Tuesday, January 20, 2015

ORANG KRISTEN adalah SURAT KRISTUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Januari 2015

Baca:  2 Korintus 3:1-18

"...kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,"  2 Korintus 3:3

Selain sebagai garam dunia, terang dunia dan anak terang, keberadaan orang percaya di tengah dunia adalah sebagai surat Kristus.  Apa maksudnya?  Sebagai pengikut Kristus keberadaan kita seperti surat yang terbuka, yang dapat dibaca dan dikenal oleh semua orang.  Melalui kehidupan kita orang lain akan melihat apakah Kristus ada di dalam kita.  Oleh karena itu kita tidak boleh sembarangan atau sembrono dalam menjalani kehidupan kekristenan kita, karena di mana pun kita berada, ke mana pun kita pergi dan kapan pun waktunya, kita sedang mempertaruhkan nama Kristus di mata dunia.  Sikap, tutur kata dan perilaku kita sehari-hari akan terlihat jelas seperti coretan di lembaran kertas kehidupan;  inilah surat terbuka kita, di mana orang lain dapat melihat dan membacanya secara langsung.

     Rasul Paulus menegaskan bahwa tulisan-tulisan yang dapat dibaca oleh orang lain itu bukan ditulis dengan tinta biasa, melainkan dengan Roh dari Allah yang hidup.  Di zaman bangsa Israel Tuhan menuliskan hukum-hukum-Nya pada loh batu di gunung Sinai  (baca  Keluaran 31:18), tapi kini Tuhan memberikan firman-Nya pada loh hati orang percaya,  "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;"  (Yeremia 31:33).  Tuhan menambahkan,  "Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat, supaya mereka hidup menurut segala ketetapan-Ku dan peraturan-peraturan-Ku dengan setia;"  (Yehezkiel 11:19-20).  Artinya, Firman Tuhan  "...dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu."  (Roma 10:8).

     'Menjadi surat Kristus'  berbicara tentang sikap hati kita terhadap firman Tuhan.  "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."  (Amsal 4:23).  Bagaimana menjaga hati kita?  Dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan  (ketaatan).  Ketaatan adalah sebuah pilihan hidup, bukan masalah bakat atau talenta, dan Tuhan sudah memberikan kepada kita Penolong yaitu Roh Kudus, yang menuntun, membimbing dan memberi kesanggupan kepada kita untuk melakukan firman Tuhan!

Ketaatan terhadap firman adalah langkah awal menjadi surat Kristus!

Monday, January 19, 2015

PELITA YANG BERCAHAYA (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Januari 2015

Baca:  Markus 4:21-25

"Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian."  Markus 4:21

Kita tahu bahwa fungsi utama dari sebuah pelita adalah memberi penerangan di kegelapan.  Dunia tempat kita berpijak ini adalah dunia yang dipenuhi dan dikuasai oleh kegelapan, karena itu banyak orang yang tersesat dan  "...lebih menyukai kegelapan dari pada terang,"  (Yohanes 3:19).  Namun kita yang telah menerima terang Kristus  "...jangan tinggal di dalam kegelapan."  (Yohanes 12:46), jalankan fungsi sebagai pelita yang memancarkan cahaya.

     Selain berguna sebagai penerangan, orang membawa pelita di tengah kegelapan malam dengan tujuan supaya tidak mengalami kedinginan.  Dalam hal ini pelita juga berfungsi untuk menghangatkan tubuh.  Begitulah seharusnya keberadaan orang percaya di tengah dunia ini yaitu mampu menghadirkan kehangatan dan keteduhan bagi orang-orang di sekitarnya, sebab dunia saat ini telah menjadi dingin, maka kasih kebanyakan orang pun akan menjadi dingin.  "Manusia akan mencintai dirinya sendiri...tidak tahu berterima kasih...tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai..."  (baca  2 Timotius 3:2-4).  Mampukah kita tampil sebagai pribadi yang berbeda, yang menghasilkan buah Roh:  "...kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri."  (Galatia 5:22-23).  Di samping itu, biasanya orang menggunakan pelita ketika sedang mencari sesuatu yang hilang atau tersembunyi.  Orang-orang dunia saat ini telah kehilangan banyak hal:  kasih yang tulus, kebaikan, perhatian, damai sejahtera dan sukacita.  Adakah kehadiran kita mampu mengisi sisi yang hilang yang selama ini tidak mereka dapatkan dari dunia ini?

     Namun ternyata banyak orang Kristen yang tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai pelita karena terhalang oleh kesaksian hidupnya sendiri yang tidak bisa menjadi berkat bagi orang lain, di mana perkataan tidak sesuai perbuatan.  Karena itu perlu sekali kita mengoreksi diri, sebab  "...iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).

"...hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."  Matius 5:16