Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Januari 2015
Baca: 1 Petrus 2:18-25
"Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita
untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti
jejak-Nya." 1 Petrus 2:21
Kamus Webster mendefinisikan orang Kristen sebagai orang yang percaya kepada Yesus sebagai Kristus, seorang yang percaya kepada agama yang berdasarkan pengajaran Yesus, atau bisa diartikan sebagai pengikut Kristus. Sedangkan kata Kristen itu sendiri muncul sebanyak tiga kali dalam Alkitab. Kita bisa membacanya dalam Kisah 11:26, Kisah 26:28 dan 1 Petrus 4:16. Adapun bukti nyata bahwa seseorang disebut sebagai pengikut Kristus bukanlah KTP yang bertuliskan Kristen atau orang yang tampak sibuk ke luar masuk gedung gereja, tapi seorang yang mengikuti jejak Kristus dengan meneladani bagaimana Kristus telah hidup. "Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yohanes 2:6).
Mengikuti jejak Kristus berarti harus hidup dalam persekutuan yang karib denganNya. Mengapa? Karena Ia pun memiliki persekutuan karib dengan Bapa di sorga. Semasa pelayanan-Nya di bumi Kristus senantiasa menyediakan waktu untuk bersekutu dengan Bapa. Jadi, doa adalah nafas hidup orang percaya! Alkitab mencatat: "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35). Doa adalah tanda ketergantungan kita kepada Tuhan, bukan sekedar aktivitas rohani atau pengisi waktu senggang. Sebagaimana ranting tidak dapat berbuah jika tidak melekat kepada pokok anggur, begitu pula kita tidak bisa berbuat apa-apa jika kita tidak melekat kepada Tuhan Yesus, yang adalah pokok anggur kita. Hidup kita ini sangat bergantung sepenuhnya kepada Tuhan! Jika Kristus saja memiliki kedisiplinan dalam berdoa, sebagai bukti bahwa Dia sangat bergantung kepada Bapa dan karib dengan-Nya, siapakah kita ini sehingga kita mengabaikan jam-jam doa?
Sesibuk apa pun, baik dalam pelayanan, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, jangan sampai kita melupakan jam-jam doa atau bersaat teduh secara pribadi dengan Tuhan, karena doa adalah nafas hidup kita. "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:" (Matius 26:41).
Jangan sekalipun melewatkan hari tanpa berdoa, karena doa adalah kunci kekuatan orang percaya!
Friday, January 23, 2015
Thursday, January 22, 2015
SURAT KRISTUS: Mempermuliakan Kristus
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Januari 2015
Baca: Galatia 1:11-24
"berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi," Galatia 1:16
Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Kuasa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kuasa yang erat hubungannya dengan tugas setiap orang percaya sebagai saksi-saksi-Nya, yaitu menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Janji itu sudah digenapi-Nya, Roh Kudus dicurahkan di hari Pentakosta. Bahkan Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus itu tinggal di dalam orang percaya. "...tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah," (1 Korintus 6:19).
Roh Kudus-lah yang memampukan orang percaya untuk menjadi 'surat Kristus' di tengah-tengah dunia ini, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk takut, malu dan merasa tidak mampu menjalankan tugas yang dipercayakan Tuhan ini. Rasul Paulus menasihati, "...janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita" (1 Timotius 1:8). Memang kesaksian itu mengandung resiko, karena ada orang yang suka dengan kesaksian kita, tapi juga tidak sedikit orang yang mencela, terlebih-lebih bila kehidupan kita secara nyata tidak menjadi teladan baik bagi orang lain.
Menjadi 'surat Kristus' berarti meneladani bagaimana Kristus telah hidup dan mengimpartasikan karakter-Nya secara nyata sehingga keberadaan kita benar-benar menjadi berkat. Menjadi berkat bukan hanya ketika kita mampu memberi orang lain secara materi semata, namun yang lebih utama adalah melalui sikap dan tindakan kita.
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku," (Yohanes 13:35). Perlu ditegaskan bahwa menjadi 'surat Kristus' berarti fokus kita adalah mempermuliakan Kristus, bukan mencari hormat dan pujian untuk diri sendiri. Nama Tuhan Yesus dan karya-karya-Nya yang harus dikedepankan dan diberitakan!
Biarlah hati dan perbuatan kita selalu selaras dengan firman Tuhan, sehingga kapan pun dan di mana pun berada kita menjadi 'surat Kristus'.
Baca: Galatia 1:11-24
"berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi," Galatia 1:16
Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "...kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kisah 1:8). Kuasa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah kuasa yang erat hubungannya dengan tugas setiap orang percaya sebagai saksi-saksi-Nya, yaitu menjadi saksi di Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Janji itu sudah digenapi-Nya, Roh Kudus dicurahkan di hari Pentakosta. Bahkan Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus itu tinggal di dalam orang percaya. "...tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah," (1 Korintus 6:19).
Roh Kudus-lah yang memampukan orang percaya untuk menjadi 'surat Kristus' di tengah-tengah dunia ini, "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk takut, malu dan merasa tidak mampu menjalankan tugas yang dipercayakan Tuhan ini. Rasul Paulus menasihati, "...janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita" (1 Timotius 1:8). Memang kesaksian itu mengandung resiko, karena ada orang yang suka dengan kesaksian kita, tapi juga tidak sedikit orang yang mencela, terlebih-lebih bila kehidupan kita secara nyata tidak menjadi teladan baik bagi orang lain.
Menjadi 'surat Kristus' berarti meneladani bagaimana Kristus telah hidup dan mengimpartasikan karakter-Nya secara nyata sehingga keberadaan kita benar-benar menjadi berkat. Menjadi berkat bukan hanya ketika kita mampu memberi orang lain secara materi semata, namun yang lebih utama adalah melalui sikap dan tindakan kita.
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku," (Yohanes 13:35). Perlu ditegaskan bahwa menjadi 'surat Kristus' berarti fokus kita adalah mempermuliakan Kristus, bukan mencari hormat dan pujian untuk diri sendiri. Nama Tuhan Yesus dan karya-karya-Nya yang harus dikedepankan dan diberitakan!
Biarlah hati dan perbuatan kita selalu selaras dengan firman Tuhan, sehingga kapan pun dan di mana pun berada kita menjadi 'surat Kristus'.
Subscribe to:
Posts (Atom)