Wednesday, January 7, 2015

BERSUNGUT-SUNGUT: Di Tengah Mujizat

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Januari 2015

Baca:  Keluaran 15:22-27

"Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa,"  Keluaran 15:24

Bersungut-sungut memiliki arti menggerutu atau mengomel.  Bersungut-sungut adalah lawan dari bersukacita.  Berbicara tentang bersungut-sungut, Alkitab memberikan satu pelajaran berharga melalui kehidupan bangsa Israel.

     Kita tahu bahwa bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan, yang begitu dikasihi dan dipelihara Tuhan begitu rupa.  Tuhan membawa mereka ke luar dari perbudakannya di Mesir, dan saat berada di padang gurun mereka senantiasa mengecap pertolongan Tuhan dan penyertaan-Nya secara luar biasa.  "TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu."  (Keluaran 13:21-22).  Dengan tiang awan bangsa Israel terlindungi dari panas teriknya matahari di waktu siang, dan dengan tiang api mereka beroleh penerangan dan kehangatan di kala malam.  Sekalipun bangsa Israel belum tahu persis jalan yang harus ditempuhnya, melalui daerah seperti apa, tidak tahu apa yang akan dihadapi, serta tantangan apa yang menghadang di depan, keberadaan tiang awan dan tiang api adalah petunjuk yang mengarahkan mereka kepada perjalanan yang dipenuhi dengan keajaiban.

     Begitu pula ketika menghadapi jalan buntu karena di depan ada laut Teberau, dengan mata kepala sendiri mereka melihat bagaimana Tuhan melakukan perkara yang dahsyat yaitu membelah laut Teberau, sehingga  "...orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka."  (Keluaran 14:22).  Ketika orang Mesir lari menuju air laut;  "Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka."  (Keluaran 14:28).  Pasukan Firaun pun binasa di laut Teberau, sehingga bangsa Israel selamat dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.

Mengalami banyak mujizat Tuhan tidak serta merta membuat bangsa Israel menghentikan kebiasaannya bersungut-sungut!

Tuesday, January 6, 2015

BERSUKACITALAH SENANTIASA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Januari 2015

Baca:  Filipi 4:4-9

"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"  Filipi 4:4

Sukacita seharusnya menjadi bagian penting dalam hidup orang percaya.  Sukacita yang dimaksud bukanlah seperti yang dunia berikan, yang sifatnya semu dan bergantung kepada hal-hal lahiriah semata, melainkan yang bersifat kekal, yang diberikan oleh Roh Kudus, yang keluar dari dalam hati kita dan mengalir secara berlimpah meski berada di tengah badai sekalipun.  Sukacita berbicara tentang kedamaian dan kesukaan di dalam hati oleh karena Tuhan, sumber sukacita itu sendiri,  "...di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."  (Mazmur 16:11).

     Mengapa harus selalu bersukacita?  Karena kita beroleh keselamatan dari Allah di dalam Kristus.  "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu,"  (1 Petrus 1:3-6).

     Sukacita adalah salah satu dari sembilan buah Roh  (baca  Galatia 5:22-23).  Tanda dari kehidupan orang yang dewasa rohani adalah dihasilkannya buah Roh dalam keseharian hidupnya.  "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan."  (Matius 3:8).  Alkitab menegaskan bahwa kita dapat menghasilkan buah apabila kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan.  "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4).  Tuhan Yesus berkata,  "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya."  (Yohanes 15:10), artinya kunci untuk mengalami sukacita sejati adalah taat melakukan firman dan hidup di dalam kasih.

Tak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak bersukacita!