Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Januari 2015
Baca: Filipi 2:1-11
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 2:8
Mengikuti jejak Kristus berarti meneladani ketaatanNya melakukan kehendak Bapa. Yesus teladan utama dalam hal ketaatan. Dia berkata, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34).
Ketika dihadapkan pada cawan penderitaan Yesus berkata, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari
pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Bagi Yesus melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dan melebihi segala-galanya. Itulah sebabnya rasul Paulus menasihati kita, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia." (Filipi 2:5-7). Karena ketaatan-Nya maka "...Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama," (Filipi 2:9).
Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang yang taat, bukan taat yang setengah-setengah atau taat secara musiman, melainkan taat secara total di segala keadaan. Seringkali kita baru mau taat ketika kita sedang baik dan tidak ada masalah: diberkati, disembuhkan, usaha lancar atau saat sedang mood saja. Begitu ada masalah: penderitaan, krisis, sakit, susah dan mengalami situasi-situasi yang tidak mengenakkan secepat kilat kita pun berubah sikap, tidak lagi mau taat kepada Tuhan: ogah-ogahan berdoa, malas baca Alkitab, malas melayani dan malah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah karena kita merasa kecewa kepada Tuhan.
Ketaatan berkaitan dengan hati hamba. Tugas utama hamba adalah taat melakukan semua kehendak tuannya. Jadi mari kita berkata, "Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." (Lukas 17:10).
Tuhan Yesus rela menjadi hamba dan taat kepada Bapa supaya kita pun meneladani Dia!
Saturday, January 24, 2015
Friday, January 23, 2015
MENGIKUTI JEJAK KRISTUS: Karib Dengan Bapa
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Januari 2015
Baca: 1 Petrus 2:18-25
"Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya." 1 Petrus 2:21
Kamus Webster mendefinisikan orang Kristen sebagai orang yang percaya kepada Yesus sebagai Kristus, seorang yang percaya kepada agama yang berdasarkan pengajaran Yesus, atau bisa diartikan sebagai pengikut Kristus. Sedangkan kata Kristen itu sendiri muncul sebanyak tiga kali dalam Alkitab. Kita bisa membacanya dalam Kisah 11:26, Kisah 26:28 dan 1 Petrus 4:16. Adapun bukti nyata bahwa seseorang disebut sebagai pengikut Kristus bukanlah KTP yang bertuliskan Kristen atau orang yang tampak sibuk ke luar masuk gedung gereja, tapi seorang yang mengikuti jejak Kristus dengan meneladani bagaimana Kristus telah hidup. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6).
Mengikuti jejak Kristus berarti harus hidup dalam persekutuan yang karib denganNya. Mengapa? Karena Ia pun memiliki persekutuan karib dengan Bapa di sorga. Semasa pelayanan-Nya di bumi Kristus senantiasa menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Bapa. Jadi, doa adalah nafas hidup orang percaya! Alkitab mencatat: "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35). Doa adalah tanda ketergantungan kita kepada Tuhan, bukan sekedar aktivitas rohani atau pengisi waktu senggang. Sebagaimana ranting tidak dapat berbuah jika tidak melekat kepada pokok anggur, begitu pula kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kita tidak melekat kepada Tuhan Yesus, yang adalah pokok anggur kita. Hidup kita ini sangat bergantung sepenuhnya kepada Tuhan! Jika Kristus saja memiliki kedisiplinan dalam berdoa, sebagai bukti bahwa Dia sangat bergantung kepada Bapa dan karib dengan-Nya, siapakah kita ini sehingga kita mengabaikan jam-jam doa?
Sesibuk apa pun, baik dalam pelayanan, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, jangan sampai kita melupakan jam-jam doa atau bersaat teduh secara pribadi dengan Tuhan, karena doa adalah nafas hidup kita. "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:" (Matius 26:41).
Jangan sekalipun melewatkan hari tanpa berdoa, karena doa adalah kunci kekuatan orang percaya!
Baca: 1 Petrus 2:18-25
"Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya." 1 Petrus 2:21
Kamus Webster mendefinisikan orang Kristen sebagai orang yang percaya kepada Yesus sebagai Kristus, seorang yang percaya kepada agama yang berdasarkan pengajaran Yesus, atau bisa diartikan sebagai pengikut Kristus. Sedangkan kata Kristen itu sendiri muncul sebanyak tiga kali dalam Alkitab. Kita bisa membacanya dalam Kisah 11:26, Kisah 26:28 dan 1 Petrus 4:16. Adapun bukti nyata bahwa seseorang disebut sebagai pengikut Kristus bukanlah KTP yang bertuliskan Kristen atau orang yang tampak sibuk ke luar masuk gedung gereja, tapi seorang yang mengikuti jejak Kristus dengan meneladani bagaimana Kristus telah hidup. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6).
Mengikuti jejak Kristus berarti harus hidup dalam persekutuan yang karib denganNya. Mengapa? Karena Ia pun memiliki persekutuan karib dengan Bapa di sorga. Semasa pelayanan-Nya di bumi Kristus senantiasa menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Bapa. Jadi, doa adalah nafas hidup orang percaya! Alkitab mencatat: "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35). Doa adalah tanda ketergantungan kita kepada Tuhan, bukan sekedar aktivitas rohani atau pengisi waktu senggang. Sebagaimana ranting tidak dapat berbuah jika tidak melekat kepada pokok anggur, begitu pula kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kita tidak melekat kepada Tuhan Yesus, yang adalah pokok anggur kita. Hidup kita ini sangat bergantung sepenuhnya kepada Tuhan! Jika Kristus saja memiliki kedisiplinan dalam berdoa, sebagai bukti bahwa Dia sangat bergantung kepada Bapa dan karib dengan-Nya, siapakah kita ini sehingga kita mengabaikan jam-jam doa?
Sesibuk apa pun, baik dalam pelayanan, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, jangan sampai kita melupakan jam-jam doa atau bersaat teduh secara pribadi dengan Tuhan, karena doa adalah nafas hidup kita. "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:" (Matius 26:41).
Jangan sekalipun melewatkan hari tanpa berdoa, karena doa adalah kunci kekuatan orang percaya!
Subscribe to:
Posts (Atom)