Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Maret 2015
Baca: 1 Korintus 5:1-13
"Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul." 1 Korintus 5:9
Kota Korintus adalah sebuah kota yang sangat mapan dan modern di zamannya. Selain sebagai kota pelabuhan, Korintus termasuk salah satu pusat perekonomian utama di Yunani, tak ubahnya dengan kota metropolitan di masa sekarang ini di mana segala kesenangan dan gemerlap kenikmatan dunia ditawarkan. Hal ini mendorong terjadinya segala bentuk tindak kejahatan dan juga pelanggaran moral, sehingga kota ini mempunyai reputasi yang sangat buruk karena hal-hal yang amoral.
Keadaan itu berdampak buruk bagi kehidupan orang percaya di Korintus sehingga mereka pun terbawa arus, hidup dalam keduniawian, bahkan di antara mereka banyak yang terlibat dalam dosa percabulan. Ibadah dan pelayanan yang mereka lakukan tak lebih dari sekedar aktivitas rutin semata. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku." (Matius 15:7-8), sehingga mereka menjadi batu sandungan bagi orang-orang di kota lain. Bukan hanya perpecahan di antara jemaat, mereka juga menunjukkan perilaku yang menyimpang dari kebenaran. Sebagai umat tebusan-Nya yang telah disucikan, dikuduskan, dibenarkan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib dan diperbaharui oleh Roh Kudus, setiap orang percaya seharusnya menunjukkan kualitas hidup yang berpadanan dengan predikat tersebut. Peringatan keras ini disampaikan oleh Paulus karena jemaat di Korintus sudah tidak menghargai kekudusan dan kesucian perkawinan, padahal "...kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:20).
Hidup kudus adalah suatu proses yang berlangsung secara progresif dan harus dikerjakan terus menerus seumur hidup kita. Hidup kudus berarti kita menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan mengukur segala sesuatu sesuai dengan standar firman Tuhan. Hidup kudus berarti pula berusaha keras menjauhi segala jenis kejahatan dan bertekad kuat menaati apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Jangan sia-siakan pengorbanan Kristus dengan melakukan hal-hal yang tidak kudus!
Tuesday, March 3, 2015
Monday, March 2, 2015
PANGGILAN TUHAN: Untuk Hidup Kudus (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Maret 2015
Baca: 1 Korintus 1:1-3
"...yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita." 1 Korintus 1:2
Kita diciptakan Tuhan bukan karena suatu kebetulan, tetapi semua berada dalam rencana-Nya untuk suatu tujuan, artinya di dalam diri kita ada suatu panggilan Tuhan yang harus kita kerjakan. Jika kita mencermati apa yang disampaikan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ini, ada hal-hal penting yang harus dipahami oleh setiap orang percaya berkaitan dengan panggilan Tuhan. Adapun panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya antara lain adalah panggilan untuk hidup dalam kekudusan (ayat nas).
Di dalam 1 Petrus 1:15-16 dikatakan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." Karena Tuhan kita adalah kudus, maka sebagai anak-anak-Nya kita pun harus hidup dalam kekudusan, "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Efesus 1:4). Secara etimologi, kata kudus memiliki pengertian dipisahkan dari dosa, diasingkan dari hal-hal yang duniawi, disendirikan, dikhususkan secara total untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Oleh karena itu firman Tuhan memperingatkan: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Dengan kata lain, sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita tidak boleh mengikuti pola hidup dunia ini dan tidak terbawa arus yang ada.
Kehidupan orang-orang percaya di Korintus ternyata tidak jauh berbeda dari kehidupan orang-orang di luar Tuhan. Secara jasmaniah mereka tampak aktif menjalankan ibadah dan pelayanan, tetapi perbuatan mereka sangat duniawi dan tidak menunjukkan kualitas hidup sebagai ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17).
"Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." 2 Korintus 6:17
Baca: 1 Korintus 1:1-3
"...yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita." 1 Korintus 1:2
Kita diciptakan Tuhan bukan karena suatu kebetulan, tetapi semua berada dalam rencana-Nya untuk suatu tujuan, artinya di dalam diri kita ada suatu panggilan Tuhan yang harus kita kerjakan. Jika kita mencermati apa yang disampaikan rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ini, ada hal-hal penting yang harus dipahami oleh setiap orang percaya berkaitan dengan panggilan Tuhan. Adapun panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya antara lain adalah panggilan untuk hidup dalam kekudusan (ayat nas).
Di dalam 1 Petrus 1:15-16 dikatakan, "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." Karena Tuhan kita adalah kudus, maka sebagai anak-anak-Nya kita pun harus hidup dalam kekudusan, "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Efesus 1:4). Secara etimologi, kata kudus memiliki pengertian dipisahkan dari dosa, diasingkan dari hal-hal yang duniawi, disendirikan, dikhususkan secara total untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Oleh karena itu firman Tuhan memperingatkan: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2). Dengan kata lain, sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita tidak boleh mengikuti pola hidup dunia ini dan tidak terbawa arus yang ada.
Kehidupan orang-orang percaya di Korintus ternyata tidak jauh berbeda dari kehidupan orang-orang di luar Tuhan. Secara jasmaniah mereka tampak aktif menjalankan ibadah dan pelayanan, tetapi perbuatan mereka sangat duniawi dan tidak menunjukkan kualitas hidup sebagai ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17).
"Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." 2 Korintus 6:17
Subscribe to:
Posts (Atom)