Wednesday, February 18, 2015

SENDIRI BERSAMA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Februari 2015

Baca:  1 Raja- Raja 17:1-6

"Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan."  1 Raja-Rja 17:3

Di mata Tuhan penyembahan berhala adalah dosa besar dan merupakan suatu kekejian, sebab Tuhan sudah memperingatkan umat Israel,  "...janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka."  (Yehezkiel 20:18).  Tuhan sangat  "...benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia,"  (Mazmur 31:7).  Sebagai akibatnya Tuhan menghukum bangsa Israel dengan kekeringan selama 3,5 tahun.  Karena menyampaikan pesan Tuhan tentang penghukuman atas Israel tersebut keberadaan Elia menjadi sangat terancam dan dimusuhi oleh raja Ahab.

     Di tengah situasi yang genting ini, Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada Elia.  Sebagaimana arti nama Elia, Tuhan adalah Allahku, maka Tuhan membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang hidup, yang sanggup menolong, melindungi dan memelihara Elia.  Sungguh benar apa kata pemazmur,  "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."  (Mazmur 46:2).  Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi dan bersembunyi di tepi sungai Kerit.  Adapun arti kata Kerit adalah diasingkan, dipisahkan, disendirikan, atau terpencil.  Sungai Kerit menjadi  'sekolah'  bagi Elia untuk menjalani proses pembentukan Tuhan.  Di tempat yang terasing dan terpisah dari hingar bingar, iman Elia dimantapkan.  Dalam kesendirian inilah Elia diajar bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia saja.  Elia pun tinggal selama beberapa waktu lamanya di tepi sungai Kerit sehingga ia terlindungi dari kejaran tentara Ahab.

     Tuhan mengijinkan  'kekeringan'  terjadi dalam hidup ini supaya kita belajar bergantung kepada Tuhan, memisahkan diri dari kesibukan dan bersekutu dengan Tuhan dan mencari hadirat-Nya.  "Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!"  (1 Tawarikh 16:11), sebab  "...tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN."  (Mazmur 9:11).  Dalam situasi sulit sekalipun, asal kita mau melangkah sesuai perintah Tuhan pasti ada jamainan perlindungan-Nya, seperti yang dialami Elia.

Dalam kesendirian dan terpisah Elia memperoleh pengalaman rohani yang sangat berharga bersama Tuhan!

Tuesday, February 17, 2015

KEKERINGAN sebagai TEGURAN TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Februari 2015

Baca:  1 Raja-Raja 17:1-6

"Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."  1 Raja-Raja 17:1

Kekeringan ekonomi atau krisis ekonomi seringkali menjadi masalah utama dalam kehidupan semua orang, tanpa terkecuali.  Artinya masalah tersebut tidak hanya dialami oleh orang-orang dunia saja namun orang percaya pun tak luput dari masalah ini.  Namun meski harus mengalami masalah yang sama tetapi ada jaminan pemeliharaan dari Tuhan bagi setiap orang percaya.  Jadi ada  "...perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya."  (Maleakhi 3:18).  Daud juga menyatakan bahwa  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).

     Ketika Israel diperintah oleh raja Ahab terjadilah kekeringan di seluruh negeri selama 3,5 tahun.  Tuhan mengijinkan kekeringan terjadi sebagai akibat dari ketidaktaatan bangsa ini kepada Tuhan.  Pada waktu itu dosa dan kejahatan bangsa Israel begitu parah, Ahab selaku raja tidak memberi teladan hidup yang baik, justru  "...melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya."  (1 Raja-Raja 16:30).  Tidak hanya itu, Ahab juga mengambil Izebel,  "...anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya."  (1 Raja-Raja 16:31).  Karena pemimpin negerinya berlaku jahat di mata Tuhan, rakyat pun dicondongkan hatinya kepada Baal.  Mereka secara terang-terangan membuat mezbah bagi Baal dan menyembah kepadanya.  Baal adalah sebutan bagi dewa-dewa penduduk asli tanah Kanaan.  Mereka mempercayai Baal sebagai dewa kesuburan yang memiliki kuasa atas hujan, angin, dan awan.

     Tuhan mengutus Elia untuk menegur dan memperingatkan Ahab.  Elia pun bernubuat di hadapan Ahab bahwa tidak akan ada embun dan hujan di seluruh negeri Israel.  "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan."  (Yakobus 5:7).  Karena doa Elia maka Tuhan menahan hujan atas Israel selama tiga tahun enam bulan, kekeringan hebat melanda seluruh negeri.

Karena ketidaktaatan dan pemberontakan terjadilah kekeringan hebat di Israel!