Wednesday, March 25, 2015

IMAN: Mujizat Di Tengah Badai

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Maret 2015

Baca:  Kisah Para Rasul 27:27-44

"Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya."  Kisah 27:34b

Ketika menghadapi masalah yang berat, terlebih-lebih yang mengancam keselamatan jiwa, semua orang pasti mengalami ketakutan.  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata takut memiliki arti:  merasa cemas terhadap sesuatu yang dianggap membahayakan, merasa gentar terhadap sesuatu yang diyakini menimbulkan bencana.  Alkitab mencatat,  "Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang."  (Kisah 27:29).  Karena rasa takut yang menyerang, sampai-sampai orang-orang memutuskan untuk membuang empat sauh sekaligus.

     Apa itu sauh?  Sauh adalah alat berkait yang terbuat dari besi, yang dilabuhkan dari kapal ke dasar laut dengan tujuan supaya kapal dapat berhenti;  sauh disebut juga jangkar.  Jadi sauh digunakan untuk membuat kapal berdiam dan bersandar dengan benar supaya tidak terbalik dan tengggelam.  Dengan sauh, sebuah kapal akan kokoh menghadapi hantaman ombak dan angin badai.  Perahu kapal kita pun akan mampu bertahan di tengah amukan  'badai'  persoalan hidup ini apabila kita memiliki sauh.  Adapun sauh yang harus dimiliki setiap orang percaya adalah iman.  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."  (Ibrani 11:1).  Badai permasalahan sebesar apa pun boleh saja menyerang, tapi jika kita memiliki iman yang kuat di dalam Tuhan maka kita akan mampu bertahan.  Iman adalah kekuatan Ilahi yang dapat menghancurkan segala penghalang yang ada di depan kita.

     Ketika iman bekerja, Daud yang dipandang  'kecil'  dan diremehkan manusia mampu mengalahkan Goliat, raksasa Filistin;  ketika iman bekerja, segala sakit-penyakit kita dapat disembuhkan karena kita tahu bahwa segala kelemahan dan penyakit kita sudah ditanggung Kristus di kayu salib,  "Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh."  (1 Petrus 2:24b).  Dengan iman pula kita menyadari bahwa segala sesuatu tidak bisa menolong kita selain Tuhan Yesus, sehingga membuat kita bersandar sepenuhnya kepada Tuhan.

Saat kita tidak mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak berharap kepada manusia, tetapi kepada Tuhan, saat itulah kita akan melihat kemenangan besar!

Tuesday, March 24, 2015

KETABAHAN HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Maret 2015

Baca:  Kisah Para Rasul 27:14-26

"Tetapi tidak berapa lama kemudian turunlah dari arah pulau itu angin badai, yang disebut angin 'Timur Laut'.  Kisah 27:14

Kapal Titanic adalah sebuah kapal berpenumpang supermewah milik Britania Raya yang dinahkodai oleh kapten Edward J. Smith, yang tenggelam di Samudera Atlantik Utara pada 15 April 1912 setelah menabrak gunung es pada pelayaran perdananya dari Southampton  (Inggris)  menuju New York City  (Amerika).  Akibat bencana ini ada 1.514 nyawa melayang sehingga peristiwa ini disebut sebagai bencana maritim terburuk di sepanjang sejarah.  Menurut perkiraan manusia kapal ini sulit untuk bisa tenggelam sebab sudah diperlengkapi dengan teknologi supercanggih pada masa itu, namun fakta berkata lain!  Dan karena begitu tragisnya, maka sejarah tenggelamnya kapal Titanic ini pun diangkat dalam sebuah film layar lebar, di mana film ini sukses besar di pasaran dan menjadi box office.

     Kandasnya kapal di lautan lepas juga pernah terjadi di zaman para rasul:  ada 276 orang berada dalam satu kapal yang sedang menempuh perjalanan menuju Roma, dan salah satu dari penumpang tersebut adalah rasul Paulus.  Tetapi di tengah perjalanan mereka harus menghadapi serangan badai yang sangat dahsyat sehingga kapal tersebut terombang-ambing di tengah lautan karena terjangan angin sakal, bahkan selama 14 hari lamanya kapal itu terkatung-katung di tengah lautan.  "...beberapa hari lamanya baik matahari maupun bintang-bintang tidak kelihatan, dan angin badai yang dahsyat terus-menerus mengancam"  (ayat 20).  Ini jelas menimbulkan ketakutan yang luar biasa!

     Tetapi, rasul Paulus memiliki respon yang berbeda:  ia tetap kuat meski berada dalam masalah besar yang mengancam jiwa tersebut.  Secara akal manusia mustahil bagi mereka untuk selamat dari malapetaka ini.  Namun di tengah ketakutan hebat itu Paulus mampu menguatkan orang-orang yang ada di tengah kapal,  "Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini."  (Kisah 27:22).  Adapun arti kata tabah adalah tabah hati terhadap segala kesukaran dan ujian yang menimpa. 

Ketika diperhadapkan dengan masalah yang berat, milikilah ketabahan hati!