Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Maret 2015
Baca: Matius 9:27-31
"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" Matius 9:28
Kalau kita mempelajari secara teliti di dalam Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, sesaat sebelum Tuhan Yesus melakukan suatu mujizat, hal pertama yang Ia lakukan adalah bertanya terlebih dahulu kepada orang yang meminta pertolongan kepada-Nya. Tuhan tidak pernah bertanya, "Berapa uang yang kamu miliki? Berapa banyak harta kekayaanmu? Atau apa jabatanmu?" Hal pertama yang Dia tanyakan adalah tentang iman percayanya, "Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" (ayat nas).
Jika kita memiliki iman dan percaya, maka mujizat apa pun bisa terjadi, sebab ada tertulis: "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Matius 9:29). Sebaliknya jika di dalam hati kita masih dipenuhi oleh kekuatiran, kebimbangan dan keragu-raguan, jangan harap mujizat dapat terjadi. Itu bukan karena Tuhan tidak sanggup, tapi kita sendiri yang menghalangi Tuhan bekerja. Karena itu Tuhan mencari iman di antara manusia di bumi: "...jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8).
Imanlah yang memberi kita keberanian untuk bertindak karena iman tidak akan pernah menjadi kenyataan bila kita tidak berbuat apa-apa. "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna." (Yakobus 2:22). Iman berarti mengharapkan dan percaya kepada janji Tuhan yang adalah ya dan amin, sedangkan khayalan hanyalah angan-angan yang kita dapatkan. Karena itu jangan pernah berhenti berharap kepada Tuhan dan jangan pernah menyerah sampai kita melihat Tuhan bekerja. Sedahsyat apa pun badai menyerang, baik itu dalam hal pekerjaan, keluarga, ekonomi, kesehatan, studi, takkan mampu melemahkan dan menggoyahkan kita asal kita punya iman yang kuat di dalam Tuhan. Imanlah yang memberi kita rasa tenang. Bukan berarti kita tidak punya masalah, tapi kita tenang di tengah masalah. "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah." (Mazmur 62:2-3). Jadi iman adalah dasar untuk mengalami mujizat, pertolongan, kesembuhan dan pemulihan dari Tuhan.
Tanpa iman kita tidak akan pernah melihat dan mengalami mujizat Tuhan dinyatakan, sebab "Orang benar akan hidup oleh iman." (Roma 1:17).
Thursday, March 26, 2015
Wednesday, March 25, 2015
IMAN: Mujizat Di Tengah Badai
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2015
Baca: Kisah Para Rasul 27:27-44
"Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya." Kisah 27:34b
Ketika menghadapi masalah yang berat, terlebih-lebih yang mengancam keselamatan jiwa, semua orang pasti mengalami ketakutan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takut memiliki arti: merasa cemas terhadap sesuatu yang dianggap membahayakan, merasa gentar terhadap sesuatu yang diyakini menimbulkan bencana. Alkitab mencatat, "Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang." (Kisah 27:29). Karena rasa takut yang menyerang, sampai-sampai orang-orang memutuskan untuk membuang empat sauh sekaligus.
Apa itu sauh? Sauh adalah alat berkait yang terbuat dari besi, yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut dengan tujuan supaya kapal dapat berhenti; sauh disebut juga jangkar. Jadi sauh digunakan untuk membuat kapal berdiam dan bersandar dengan benar supaya tidak terbalik dan tengggelam. Dengan sauh, sebuah kapal akan kokoh menghadapi hantaman ombak dan angin badai. Perahu kapal kita pun akan mampu bertahan di tengah amukan 'badai' persoalan hidup ini apabila kita memiliki sauh. Adapun sauh yang harus dimiliki setiap orang percaya adalah iman. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Badai permasalahan sebesar apa pun boleh saja menyerang, tapi jika kita memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan maka kita akan mampu bertahan. Iman adalah kekuatan Ilahi yang dapat menghancurkan segala penghalang yang ada di depan kita.
Ketika iman bekerja, Daud yang dipandang 'kecil' dan diremehkan manusia mampu mengalahkan Goliat, raksasa Filistin; ketika iman bekerja, segala sakit-penyakit kita dapat disembuhkan karena kita tahu bahwa segala kelemahan dan penyakit kita sudah ditanggung Kristus di kayu salib, "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24b). Dengan iman pula kita menyadari bahwa segala sesuatu tidak bisa menolong kita selain Tuhan Yesus, sehingga membuat kita bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.
Saat kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak berharap kepada manusia, tetapi kepada Tuhan, saat itulah kita akan melihat kemenangan besar!
Baca: Kisah Para Rasul 27:27-44
"Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya." Kisah 27:34b
Ketika menghadapi masalah yang berat, terlebih-lebih yang mengancam keselamatan jiwa, semua orang pasti mengalami ketakutan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takut memiliki arti: merasa cemas terhadap sesuatu yang dianggap membahayakan, merasa gentar terhadap sesuatu yang diyakini menimbulkan bencana. Alkitab mencatat, "Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang." (Kisah 27:29). Karena rasa takut yang menyerang, sampai-sampai orang-orang memutuskan untuk membuang empat sauh sekaligus.
Apa itu sauh? Sauh adalah alat berkait yang terbuat dari besi, yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut dengan tujuan supaya kapal dapat berhenti; sauh disebut juga jangkar. Jadi sauh digunakan untuk membuat kapal berdiam dan bersandar dengan benar supaya tidak terbalik dan tengggelam. Dengan sauh, sebuah kapal akan kokoh menghadapi hantaman ombak dan angin badai. Perahu kapal kita pun akan mampu bertahan di tengah amukan 'badai' persoalan hidup ini apabila kita memiliki sauh. Adapun sauh yang harus dimiliki setiap orang percaya adalah iman. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Badai permasalahan sebesar apa pun boleh saja menyerang, tapi jika kita memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan maka kita akan mampu bertahan. Iman adalah kekuatan Ilahi yang dapat menghancurkan segala penghalang yang ada di depan kita.
Ketika iman bekerja, Daud yang dipandang 'kecil' dan diremehkan manusia mampu mengalahkan Goliat, raksasa Filistin; ketika iman bekerja, segala sakit-penyakit kita dapat disembuhkan karena kita tahu bahwa segala kelemahan dan penyakit kita sudah ditanggung Kristus di kayu salib, "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1 Petrus 2:24b). Dengan iman pula kita menyadari bahwa segala sesuatu tidak bisa menolong kita selain Tuhan Yesus, sehingga membuat kita bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.
Saat kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak berharap kepada manusia, tetapi kepada Tuhan, saat itulah kita akan melihat kemenangan besar!
Subscribe to:
Posts (Atom)