yang dialami ini Tuhan memiliki rencana indah yaitu supaya melalui kehidupan Daud ini orang-orang yang tidak berpengharapan beroleh pemulihan.  Itu bukan karena kuat dan gagah Daud, tapi karena Roh Tuhan yg bekerja di dalam diri Daud.  "Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara,"  (Yesaya 61:1).  Orang-orang yang ada di gua Adulam hidupnya diubahkan:  dari yang negatif ke arah yang positif, dari pecundang menjadi seorang pemenang, dari orang-orang buangan yang tidak berharga di mata manusia menjadi pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa  (baca  2 Samuel 23:8-39).

     Gua Adulam adalah gambaran dari keadaan dunia saat ini, dimana ada banyak orang yang sedang hidup dalam kesulitan dan tertimpa berbagai masalah:  sakit-penyakit, utang-piutang, frustasi, sakit hati, kepahitan, sulit mengampuni dan luka-luka batin lainnya.  Tuhan menghendaki kita untuk menjadi saluran berkat bagi mereka.  Bagaimana kita bisa menjadi berkat bila kita tidak menjadi teladan yang baik bagi mereka?

Hidup dalam persekutuan yang karib dengan Tuhan dan Roh Kudus adalah langkah awal menjadi pribadi-pribadi yang berdampak!

Friday, April 17, 2015

KETELADANAN HIDUP DAUD (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 April 2015

Baca:  Mazmur 57:1-12

"Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam."  Mazmur 57:5

Tak bisa dibayangkan bagaimana perasaan Daud saat berada di tengah-tengah orang yang bermasalah meski ia juga mengalami masalah yang berat pula.  Namun Daud tidak komplain atau marah kepada Tuhan, ia tetap memandang Tuhan dan berseru kepada-Nya karena sadar tidak ada pribadi yang lain yang sanggup menolongnya selain Allah.  "Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung, sampai berlalu penghancuran itu."  (Mazmur 57:2).

     Kalau kita berada di posisi Daud mungkin kita akan semakin stres dan sulit untuk mengucap syukur.  Namun saat berada di dalam gua Adulam inilah Daud menumpahkan carut-marut perasaannya, karena itulah Daud terus membangun imannya dengan bermazmur dan menaikkan puji-pujian bagi Tuhan.  "Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; aku mau menyanyi, aku mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!"  (Mazmur 57:8-9).  Ia percaya di mana ada pujian bagi Tuhan di situ pasti ada lawatan Roh Tuhan, sebab  "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel."  (Mazmur 22:4).  Ketika berada di gua Adulam Daud tetap membangun cara hidup sebagaimana yang biasa dilakukannya setiap hari, yaitu bersekutu dan memuji Tuhan sehingga Roh Tuhan mengurapinya.  Karena Roh Tuhan ada padanya, keberadaan Daud akhirnya membawa dampak yang luar biasa terhadap orang-orang yang ada di sekitarnya.  Terbukti  "...ia menjadi pemimpin mereka."  (1 Samuel 22:2), artinya karena urapan Roh Tuhan semua orang yang berada di dalam gua Adulam mendukung dan mengangkat Daud menjadi pemimpin atas mereka.  Daud beroleh kepercayaan karena ia telah menunjukkan keteladanan hidup.

     Nasihat yang sama juga disampaikan rasul Paulus kepada Timotius,  "Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."  (1 Timotius 4:12).

Hidup kita pasti akan berdampak bagi orang lain jika kita terlebih dahulu memberikan teladan hidup!