Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Februari 2015
Baca: 1 Raja-Raja 19:1-6
"Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu." 1 Raja-Raja 17:6
Kekeringan boleh saja melanda di segala tempat tapi berkat Tuhan tidak bergantung situasi. Di tengah kekeringan sekalipun, ketika semua orang mengalami kesukaran, Elia tetap mengalami kebaikan Tuhan.
Dengan cara-Nya yang ajaib dan sangat tidak masuk akal Tuhan menyediakan segala yang dibutuhkan oleh Elia. "Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu." (ayat nas). Bagi setiap orang yang mau membayar harga untuk hidup taat kepada Tuhan, pasti ada upah. "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9). Pemeliharaan Tuhan terhadap Elia tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Ketika sungai Kerit itu mulai kering dan tidak ada lagi airnya, sepertinya Elia akan bernasib sama dengan orang lain dan tidak lagi punya harapan untuk hidup. Tetapi firman Tuhan menegaskan bahwa bagi orang percaya "...masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang." (Amsal 23:18). Sesuatu yang kita harapkan menjadi kering dan secara manusia tidak ada pertolongan, di tambah lagi omongan-omongan negatif orang lain seringkali melemahkan dan membuat kita putus asa.
Apa yang dialami Elia kiranya menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk tetap semangat menjalani hidup ini karena kita mempunyai Tuhan yang layak diandalkan, sebab Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tidak pernah mengenal kekeringan. "Hujan yang melimpah Engkau siramkan, ya Allah; Engkau memulihkan tanah milik-Mu yang gersang, sehingga kawanan hewan-Mu menetap di sana; dalam kebaikan-Mu Engkau memenuhi kebutuhan orang yang tertindas, ya Allah." (Mazmur 68:10-11). Ketika sungai Kerit mengering Elia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Sarfat, yang termasuk dalam wilayah Sidon, sebab Tuhan telah menyiapkan berkat bagi Elia melalui janda miskin bersama anaknya, yang akan menjamu dia di masa kekeringan.
"Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau," Mazmur 31:20
Thursday, February 19, 2015
Wednesday, February 18, 2015
SENDIRI BERSAMA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2015
Baca: 1 Raja- Raja 17:1-6
"Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan." 1 Raja-Rja 17:3
Di mata Tuhan penyembahan berhala adalah dosa besar dan merupakan suatu kekejian, sebab Tuhan sudah memperingatkan umat Israel, "...janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka." (Yehezkiel 20:18). Tuhan sangat "...benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia," (Mazmur 31:7). Sebagai akibatnya Tuhan menghukum bangsa Israel dengan kekeringan selama 3,5 tahun. Karena menyampaikan pesan Tuhan tentang penghukuman atas Israel tersebut keberadaan Elia menjadi sangat terancam dan dimusuhi oleh raja Ahab.
Di tengah situasi yang genting ini, Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada Elia. Sebagaimana arti nama Elia, Tuhan adalah Allahku, maka Tuhan membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang hidup, yang sanggup menolong, melindungi dan memelihara Elia. Sungguh benar apa kata pemazmur, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi dan bersembunyi di tepi sungai Kerit. Adapun arti kata Kerit adalah diasingkan, dipisahkan, disendirikan, atau terpencil. Sungai Kerit menjadi 'sekolah' bagi Elia untuk menjalani proses pembentukan Tuhan. Di tempat yang terasing dan terpisah dari hingar bingar, iman Elia dimantapkan. Dalam kesendirian inilah Elia diajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia saja. Elia pun tinggal selama beberapa waktu lamanya di tepi sungai Kerit sehingga ia terlindungi dari kejaran tentara Ahab.
Tuhan mengijinkan 'kekeringan' terjadi dalam hidup ini supaya kita belajar bergantung kepada Tuhan, memisahkan diri dari kesibukan dan bersekutu dengan Tuhan dan mencari hadirat-Nya. "Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (1 Tawarikh 16:11), sebab "...tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mazmur 9:11). Dalam situasi sulit sekalipun, asal kita mau melangkah sesuai perintah Tuhan pasti ada jamainan perlindungan-Nya, seperti yang dialami Elia.
Dalam kesendirian dan terpisah Elia memperoleh pengalaman rohani yang sangat berharga bersama Tuhan!
Baca: 1 Raja- Raja 17:1-6
"Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan." 1 Raja-Rja 17:3
Di mata Tuhan penyembahan berhala adalah dosa besar dan merupakan suatu kekejian, sebab Tuhan sudah memperingatkan umat Israel, "...janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka." (Yehezkiel 20:18). Tuhan sangat "...benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia," (Mazmur 31:7). Sebagai akibatnya Tuhan menghukum bangsa Israel dengan kekeringan selama 3,5 tahun. Karena menyampaikan pesan Tuhan tentang penghukuman atas Israel tersebut keberadaan Elia menjadi sangat terancam dan dimusuhi oleh raja Ahab.
Di tengah situasi yang genting ini, Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada Elia. Sebagaimana arti nama Elia, Tuhan adalah Allahku, maka Tuhan membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang hidup, yang sanggup menolong, melindungi dan memelihara Elia. Sungguh benar apa kata pemazmur, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi dan bersembunyi di tepi sungai Kerit. Adapun arti kata Kerit adalah diasingkan, dipisahkan, disendirikan, atau terpencil. Sungai Kerit menjadi 'sekolah' bagi Elia untuk menjalani proses pembentukan Tuhan. Di tempat yang terasing dan terpisah dari hingar bingar, iman Elia dimantapkan. Dalam kesendirian inilah Elia diajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia saja. Elia pun tinggal selama beberapa waktu lamanya di tepi sungai Kerit sehingga ia terlindungi dari kejaran tentara Ahab.
Tuhan mengijinkan 'kekeringan' terjadi dalam hidup ini supaya kita belajar bergantung kepada Tuhan, memisahkan diri dari kesibukan dan bersekutu dengan Tuhan dan mencari hadirat-Nya. "Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (1 Tawarikh 16:11), sebab "...tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mazmur 9:11). Dalam situasi sulit sekalipun, asal kita mau melangkah sesuai perintah Tuhan pasti ada jamainan perlindungan-Nya, seperti yang dialami Elia.
Dalam kesendirian dan terpisah Elia memperoleh pengalaman rohani yang sangat berharga bersama Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)