Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2015
Baca: Lukas 6:46-49
"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" Lukas 6:46
Hati Tuhan akan disenangkan apabila kita mengasihi Dia lebih dari segala-galanya. Bukti bahwa kita mengasihi Tuhan adalah ketika kita mentaati firman-Nya dengan sepenuh hati. Tertulis: "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku." (Yohanes 14:15). Ketika kita tidak taat berarti kita belum sepenuhnya mengasihi Tuhan. Ketaatan berarti bersedia dan rela mengosongkan diri, mengesempingkan keinginan pribadi dan lebih mengutamakan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita, seperti yang Tuhan Yesus katakan, "...janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Inilah yang disebut penyangkalan diri.
Menjadi pengikut Kristus berarti siap untuk melakukan firman Tuhan. Mengapa ketaatan itu penting? Karena ketaatan adalah fondasi yang kuat bagi kehidupan orang percaya. Ketika kita tidak hidup dalam ketaatan, kita akan mudah sekali lemah, goyah dn bahkan roboh ketika diterjang oleh badai kehidupan karena kita membangun hidup kita di atas tanah tanpa fondasi yang kokoh. "...setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia
sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah
itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." (Matius 7:26-27). Tetapi ketika kita hidup dalam ketaatan, "ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali
dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah
dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena
rumah itu kokoh dibangun." (Lukas 6:48).
Ketaatan adalah kunci memiliki kehidupan Kristen yang berdampak bagi dunia. Sebaliknya ketika kita tidak taat melakukan kehendak Tuhan, dengan kata lain tidak menjadi pelaku firman, kita pun akan kehilangan pengaruhnya, sama seperti garam yang kehilangan rasa asinnya. Oleh karena itu kita harus terus melatih diri dalam hal ketaatan ini, sebab ketaatan tidak terjadi secara instan tapi melalui proses demi proses.
Jadilah pelaku firman, bukan hanya sebagai pendengar; inilah kehendak Tuhan!
Sunday, January 25, 2015
Saturday, January 24, 2015
MENGIKUTI JEJAK KRISTUS: Taat Seperti Kristus
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Januari 2015
Baca: Filipi 2:1-11
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 2:8
Mengikuti jejak Kristus berarti meneladani ketaatanNya melakukan kehendak Bapa. Yesus teladan utama dalam hal ketaatan. Dia berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Ketika dihadapkan pada cawan penderitaan Yesus berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Bagi Yesus melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dan melebihi segala-galanya. Itulah sebabnya rasul Paulus menasihati kita, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:5-7). Karena ketaatan-Nya maka "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).
Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang yang taat, bukan taat yang setengah-setengah atau taat secara musiman, melainkan taat secara total di segala keadaan. Seringkali kita baru mau taat ketika kita sedang baik dan tidak ada masalah: diberkati, disembuhkan, usaha lancar atau saat sedang mood saja. Begitu ada masalah: penderitaan, krisis, sakit, susah dan mengalami situasi-situasi yang tidak mengenakkan secepat kilat kita pun berubah sikap, tidak lagi mau taat kepada Tuhan: ogah-ogahan berdoa, malas baca Alkitab, malas melayani dan malah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena kita merasa kecewa kepada Tuhan.
Ketaatan berkaitan dengan hati hamba. Tugas utama hamba adalah taat melakukan semua kehendak tuannya. Jadi mari kita berkata, "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Tuhan Yesus rela menjadi hamba dan taat kepada Bapa supaya kita pun meneladani Dia!
Baca: Filipi 2:1-11
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 2:8
Mengikuti jejak Kristus berarti meneladani ketaatanNya melakukan kehendak Bapa. Yesus teladan utama dalam hal ketaatan. Dia berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Ketika dihadapkan pada cawan penderitaan Yesus berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Bagi Yesus melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dan melebihi segala-galanya. Itulah sebabnya rasul Paulus menasihati kita, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:5-7). Karena ketaatan-Nya maka "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).
Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang yang taat, bukan taat yang setengah-setengah atau taat secara musiman, melainkan taat secara total di segala keadaan. Seringkali kita baru mau taat ketika kita sedang baik dan tidak ada masalah: diberkati, disembuhkan, usaha lancar atau saat sedang mood saja. Begitu ada masalah: penderitaan, krisis, sakit, susah dan mengalami situasi-situasi yang tidak mengenakkan secepat kilat kita pun berubah sikap, tidak lagi mau taat kepada Tuhan: ogah-ogahan berdoa, malas baca Alkitab, malas melayani dan malah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena kita merasa kecewa kepada Tuhan.
Ketaatan berkaitan dengan hati hamba. Tugas utama hamba adalah taat melakukan semua kehendak tuannya. Jadi mari kita berkata, "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Tuhan Yesus rela menjadi hamba dan taat kepada Bapa supaya kita pun meneladani Dia!
Subscribe to:
Posts (Atom)