Saturday, March 21, 2015

FIRMAN TUHAN: Sebagai Fondasi Hidup (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Maret 2015

Baca:  Lukas 6:46-49

"Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,"  Lukas 6:47

Fondasi yang membangun hidup kita akan kuat dan kokoh apabila kita menjadikan firman Tuhan sebagai makanan rohani setiap hari.  "...yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:2-3).  Saat itulah kehidupan kita akan semakin dibawa lebih tinggi dan semakin tinggi,  "...seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."  (Yesaya 40:31).  Di tempat yang tinggi itulah kita akan melihat dan mengalami perkara-perkara besar dinyatakan.

     Jika kita mendasari hidup kita dengan firman Tuhan, maka daya tahan kita terhadap goncangan akan semakin kuat;  jika tidak, keadaan kita akan sama seperti  "...orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."  (Matius 7:26-27).  Sedikit goncangan atau masalah terjadi hidup kita akan porak-poranda dan hancur berkeping-keping.  Kunci kekuatan itu adalah datang kepada Tuhan Yesus dan percaya kepada-Nya karena Dia adalah Batu Karang yang teguh  (baca  1 Korintus 10:4).  Berbekal percaya saja dan punya pengetahuan tentang firman saja tidaklah cukup, kita juga harus melakukan firman yang telah kita dengar dan pelajari, sebab  "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."  (Yakobus 2:17).  Tuhan berkata,  "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."  (Matius 7:21).

     Rajin beribadah, rajin pelayanan dan rajin membaca Alkitab tanpa disertai perbuatan nyata sesuai firman-Nya tidak akan membawa hasil yang maksimal.

Janji-janji Tuhan disediakan bagi orang yang membangun hidupnya di atas Batu Karang  (Tuhan Yesus)  dengan ketaatan.

Friday, March 20, 2015

FIRMAN TUHAN: Sebagai Fondasi Hidup (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2015

Baca:  Matius 7:24-27

"Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu."  Matius 7:25

Sekarang pembangunan gedung-gedung bertingkat yang tinggi menjulang seperti hotel, mal dan apartemen semakin menjamur di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya dan kota-kota lainnya.  Hampir-hampir tiada lagi lahan yang kosong karena semua dipergunakan untuk area bisnis.

     Pernahkah kita mengamati proses pembangunan gedung bertingkat?  Kekuatan bangunan sangat ditentukan oleh kualitas fondasinya, sama seperti kekuatan sebuah pohon sangat ditentukan oleh kekuatan akarnya.  Mengapa?  Fondasi menentukan tingginya sebuah bangunan.  Jika fondasinya biasa-biasa saja tidak akan mampu menopang bangunan yang tinggi diatasnya.  Semakin tinggi bangunan gedung semakin dalam dan semakin kokoh pula fondasi yang harus ditanam.  Fondasi juga menentukan daya tahan sebuah bangunan.  Semakin kuat fondasi sebuah bangunan semakin kokoh pula bangunan tersebut dan tidak mudah roboh ketika ada guncangan.  Fondasi bangunan akan menentukan besar/kecilnya bangunan yang hendak di bangun di atasnya.  Jika fondasi atau dasarnya kecil, maka bangunan yang bisa dibangun di atasnya juga kecil;  sebaliknya jika kita hendak mendirikan bangunan yang besar di atasnya, maka fondasi atau dasar bangunan harus kita buat besar juga!

     Kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh fondasi iman yang ia bangun.  Kita tahu bahwa hari-hari yang kita jalani dipenuhi dengan gejolak dan goncangan di segala aspek bidang kehidupan dan intinya bukan bagaimana caranya kita bisa lari atau menghindari goncangan yang ada, tetapi bagaimana kesiapan kita menghadapi setiap goncangan yang terjadi:  apakah kita mampu bertahan ataukah kita hancur berkeping-keping?  Ada tertulis:  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Karena itu kita harus membangun fondasi atau mendasari hidup kita dengan firman Tuhan!

"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  Matius 4:4