Monday, February 23, 2015

MENDENGAR DAN MEMPERHATIKAN FIRMAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Februari 2015

Baca:  Ulangan 31:9-13

"Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini,"  Ulangan 31:12

Injil atau sering kita sebut dengan Alkitab adalah buku yang berisikan firman Tuhan atau perkataan Tuhan sendiri, karena itu kita harus  "...mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,"  (Roma 1:16).  Jangan sedikit pun kita ragu atau sangsi terhadap firman Tuhan sebab yang berbicara adalah Tuhan sendiri.  Jika Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi dan segala isinya yang berbicara, maka perkataan-Nya pasti mengandung kuasa yang sangat dahsyat,  "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."  (Ibrani 4:12).

     Tuhan berkata,  "demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."  (Yesaya 55:11).  Namun seringkali kita dengar bahwa ada banyak sekali orang Kristen yang mengeluh mengapa mereka tidak mengalami kuasa firman Tuhan.  Akhirnya mereka pun bersikap skeptis terhadap firman yang disampaikan oleh setiap hamba Tuhan di atas mimbar, pikirnya firman yang didengar tak lebih dari sekedar teori karena mereka merasa tidak memperoleh manfaat apa-apa dan hidup mereka tetap saja tidak berubah.

     Jika Tuhan yang berfirman Ia tidak mungkin berdusta dan ingkar  (baca  Bilangan 23:19).  Jadi setiap tulisan yang ada di Alkitab itu bukanlah dongeng penghantar tidur yang meninabobokan, melainkan  "...kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,"  (Roma 1:17).  Jika sampai hari ini kita belum mengalami kuasa dari firman Tuhan berarti ada yang salah dengan diri kita sendiri, yaitu kita tidak mendengar dan memperhatikan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.

"Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh,"  Pengkotbah 4:17

Sunday, February 22, 2015

JANGAN ACUH TAK ACUH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Februari 2015

Baca:  Zefanya 2:1-3

"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh,"  Zefanya 2:1

Siapa tidak kenal Marilyn Monroe?  Wanita ini lahir 1 Juni 1926 dan berprofesi sebagai aktris, penyanyi, model terkenal dan juga menjadi simbol seks dunia asal Amerika Serikat.  Peraih penghargaan Golden Award for Best Actress untuk film Some Like It Hot  (1960)  dan Golden Globe World Film Favorite:  Female  (1953, 1962)  ini seringkali menjadi trendsetter serta idola wanita dan pria seantero jagad raya ini.  Sayang, perjalanan hidup Marilyn tidak semulus karir dan popularitasnya karena sejarah dunia mencatat bahwa hidup Marilyn harus berakhir secara tragis karena ia ditemukan tewas di apartemennya pada 5 Agustus 1962  (dalam usia 36 tahun)  di puncak karir, akibat overdosis obat tidur.  Yang tidak semua orang ketahui adalah, seminggu sebelum kematiannya ia sempat dikunjungi oleh seorang hamba Tuhan,  Billy Graham, sesaat setelah memimpin ibadah KKR, karena ia diutus Tuhan untuk menyampaikan suatu pesan kepada Marilyn.  Tapi apa jawaban si artis?  "Maaf, aku tidak memerlukan Tuhanmu."  Kekayaan, kecantikan dan popularitas dunia telah menyilaukan mata Marilyn Monroe sehingga tanpa segan ia meremehkan dan mengabaikan peringatan Tuhan.  Jangan sekalipun kita bersikap acuh terhadap peringatan Tuhan sebab ada akibat yang harus kita tanggung!  "Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat."  (Amsal 10:17).

     Ada banyak orang Kristen yang sudah diselamatkan dan mengecap kebaikan Tuhan seringkali bersikap acuh tak acuh terhadap panggilan Tuhan:  panggilan untuk melayani diacuhkan, panggilan untuk memberitakan Injil diacuhkan, panggilan untuk beribadah dan bersekutu dengan Tuhan dianggap sebagai angin lalu, apalagi panggilan untuk bertobat malah ditertawakan.  Kenyamanan, popularitas, kekayaan dan segala kenikmatan dunia lebih memikat dan menyita perhatian sehingga kita merasa tidak membutuhkan Tuhan dalam hidup ini.  Nabi Amos memperingatkan,  "Celaka atas orang-orang yang merasa aman di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!"  (Amos 6:1).

"Engkau melihat banyak, tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga, tetapi tidak mendengar."  Yesaya 42:20