Sunday, March 1, 2015

MEMAHAMI PANGGILAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Maret 2015

Baca:  1 Korintus 1:1-17

"Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu."  1 Korintus 1:11

Jemaat Korintus adalah jemaat yang didirikan oleh rasul Paulus bersama dengan Akwila dan Priskila dalam perjalanan misinya yang kedua.  Alkitab mencatat:  "...mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah. Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani."  (Kisah 18:3-4).  Setelah melayani jiwa-jiwa di Korintus untuk beberapa waktu lamanya Paulus melanjutkan perjalanan misinya ke Efesus.

     Saat berada di Efesus inilah Paulus mendapat berita yang kurang mengenakkan dan sekaligus mengejutkan dari keluarga Kloe, bahwa pasca kepergian Paulus ternyata ada banyak permasalahan yang terjadi di antara jemaat di Korintus.  Mengapa bisa terjadi?  Ternyata masalah timbul karena kurangnya pemahaman jemaat tentang panggilan Tuhan dalam hidup mereka, padahal panggilan hidup adalah hal yang sangat mendasar dalam kehidupan orang percaya.  Mungkin kita tampak sibuk dengan aktivitas-aktivitas rohani atau pelayanan, begitu bangga dengan talenta dan karunia-karunia yang kita miliki, atau bangga dengan kemahiran kita dalam mempelajari isi Alkitab dan sebagainya.  Namun apalah arti semuanya itu jika dalam kehidupan sehari-hari atau dalam prakteknya kita tidak memiliki buah-buah pertobatan atau karakter yang mencerminkan diri sebagai pengikut Kristus.  Karena itu rasul Paulus mengingatkan,  "...supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu."  (Efesus 4:1).

     Panggilan berarti seruan yang membuat seseorang mengarahkan pandangan dan menyendengkan telinganya kepada si pemanggil;  panggilan hidup berarti seruan yang membuat seseorang mengarahkan hidupnya kepada suatu titik atau sasaran tertentu.  Bila dihubungkan dengan panggilan Tuhan, maka panggilan hidup berarti seruan Tuhan kepada setiap orang percaya supaya mereka mengarahkan hidup mereka kepada apa yang menjadi kehendak dan rencana Tuhan.  Contoh:  Tuhan memanggil Abraham untuk ke luar dari negerinya dan dari sanak saudaranya ke suatu negeri yang hendak ditunjukkan-Nya.

Sudahkah kita memiliki kehidupan yang berpadanan dengan panggilan Tuhan?

Saturday, February 28, 2015

BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Februari 2015

Baca:  Hosea 6:1-6

"Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."  Hosea 6:3

Semua orang pasti tahu bahwa kunci meraih keberhasilan adalah kerja keras dan kesungguhan.  Mustahil kita meraih semua yang kita impikan jika kita hanya berpangku tangan dan tidak melakukan segala sesuatu dengan kesungguhan.  Jika sampai hari ini kita masih juga belum mampu mencapai segala yang diimpikan, mungkin yang menjadi salah satu faktor kegagalannya adalah kita kurang bersungguh-sungguh.  Jangan sekali-kali kita mengkambinghitamkan orang lain sebagai penyebab kegagalan, tapi biarlah kita belajar untuk mengevaluasi diri dan membuat sebuah perubahan.  Barrack Husein Obama, presiden Amerika ke-44 mengatakan,  "Perubahan tidak akan datang jika kita menunggu orang lain atau lain waktu.  Diri kitalah yang ditunggu-tunggu.  Diri kitalah perubahan yang dicari-cari."

     Sebagus dan secemerlang apa pun rencana dan ide yang ada di otak kita, apabila tidak disertai dengan tindakan yang sungguh untuk mewujudkannya maka semuanya hanya tinggal angan-angan dan tidak pernah menghasilkan sesuatu yang luar biasa.  Begitu juga dalam bekerja, studi, beribadah, berdoa dan melayani pekerjaan Tuhan, jika tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh hasilnya pun tidak akan maksimal.  Bersungguh-sungguh berarti melakukan dengan segenap hati, pikiran, tenaga, kemampuan, serta penuh tanggung jawab;  bersungguh-sungguh berarti tekun, setia, disiplin dan tidak mudah menyerah pada keadaan.  Tuhan menghendaki anak-anak-Nya memiliki kehidupan yang di atas rata-rata supaya keberadaannya benar-benar berdampak bagi dunia.  Tapi jika kita melakukan segala sesuatu dengan asal-asalan, setengah-setengah, semau gue, ceroboh, ogah-ogahan dan bermalas-malasan,  "Apa kata dunia nanti?"

     Ingin diberkati Tuhan?  Ingin dipakai Tuhan guna tujuan yang mulia?  Kerjakan segala sesuatu yang dipercayakan kepada kita dengan sungguh-sungguh.

"Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,"  Ibrani 6:11