Sunday, January 18, 2015

PELITA YANG BERCAHAYA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Januari 2015

Baca:  Lukas 8:16-18

"Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan."  Lukas 8:17

Pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak.  Di zaman sekarang ini sudah jarang sekali orang menggunakan pelita untuk menerangi rumahnya karena semua orang menggunakan tenaga listrik.  Terkecuali di daerah-daerah terpencil, pelosok, pedalaman atau di lereng-lereng pegunungan mungkin masih ada orang yang menggunakan pelita sebagai alat penerangan.

     Menjadi pelita adalah panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya.  Mengapa?  Karena Tuhan telah memindahkan kita dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib  (baca  1 Petrus 2:9).  Karena itu Tuhan menghendaki kita memiliki kehidupan yang bersinar di tengah-tengah dunia ini.  Kita pasti hafal dengan lirik lagu rohani ini:  "Jadikanku berkat-Mu Tuhan. Jadi terang bagi sesama.  Kami yang telah diselamatkan, jadi terang Tuhan.  Reff:  Bagaikan pelita yang menyala di tengah kegelapan, yang hidup bercahaya di depan semua orang.  Agar mereka lihat dan memuliakan Allah Bapa di sorga."  Menjadi pelita berarti menjadi berkat bagi orang lain.  Menjadi pelita di mana?  Di mana pun kita berada dan kapan pun waktunya:  bisa di kantor, di pabrik, di sekolah, di kampus, dan juga di tempat kita tinggal.  Menjadi pelita bagi orang lain tidak harus selalu menjadi seorang fulltimer di gereja.  Apalah artinya kita sibuk dengan jadwal pelayanan yang padat, jika kehidupan kita sendiri tidak menjadi terang dan tidak berdampak bagi orang lain?  "Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain."  (Galatia 6:4).

Ketika pelita dinyalakan sumbunya akan semakin terbakar, artinya mendatangkan kerugian bagi orang yang menyalakan pelita itu.  Jadi ada harga yang harus kita bayar untuk menjadi pelita bagi orang lain!  Kita harus siap untuk berkorban dan rugi.  Jika kita menyayangkan hal itu maka pelita tidak akan pernah menyala.  Alkitab menyatakan,  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"  (Matius 20:26-27).  Menjadi pelita berarti harus rela menjadi hamba dan pelayan bagi orang lain, sebagaimana Tuhan Yesus teladankan bagi kita!  (Bersambung)

Saturday, January 17, 2015

ORANG KRISTEN adalah ANAK TERANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Januari 2015

Baca:  Efesus 5:1-21

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan."  Efesus 5:8

Alkitab menegaskan:  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Sebagai ciptaan baru berarti kita telah menanggalkan manusia lama kita dan hidup mengenakan manusia baru.  Mengapa?  Sebab Tuhan sudah memindahkan kita dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib  (baca  1 Petrus 2:9).  Jadi kita tidak lagi berada di dalam kegelapan, melainkan di dalam terang Tuhan.  Status kita pun berubah menjadi anak-anak terang, yang hanya  "...berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,"  (Efesus 5:9).

     Hidup sebagai anak terang berarti kita tidak lagi  "...turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu."  (Efesus 5:11).  Dengan kata lain kita tidak lagi berkompromi dengan dosa, kita tidak lagi hidup menuruti keinginan daging.  "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya."  (Galatia 5:19-21).  Sementara, dunia saat ini dipenuhi kegelapan yang hanya bisa dikalahkan oleh terang.  Kegelapan tidak dapat mengalahkan terang, tetapi terang dapat mengalahkan kegelapan.  Ketika kita menyalakan sebuah lampu atau obor di tempat yang gelap seketika itu juga kegelapan akan sirna.  Sepekat apa pun kegelapan itu, terang tetap mampu menembusnya.

     Sebagai anak-anak terang kita harus mampu menembus dan mengalahkan kegelapan dunia ini yaitu melalui keteladanan hidup kita, sebab keteladanan itu jauh lebih dahsyat dari kekuatan perkataan.  Kekristenan adalah sesuatu yang bisa dilihat, bukan hanya di dalam gedung gereja dengan segala kegiatan yang berbau pelayanan, tetapi harus bisa dilihat oleh dunia, baik melalui perkataan dan perbuatan, sebab iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.

"...jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari."  Amsal 4:18