Friday, March 20, 2015

FIRMAN TUHAN: Sebagai Fondasi Hidup (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Maret 2015

Baca:  Matius 7:24-27

"Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu."  Matius 7:25

Sekarang pembangunan gedung-gedung bertingkat yang tinggi menjulang seperti hotel, mal dan apartemen semakin menjamur di kota-kota besar seperti di Jakarta, Surabaya dan kota-kota lainnya.  Hampir-hampir tiada lagi lahan yang kosong karena semua dipergunakan untuk area bisnis.

     Pernahkah kita mengamati proses pembangunan gedung bertingkat?  Kekuatan bangunan sangat ditentukan oleh kualitas fondasinya, sama seperti kekuatan sebuah pohon sangat ditentukan oleh kekuatan akarnya.  Mengapa?  Fondasi menentukan tingginya sebuah bangunan.  Jika fondasinya biasa-biasa saja tidak akan mampu menopang bangunan yang tinggi diatasnya.  Semakin tinggi bangunan gedung semakin dalam dan semakin kokoh pula fondasi yang harus ditanam.  Fondasi juga menentukan daya tahan sebuah bangunan.  Semakin kuat fondasi sebuah bangunan semakin kokoh pula bangunan tersebut dan tidak mudah roboh ketika ada guncangan.  Fondasi bangunan akan menentukan besar/kecilnya bangunan yang hendak di bangun di atasnya.  Jika fondasi atau dasarnya kecil, maka bangunan yang bisa dibangun di atasnya juga kecil;  sebaliknya jika kita hendak mendirikan bangunan yang besar di atasnya, maka fondasi atau dasar bangunan harus kita buat besar juga!

     Kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh fondasi iman yang ia bangun.  Kita tahu bahwa hari-hari yang kita jalani dipenuhi dengan gejolak dan goncangan di segala aspek bidang kehidupan dan intinya bukan bagaimana caranya kita bisa lari atau menghindari goncangan yang ada, tetapi bagaimana kesiapan kita menghadapi setiap goncangan yang terjadi:  apakah kita mampu bertahan ataukah kita hancur berkeping-keping?  Ada tertulis:  "...iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Karena itu kita harus membangun fondasi atau mendasari hidup kita dengan firman Tuhan!

"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."  Matius 4:4

Thursday, March 19, 2015

BERHALA MODERN: Hobi Dan Kesenangan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Maret 2015

Baca:  Yakobus 4:1-10

"Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah."  Yakobus 4:4

Setiap orang pasti punya kesenangan dan hobi tertentu, yang adakalanya dilakukan untuk sekedar melepas penat atau sebatas mengisi waktu luang, seperti memancing, nonton televisi, nonton bioskop, nonton konser musik, nge-gym, bermain futsal, tenis, badminton, golf, hiking, travelling, browsing internet atau bermain game dan masih banyak lagi.  Semua itu adalah sah-sah saja dan wajar.  Namun adalah berbahaya sekali bila waktu-waktu yang sediakan untuk hobi dan kesenangan itu melebihi porsi sampai-sampai menyita sebagian besar waktu dan perhatian kita, bahkan membuat kita kecanduan.

     Banyak orang rela mengeluarkan uang banyak dan bersikap royal demi hobi dan memuaskan hasrat pribadi, namun bila hendak memberikan persembahan untuk pekerjaan Tuhan, mereka pikir-pikir dan selalu hitung-hitungan;  ada yang rela menghabiskan waktu seharian di lapangan golf pada hari Minggu dan meninggalkan jam-jam ibadah karena takut kehilangan kliennya;  ada anak-anak muda yang kecanduan browsing internet karena kecanduan situs-situs porno, ber-chatting ria dengan orang yang baru dikenalnya lewat jejaring media sosial, bermain game yang berbau kekerasan secara online sampai-sampai mereka lupa waktu untuk makan dan belajar;  tidak sedikit pula yang lebih memilih tidak berdoa dan tidak bersaat teduh daripada harus melewatkan satu episode sebuah cerita sinetron.

     Thomas Guthrie, penyanyi, pencipta dan gitaris kenamaan Amerika menulis:  "Jika anda lebih mencintai suatu kesenangan lebih daripada doa-doa anda, sebuah buku lebih daripada Alkitab, seseorang lebih daripada Kristus, atau suatu kegemaran lebih daripada pengharapan akan surga, waspadalah."  Salah satu upaya Iblis untuk memperhamba manusia adalah dengan mengalihkan fokus kita kepada hal-hal duniawi, menjadikan kita mengasihi dunia ini dengan menawarkan segala kenikmatan dan kesenangannya sehingga kita tidak lagi mengutamakan Tuhan.

"Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu."  1 Yohanes 2:15b