Wednesday, January 21, 2015

SURAT KRISTUS: Tidak Menjadi Batu Sandungan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Januari 2015

Baca:  2 Korintus 6:1-10

"Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela."  2 Korintus 6:3

Menjadi  'surat Kristus'  berarti kita sedang menyampaikan kesaksian dan menjadi saksi bagi Kristus, dua hal yang tidak dapat dipisahkan.  Sebagai pengikut Kristus, kita adalah saksi Kristus, dan sebagai saksi-Nya kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyampaikan kesaksian, baik itu melalui perkataan dan terlebih penting lagi melalui perbuatan nyata.  Inilah yang sedang dilihat dan dibaca oleh orang lain!

     Ada banyak orang Kristen yang tidak menyadari atau berlagak tidak tahu bahwa dirinya adalah  'surat Kristus'  yang dibaca oleh semua orang, terbukti jelas dari tingkah lakunya yang tidak bisa menjadi teladan bagi orang lain.  Orang-orang dunia pun akhirnya merasa alergi dan antipati ketika mendengar kata  'Kristen'  karena mereka melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kehidupan orang yang berlabel  'Kristen'  sangat mengecewakan dan sama sekali tidak mencerminkan karakter Kristus.  Akhirnya hal ini menjadi penghalang bagi orang dunia untuk mengenal lebih dalam tentang Kristus, apalagi percaya kepada-Nya.  Mahatma Gandhi, seorang pejuang hak-hak asasi manusia terkenal dunia, sebagai penganut Hindu yang taat juga sangat mengagumi Yesus Kristus dan ajaran-Nya  (Injil).  Di dalam otobiografinya ia bersaksi bahwa sewaktu muda sesungguhnya ia berkeinginan menjadi seorang Kristen karena melihat keteladanan Yesus Kristus.  Ia pun datang menghadiri ibadah di sebuah gereja terdekat dan hendak mengutarakan niatnya untuk dibaptis.  Betapa kecewanya ia karena jemaat di gereja itu memperlakukan dia secara tidak adil.  Tidak seorang pun dari jemaat memberinya tempat duduk, bahkan mereka menyuruh Gandhi untuk pergi ke gereja orang-orang negro saja.  Seketika itu juga Gandi meninggalkan gereja dengan sedih hati dan niatnya untuk menjadi Kristen pun langsung luntur.

     Keinginan Gandi  'bertemu'  Kristus secara pribadi justru di halangi orang Kristen sendiri.  Bukankah masih banyak jemaat Tuhan, bahkan pelayan Tuhan memperlakukan saudara seiman dengan membeda-bedakan status dan memandang muka?

Inikah  'surat Kristus'?  Tindakan yang demikian justru menjadi batu sandungan dan mencoreng nama Tuhan!

Tuesday, January 20, 2015

ORANG KRISTEN adalah SURAT KRISTUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Januari 2015

Baca:  2 Korintus 3:1-18

"...kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,"  2 Korintus 3:3

Selain sebagai garam dunia, terang dunia dan anak terang, keberadaan orang percaya di tengah dunia adalah sebagai surat Kristus.  Apa maksudnya?  Sebagai pengikut Kristus keberadaan kita seperti surat yang terbuka, yang dapat dibaca dan dikenal oleh semua orang.  Melalui kehidupan kita orang lain akan melihat apakah Kristus ada di dalam kita.  Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan atau sembrono dalam menjalani kehidupan kekristenan kita, karena di mana pun kita berada, ke mana pun kita pergi dan kapan pun waktunya, kita sedang mempertaruhkan nama Kristus di mata dunia.  Sikap, tutur kata dan perilaku kita sehari-hari akan terlihat jelas seperti coretan di lembaran kertas kehidupan;  inilah surat terbuka kita, di mana orang lain dapat melihat dan membacanya secara langsung.

     Rasul Paulus menegaskan bahwa tulisan-tulisan yang dapat dibaca oleh orang lain itu bukan ditulis dengan tinta biasa, melainkan dengan Roh dari Allah yang hidup.  Di zaman bangsa Israel Tuhan menuliskan hukum-hukum-Nya pada loh batu di gunung Sinai  (baca  Keluaran 31:18), tapi kini Tuhan memberikan firman-Nya pada loh hati orang percaya,  "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;"  (Yeremia 31:33).  Tuhan menambahkan,  "Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia;"  (Yehezkiel 11:19-20).  Artinya, Firman Tuhan  "...dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."  (Roma 10:8).

     'Menjadi surat Kristus'  berbicara tentang sikap hati kita terhadap firman Tuhan.  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).  Bagaimana menjaga hati kita?  Dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan  (ketaatan).  Ketaatan adalah sebuah pilihan hidup, bukan masalah bakat atau talenta, dan Tuhan sudah memberikan kepada kita Penolong yaitu Roh Kudus, yang menuntun, membimbing dan memberi kesanggupan kepada kita untuk melakukan firman Tuhan!

Ketaatan terhadap firman adalah langkah awal menjadi surat Kristus!