Tuesday, April 7, 2015

KEBANGKITAN KRISTUS: Kemenangan Orang Percaya (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 April 2015

Baca:  1 Yohanes 5:1-5

"Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?"  1 Yohanes 5:5

Sampai hari ini ada banyak orang Kristen yang tidak mengalami kuasa kebangkitan Kristus dalam hidupnya.  Dengan kata lain mereka masih menjalani hari-harinya dengan kepala yang tertunduk tanda kekalahan.  Kita tetap saja menjadi orang Kristen yang berjalan terseok-seok dengan beban berat di pundak.  Perjalanan hidup kita dipenuhi oleh kekecewaan, sakit hati, kepahitan dan hilang pengharapan.  Masalah-masalah yang terjadi dalam hidup ini semakin menenggelamkan kita dalam keterpurukan.  Lebih parah lagi, kita memilih untuk meninggalkan 'Yerusalem'.

     Dalam keputusasaan, kita terus bertanya dalam hati,  "Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?"  (Markus 16:3).  Batu adalah gambaran dari masalah dan tantangan dalam kehidupan ini.  Namun perhatikan:  "Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka."  (Lukas 24:15).  Kebangkitan Tuhan Yesus dari kematian adalah fakta, bukan omong kosong atau sekedar gosip murahan.  Namun hal ini tidak disadari oleh murid-murid-Nya sampai-sampai mereka berkata kepada Yesus,  "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"  (Lukas 24:18).

     Ketika menghadapi pergumulan hidup yang berat kita pun seringkali tidak merasakan kehadiran Tuhan Yesus.  Kita menganggap bahwa Tuhan itu jauh dari kita dan tidak mempedulikan kita.  Salah besar!  Tindakan Tuhan Yesus mendekati murid-Nya yang sedang galau adalah bukti bahwa Dia begitu mengasihi dan mempedulikan hidup mereka.  Tuhan berkata,  "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  (Yesaya 46:4).  Tuhan Yesus adalah Allah yang setia, yang kasih dan kuasa-Nya tidak pernah berubah dari dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya, apabila Ia berjanji pasti akan ditepati-Nya!

Karena Tuhan Yesus sudah bangkit, tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya!

Monday, April 6, 2015

KEBANGKITAN KRISTUS: Kemenangan Orang Percaya (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 April 2015

Baca:  Lukas 24:13-35

"Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,"  Lukas 24:13

Kebangkitan Kristus seharusnya menjadi titik balik bagi kehidupan orang Kristen, sebab kebangkitan-Nya berarti kemenangan terhadap masalah terbesar yang dihadapi oleh manusia yaitu dosa, yang telah diselesaikan-Nya,  "'Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?' Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita."  (1 Korintus 15:54-57).  Jika masalah terbesar manusia saja sudah diselesaikan-Nya, alangkah mudahnya masalah kehidupan kita sehari-hari.  "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."  (Matius 8:17), sehingga kita menjadi  "...lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita."  (Roma 8:37).

     Banyak orang Kristen yang tidak merespons berita kebangkitan Kristus:  bersikap dingin, biasa-biasa saja dan tidak antusias sedikit pun.  Mereka menganggap bahwa peringatan kebangkitan Yesus Kristus tak lebih dari sekedar tradisi tahunan orang Kristen.  Sikap kurang antusias juga ditunjukkan oleh murid-murid Yesus sendiri, bahkan dua orang dari antara mereka ada yang memilih untuk meninggalkan Yerusalem menuju Emaus yang berjark 7 mil jauhnya.  Kata Yerusalem yang berarti kota sejahtera, justru mereka tinggalkan dengan perasaan yang teramat kecewa dan pedih hati karena peristiwa penyaliban dan kematian Sang Guru yang mereka harapkan dapat membawa pemulihan bagi Israel dan tampil sebagai Raja yang dapat membebaskan mereka dari penjajahan pemerintahan Romawi pada waktu itu, namun yang terjadi justru sebaliknya, mereka melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Yesus harus mengalami aniaya, dipermalukan dan mati tergantung di kayu salib, serta menjadi tontonan banyak orang.  Itulah sebabnya mereka tidak bisa menerima kenyataan dan menjadi kecewa.

     Tuhan Yesus menegaskan bahwa jika biji gandum tidak mati maka ia tetap satu biji saja  (baca  Yohanes 12:24), namun jika ia mati ia akan menghasilkan banyak buah.

Itulah yang Yesus Kristus kerjakan di kayu salib, Dia mati agar kehidupan baru yang berkemenangan dapat dinikmati oleh setiap orang percaya!