Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2015
Baca: Pengkotbah 5:7-19
"Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri." Pengkotbah 5:12
Mungkin ada di antara kita berkata, "Aku tidak menyembah patung atau benda-benda lain, jadi tidak ada yang perlu dikuatirkan." Orang mengira penyembahan berhala itu hanya berkaitan dengan patung-patung atau benda-benda keramat dan segala jenisnya. Itu tidaklah salah, yang seperti itu adalah berhala-berhala kuno, tetapi ada bentuk-bentuk berhala lain di masa sekarang ini yang seringkali tidak kita sadari.
Patut diketahui bahwa segala sesuatu yang kita prioritaskan, kita nomor satukan, kita idolakan, kita hargai, kita hormati sampai-sampai menyita sebagian besar waktu, tenaga, pikiran, dan aktivitas hidup kita, di mana hati dan pikiran kita lebih fokus, condong dan berpaut kepadanya melebihi kasih kita kepada Tuhan, sehingga hal ini menggeser posisi Tuhan ke urutan kesekian dalam hidup kita itu sudah termasuk dalam kategori berhala. Karena itu rasul Yohanes memperingatkan, "Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala." (1 Yohanes 5:21). Kata segala berhala berarti menunjuk adanya banyak ragam, bentuk dan ekspresi dari berhala. Rasul Paulus juga menasihati kita untuk menjauhkan diri dari segala bentuk penyembahan berhala itu (baca 1 Korintus 10:14). Adapun ragam bentuk berhala modern di antaranya adalah harta kekayaan. Banyak orang tanpa sadar telah menjadikan kekayaan sebagai yang terutama dalam hidupnya, bahkan mereka menjadikan kekayaan sebagai sandaran dan harapan. Mereka berpikir bahwa harta kekayaan dapat menjamin kebahagiaan hidupnya sehingga perkara-perkara rohani mereka kesampingkan.
Charles Spurgeon, pengkhotbah abad 19 menulis, "Bukan berapa banyak yang kita miliki, yang dapat membuat kita bahagia." Karena lebih mencintai uang dan kekayaan, orang rela mengorbankan iman dan meninggalkan Tuhan seperti seorang anak muda yang kaya. Ketika diperintahkan Tuhan Yesus untuk menjual segala miliknya dan membagikannya kepada orang miskin, seketika itu juga "...pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya." (Matius 19:22). Orang muda ini lebih mencintai harta kekayaannya daripada Tuhan, jadi kekayaan sudah menjadi berhala bagi dirinya.
"Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." Matius 6:21
Saturday, March 14, 2015
Friday, March 13, 2015
BERHALA: Tak Bisa Berbuat Apa-Apa
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2015
Baca: Mazmur 135:1-21
"Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, buatan tangan manusia," Mazmur 135:15
Penyembahan berhala adalah dosa yang berulang kali diperbuat oleh bangsa Israel, umat pilihan Tuhan! Contoh nyata adalah ketika Musa masih berada di gunung Sinai untuk bertemu Tuhan, umat Israel tidak sabar menantikan dia dan secara terang-terangan mereka memaksa Harun membuatkan patung untuk mereka sembah. "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia." (Keluaran 32:1). Atas permintaan mereka sendiri akhirnya dibuatlah patung anak lembu emas.
Tindakan umat Israel berpaling dari Tuhan dan menyembah kepada berhala benar-benar menimbulkan cemburu dan sakit hati Tuhan, padahal berhala itu hanyalah buatan tangan manusia dan tidak lebih. Meskipun "mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka." (Mazmur 135:16-17); berhala itu hanyalah sepotong kayu, sebongkah batu atau logam, yang tidak memiliki nafas hidup dan tidak memiliki kuasa apa-apa, karena itu Samuel menyebut berhala sebagai "...dewa kesia-siaan yang tidak berguna dan tidak dapat menolong karena semuanya itu adalah kesia-siaan belaka." (1 Samuel 12:21). Adalah sia-sia belaka seorang datang meminta pertolongan kepada berhala dan menaruh pengharapan kepadanya, sebab berhala-berhala itu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi menyelamatkan manusia.
Sungguh aneh tapi nyata bahwa di era yang serbamodern ini masih banyak orang yang percaya, meminta pertolongan dan menyembah kepada berhala, padahal di balik berhala-berhala tersebut malahan ada roh-roh jahat yang menguasainya. Jadi kekuatan di balik penyembahan berhala adalah berasal dari Iblis, yang adalah ilah zaman akhir. Dengan kuasa gelapnya Iblis mengadakan mujizat-mujizat palsu, memberi penglaris untuk toko dan usaha, serta memberi kekayaan yang diinginkan manusia secara instan. Itulah sebabnya banyak orang yang terpikat dan terpedaya olehnya!
Tanpa disadari, mereka yang terlibat dalam penyembahan berhala sudah berada dalam jerat Iblis dan bala tentaranya.
Baca: Mazmur 135:1-21
"Berhala bangsa-bangsa adalah perak dan emas, buatan tangan manusia," Mazmur 135:15
Penyembahan berhala adalah dosa yang berulang kali diperbuat oleh bangsa Israel, umat pilihan Tuhan! Contoh nyata adalah ketika Musa masih berada di gunung Sinai untuk bertemu Tuhan, umat Israel tidak sabar menantikan dia dan secara terang-terangan mereka memaksa Harun membuatkan patung untuk mereka sembah. "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia." (Keluaran 32:1). Atas permintaan mereka sendiri akhirnya dibuatlah patung anak lembu emas.
Tindakan umat Israel berpaling dari Tuhan dan menyembah kepada berhala benar-benar menimbulkan cemburu dan sakit hati Tuhan, padahal berhala itu hanyalah buatan tangan manusia dan tidak lebih. Meskipun "mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, juga nafas tidak ada dalam mulut mereka." (Mazmur 135:16-17); berhala itu hanyalah sepotong kayu, sebongkah batu atau logam, yang tidak memiliki nafas hidup dan tidak memiliki kuasa apa-apa, karena itu Samuel menyebut berhala sebagai "...dewa kesia-siaan yang tidak berguna dan tidak dapat menolong karena semuanya itu adalah kesia-siaan belaka." (1 Samuel 12:21). Adalah sia-sia belaka seorang datang meminta pertolongan kepada berhala dan menaruh pengharapan kepadanya, sebab berhala-berhala itu sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi menyelamatkan manusia.
Sungguh aneh tapi nyata bahwa di era yang serbamodern ini masih banyak orang yang percaya, meminta pertolongan dan menyembah kepada berhala, padahal di balik berhala-berhala tersebut malahan ada roh-roh jahat yang menguasainya. Jadi kekuatan di balik penyembahan berhala adalah berasal dari Iblis, yang adalah ilah zaman akhir. Dengan kuasa gelapnya Iblis mengadakan mujizat-mujizat palsu, memberi penglaris untuk toko dan usaha, serta memberi kekayaan yang diinginkan manusia secara instan. Itulah sebabnya banyak orang yang terpikat dan terpedaya olehnya!
Tanpa disadari, mereka yang terlibat dalam penyembahan berhala sudah berada dalam jerat Iblis dan bala tentaranya.
Subscribe to:
Posts (Atom)