Thursday, February 5, 2015

KEKUATIRAN: Tidak Mendatangkan Kebaikan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Februari 2015

Baca:  Amsal 12:1-28

"Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia."  Amsal 12:25

Dr. Edward Podolsky, seorang dosen dan penulis buku terkenal, dalam bukunya yang berjudul  'Stop Worrying and Get Well'  menulis bahwa kekuatiran yang dipelihara secara terus-menerus dapat menyebabkan seseorang menderita sakit, seperti penyakit jantung, darah tinggi dan migran.  Dengan kata lain, bila hati dan pikiran terus dipenuhi oleh kekuatiran, tubuh jasmani secara otomatis terkena efeknya.  Ketika kita kuatir tubuh ini serasa membawa beban yang begitu berat sehingga organ-organ tubuh kita tidak berfungsi sebagaimana mestinya.  Di sini dapat disimpulkan bahwa kekuatiran lebih banyak berdampak negatif daripada positif karena dapat menganggu kesehatan.  Karena itu jangan sekali-kali menganggap remeh kekuatiran, karena cepat atau lambat bisa menghancurkan hidup kita, memporak-porandakan semua harapan kita, serta menghentikan langkah kita untuk meraih berkat Tuhan.

     Leo Buscaglia, motivator terkenal dari Amerika, juga berkata,  "Kekuatiran tak akan melenyapkan kesedihan esok, tetapi akan menghilangkan kegembiraan hari ini."  Pada dasarnya kekuatiran itu berkaitan erat dengan ketakutan dan kecemasan.  Orang dikatakan kuatir ketika berada dalam keadaan takut, cemas, gelisah dan tidak tenang, yang ditimbulkan oleh situasi yang bermasalah, baik itu yang dibayangkan, diangan-angankan maupun yang tampak secara nyata.  Kekuatiran juga bisa didefinisikan sebagai perasaan takut akan hari esok atau masa depan.  Jadi, sesungguhnya kekuatiran adalah perasaan gelisah terhadap sesuatu yang belum tentu akan terjadi.  Kita sebenarnya tahu bahwa kekuatiran itu tidak baik dan tidak mendatangkan keuntungan apa-apa, bahwa firman Tuhan tak pernah henti mengingatkan kita agar tidak kuatir  (baca  Matius 6:25-34), namun dalam prakteknya kita seringkali memilih untuk kuatir dan terus hidup dalam kekuatiran.  Akibatnya pikiran kita hanya terfokus pada masalah dan kesulitan.  Waktu dan energi kita pun terkuras sia-sia memikirkan masalah, sehingga masalah akan tampak besar seperti Goliat yang serasa sulit untuk dikalahkan.

"...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  Ayub 3:25

Wednesday, February 4, 2015

LETIH, LESU DAN TAK BERDAYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Februari 2015

Baca:  Matius 11:25-30

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."  Matius 11:28

Apakah saat ini Saudara merasa letih, lesu dan tak berdaya karena beratnya beban permasalahan yang harus Saudara tanggung dalam hidup ini?  Mulai dari bangun pagi sampai hendak tidur malam banyak perkara yang kita pergumulkan dan keluhkan, mulai dari masalah keuangan keluarga yang pas-pasan, usaha yang seret dan sedang berada di ujung tanduk, beban pekerjaan, dan suasana kerja yang tidak kondusif, kesehatan yang terganggu karena sakit-penyakit yang lama belum kunjung sembuh, belum lagi anak-anak di rumah yang susah diatur dan studinya yang kian terseok-seok.

     Dalam hal pelayanan pun kita merasa bahwa pelayanan yang kita lakukan selama ini serasa sia-sia, tidak ada kemajuan, jalan di tempat dan kita pun berniat untuk mundur karena tidak tahan dengan tekanan dari berbagai pihak.  Akhirnya kekuatiran dan kecemasan terus saja membayangi langkah kaki kita yang kian gontai.  Abraham L. Feinberg, seorang rohanian Amerika, menulis tentang sepuluh kiat untuk menikmati kebahagiaan hidup.  Salah satu dari sepuluh kiat itu adalah:  "Berhentilah kuatir.  Rasa kuatir akan membinasakan hidupmu."  Alkitab juga menegaskan bahwa kekuatiran itu sama sekali tidak mendatangkan kebaikan bagi seseorang, sebab  "Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang,"  (Amsal 12:25), dan  "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?"  (Matius 6:27).

     Mengapa Saudara harus memikul beban itu sendirian?  Rasul Petrus menasihati,  "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu."  (1 Petrus 5:7).  Tuhan berjanji,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b).  Karena itu kuatkan diri dan tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus!  Keadaan dunia ini boleh saja berubah, tetapi kita punya Tuhan yang tidak pernah berubah:  kuasa, kasih, kemurahan dan kebaikan-Nya  "...tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya."  (Ibrani 13:8).  Tuhan Yesus tetaplah sebagai jalan dan kebenaran dan hidup bagi orang percaya.

"Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  Yesaya 46:4b