Monday, March 9, 2015

PERSEKUTUAN DENGAN SESAMA (3)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Maret 2015

Baca:  Galatia 6:1-10

"Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman."  Galatia 6:10

Hidup dalam persekutuan berarti mau menerima orang lain apa adanya dengan segala kelemahan dan kekurangannya, serta mau melayani satu sama lain seperti teladan Tuhan Yesus yang rela membasuh kaki murid-murid-Nya,  "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."  (Yohanes 13:15).  Hidup dalam persekutuan berarti pula mau bertolong-tolongan dan saling menanggung beban, demikianlah nasihat Paulus,  "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."  (Galatia 6:2).

     Mari belajar dari orang Samaria yang murah hati.  Ia rela berkorban untuk orang lain tanpa pamrih meskipun orang yang ditolongnya adalah seteru bangsanya.  Ada tertulis,  "Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?"  (1 Yohanes 3:17).  Yang dimaksud mengasihi bukan sekedar membalas kebaikan yang telah kita terima dari orang lain,  "Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian."  (Lukas 6:33);  tetapi Tuhan menghendaki kita menyatakan kasih itu secara nyata kepada semua orang tanpa terkecuali, termasuk musuh sekalipun.  Kasih Tuhan akan selalu mengalir di dalam kehidupan kita apabila kita juga terus mengalirkan kasih yang telah kita terima itu kepada orang lain.  Sebagai orang percaya kita harus dapat menjadi sumber kasih Tuhan bagi orang-orang yang ada di sekitar kita, sehingga mereka akan menemukan dan merasakan aliran kasih Tuhan melalui kehidupan kita di mana pun dan kapan pun waktunya.

     Sesungguhnya kasih adalah sarana penginjilan dan alat kesaksian yang paling efektif, karena ada banyak orang yang tidak bisa dijangkau dengan hanya diberi khotbah, tapi hati orang akan mudah tersentuh ketika kita melakukan perbuatan kasih.

Memiliki persekutuan yang erat dengan saudara-saudara seiman selaku sesama anggota keluarga Kerajaan Sorga adalah proses pembelajaran dan latihan bagi kita untuk mempraktekkan kasih, sebelum kita melangkah ke luar.

Sunday, March 8, 2015

PERSEKUTUAN DENGAN SESAMA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2015

Baca:  1 Petrus 3:8-12

"Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,"  1 Petrus 3:8

Selain sandang, pangan dan papan yang merupakan kebutuhan pokok bagi semua manusia ada kebutuhan lain yang tak kalah penting yaitu hubungan  (relationship).  Tuhan tidak pernah menciptakan manusia dengan tujuan supaya ia hidup sendirian dan terasing tanpa bersentuhan dengan orang lain.  Karena itu manusia membutuhkan kehadiran orang lain untuk saling berinteraksi dan bersekutu.

     Kata persekutuan memiliki arti dipersatukan menjadi satu, dalam kebersamaan, sekutu atau kawan sekerja.  Kita bisa disebut sebagai bagian dari suatu persekutuan dan menjadi kawan sekerja apabila kita memiliki kebersamaan dan mengembangkan sikap seperti yang disampaikan oleh rasul Petrus:  seia sekata, seperasaan, mengasihi, penyayang dan rendah hati  (ayat nas).  Intinya, kasih adalah landasan dasar terbentuknya sebuah persekutuan.  Sebaliknya jika tiap-tiap orang hanya memikirkan kepentingannya sendiri, egois dan tidak punya  'hati'  terhadap orang lain akan merusak dan menghancurkan sebuah persekutuan.  Jadi dalam suatu persekutuan kita tidak lagi menonjolkan  'aku', melainkan  'kita'  yang harus dikedepankan.  Rasul Paulus memperingatkan,  "Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat."  (Roma 13:8), sebab kasih Tuhan dalam hidup ini sungguh tak terukur  "...betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,"  (Efesus 3:18).

     Setiap kasih yang Tuhan nyatakan selalu ada pesan yang hendak Tuhan sampaikan yaitu supaya kita mengikuti teladan-Nya dengan menyatakan kasih kepada sesama, sebagai bukti bahwa kita mengasihi Tuhan melalui ketaatan kita melakukan perintah-Nya dalam hal mengasihi.  Adalah sangat berbahaya seseorang mengatakan diri sangat  'rohani'  dan memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan, jika ia sendiri memiliki banyak masalah dalam hal persekutuan dengan sesamanya.

"Jikalau seorang berkata: 'Aku mengasihi Allah,' dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya."  1 Yohanes 4:20