Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2015
Baca: Imamat 26:1-13
"Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala
janganlah kamu dirikan bagimu; juga batu berukir janganlah kamu
tempatkan di negerimu untuk sujud menyembah kepadanya, sebab Akulah
TUHAN, Allahmu." Imamat 26:1
Mendengar kata berhala, hampir semua orang pikirannya langsung tertuju kepada sesuatu yang berwujud patung, pohon besar, kuburan kuno, keris, ukiran, jimat, atau hal-hal yang berkaitan dengan dunia perdukunan, yang didewakan, disembah, dikultuskan, diagungkan dan dipuja-puja. Itu memang benar! Semuanya adalah bentuk-bentuk berhala yang secara kasat mata dapat terlihat, di mana banyak orang datang untuk menyembah. Dalam teks bahasa Yunani, berhala adalah idololatres, ini berkaitan erat dengan pengabdian atau pelayanan. Jadi berhala adalah sesuatu yang menggerakkan seseorang untuk melakukan pengabdian atau pelayanan terhadap suatu obyek tertentu, selain daripada Tuhan.
Alkitab menyatakan bahwa menyembah berhala adalah suatu perbuatan yang menentang kehendak Tuhan dan merupakan suatu kebencian dan kekejian di hadapan-Nya. Karena itulah perintah untuk tidak menyembah kepada allah lain atau berhala menjadi perintah yang paling utama dalam sepuluh hukum Tuhan. Tuhan berfirman, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit
di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di
bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku,
TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan
bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari
orang-orang yang membenci Aku," (Keluaran 20:3-5).
Masalah penyembahan berhala bukanlah masalah yang sepele atau bisa kita remehkan. Jika kita melanggarnya adalah konsekuensi yang harus kita tanggung, sebab Tuhan yang adalah Sang Pencipta langit dan bumi dan segala isinya tidak menghendaki umat yang diciptakan-Nya menyembah kepada allah lain, selain Dia, Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang bertahta di dalam Kerajaan Sorga.
"Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan sakit hati-Ku dengan berhala mereka." Ulangan 32:21
Thursday, March 12, 2015
Wednesday, March 11, 2015
MEMASYHURKAN NAMA TUHAN (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Maret 2015
Baca: 1 Korintus 1:18-31
"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." 1 Korintus 1:31
Adakah hal yang pantas untuk kita jadikan alasan untuk memegahkan diri sendiri dan menjadi sombong? Seringkali kita membusungkan dada karena karunia pelayanan yang kita miliki; kita begitu bangga dengan kemampuan dan kepintaran kita; kta merasa diri penting, patut dihormati dan dihargai karena harta kekayaan dan jabatan kita yang lebih tinggi dari orang lain. Kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, bahkan keselamatan yang telah kita terima adalah semata-mata anugerah-Nya, bukan karena jasa-jasa kita. Seringkali orang beranggapan bahwa keselamatan dapat diperoleh ketika seseorang banyak memberikan persembahan untuk gereja dan melakukan banyak amal.
Alkitab menyatakan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Nabi Yeremia memperingatkan, "Beginilah firman TUHAN: 'Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.'" (Yeremia 9:23-24). Intinya, Tuhan memanggil dan memilih kita bukan karena kita baik, tapi semua adalah karena anugerah-Nya, kasih setia-Nya, kebaikan-Nya dan rencana-Nya. Jika sampai hari ini kita dilayakkan dan bisa melayani Tuhan bukan karena kita lebih hebat dan lebih pintar, tapi karena Tuhan punya tujuan yaitu supaya kita memasyhurkan namaNya.
Menyadari hidup kita untuk mengerjakan panggilan Tuhan, kita tidak akan sembrono lagi menggunakan waktu dan kesempatan. Kita akan terus berjuang dan mempertahankan keselamatan yang kita terima dengan melayani Tuhan sesuai dengan karunia masing-masing dan bertekad menjadi teladan melalui sikap dan perbuatan kita.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20
Baca: 1 Korintus 1:18-31
"Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." 1 Korintus 1:31
Adakah hal yang pantas untuk kita jadikan alasan untuk memegahkan diri sendiri dan menjadi sombong? Seringkali kita membusungkan dada karena karunia pelayanan yang kita miliki; kita begitu bangga dengan kemampuan dan kepintaran kita; kta merasa diri penting, patut dihormati dan dihargai karena harta kekayaan dan jabatan kita yang lebih tinggi dari orang lain. Kita lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, bahkan keselamatan yang telah kita terima adalah semata-mata anugerah-Nya, bukan karena jasa-jasa kita. Seringkali orang beranggapan bahwa keselamatan dapat diperoleh ketika seseorang banyak memberikan persembahan untuk gereja dan melakukan banyak amal.
Alkitab menyatakan, "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Nabi Yeremia memperingatkan, "Beginilah firman TUHAN: 'Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.'" (Yeremia 9:23-24). Intinya, Tuhan memanggil dan memilih kita bukan karena kita baik, tapi semua adalah karena anugerah-Nya, kasih setia-Nya, kebaikan-Nya dan rencana-Nya. Jika sampai hari ini kita dilayakkan dan bisa melayani Tuhan bukan karena kita lebih hebat dan lebih pintar, tapi karena Tuhan punya tujuan yaitu supaya kita memasyhurkan namaNya.
Menyadari hidup kita untuk mengerjakan panggilan Tuhan, kita tidak akan sembrono lagi menggunakan waktu dan kesempatan. Kita akan terus berjuang dan mempertahankan keselamatan yang kita terima dengan melayani Tuhan sesuai dengan karunia masing-masing dan bertekad menjadi teladan melalui sikap dan perbuatan kita.
"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20
Subscribe to:
Posts (Atom)