Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Januari 2015
Baca: Filipi 4:4-9
"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" Filipi 4:4
Sukacita seharusnya menjadi bagian penting dalam hidup orang percaya. Sukacita yang dimaksud bukanlah seperti yang dunia berikan, yang sifatnya semu dan bergantung kepada hal-hal lahiriah semata, melainkan yang bersifat kekal, yang diberikan oleh Roh Kudus, yang keluar dari dalam hati kita dan mengalir secara berlimpah meski berada di tengah badai sekalipun. Sukacita berbicara tentang kedamaian dan kesukaan di dalam hati oleh karena Tuhan, sumber sukacita itu sendiri, "...di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa." (Mazmur 16:11).
Mengapa harus selalu bersukacita? Karena kita beroleh keselamatan dari Allah di dalam Kristus. "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena
rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan
Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat
cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara
kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir. Bergembiralah akan hal itu," (1 Petrus 1:3-6).
Sukacita adalah salah satu dari sembilan buah Roh (baca Galatia 5:22-23). Tanda dari kehidupan orang yang dewasa rohani adalah dihasilkannya buah Roh dalam keseharian hidupnya. "Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan." (Matius 3:8). Alkitab menegaskan bahwa kita dapat menghasilkan buah apabila kita memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. "Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah,
jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Tuhan Yesus berkata, "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku,
seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya." (Yohanes 15:10), artinya kunci untuk mengalami sukacita sejati adalah taat melakukan firman dan hidup di dalam kasih.
Tak ada alasan bagi orang percaya untuk tidak bersukacita!
Tuesday, January 6, 2015
Monday, January 5, 2015
ADA PEMELIHARAAN DAN PENGAWASAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Januari 2015
Baca: Ulangan 11:12-32
"suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun." Ulangan 11:12
Meski jalan di mana Tuhan hendak menuntun kita tidaklah selalu rata, namun ada kebenaran yang harus selalu kita pegang yaitu ada pemeliharaan Tuhan. Dikatakan, "...mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu:" (Ulangan 11:11-12). Jika burung-burung di udara yang tidak menabur saja dipelihara oleh Bapa di sorga, begitu juga dengan bunga bakung dan rumput di ladang, apalagi kita umat-Nya pasti dipelihara Tuhan dengan sempurna, bahkan Alkitab mencatat: "...rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Matius 10:30-31). Inilah bukti bahwa Tuhan sangat mengasihi dan mempedulikan kita. Bukan hanya itu, "...mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun." (Ulangan 11:12), artinya kita senantiasa berada dalam pengawasanNya, Ia menjadi benteng perlindungan kita. "TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 118:6).
Sekecil atau sebesar apa pun masalah dan pergumulan kita Tuhan selalu ada dan melihat. Waktu kita bertekun dan berjerih lelah untuk pekerjaan-Nya Tuhan pun tidak pernah menutup mata, meski manusia seringkali mengabaikan dan meremehkan apa yang kita perbuat. Ketika bangsa Israel mengalami tekanan dan penderitaan yang hebat di Mesir, Tuhan memperhatikan. "Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka." (Keluaran 3:9). Begitu pula ketika Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadapi dapur api yang panasnya tujuh kali lipat dari biasanya, Tuhan tidak tinggal diam, dan akhirnya kita melihat bahwa "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11).
Sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan hidup: taat dan mengasihi Tuhan atau hidup menurut kehendak sendiri (tidak taat). Jika kita taat melakukan kehendak Tuhan kita akan mengalami pemeliharaan dan pengawasan Tuhan; sebaliknya jika kita tidak taat kita tidak akan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup ini.
Ketaatanlah yang akan menghantarkan seseorang mencapai Tanah Perjanjian!
Baca: Ulangan 11:12-32
"suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun." Ulangan 11:12
Meski jalan di mana Tuhan hendak menuntun kita tidaklah selalu rata, namun ada kebenaran yang harus selalu kita pegang yaitu ada pemeliharaan Tuhan. Dikatakan, "...mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu:" (Ulangan 11:11-12). Jika burung-burung di udara yang tidak menabur saja dipelihara oleh Bapa di sorga, begitu juga dengan bunga bakung dan rumput di ladang, apalagi kita umat-Nya pasti dipelihara Tuhan dengan sempurna, bahkan Alkitab mencatat: "...rambut kepalamupun terhitung semuanya. Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit." (Matius 10:30-31). Inilah bukti bahwa Tuhan sangat mengasihi dan mempedulikan kita. Bukan hanya itu, "...mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun." (Ulangan 11:12), artinya kita senantiasa berada dalam pengawasanNya, Ia menjadi benteng perlindungan kita. "TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Mazmur 118:6).
Sekecil atau sebesar apa pun masalah dan pergumulan kita Tuhan selalu ada dan melihat. Waktu kita bertekun dan berjerih lelah untuk pekerjaan-Nya Tuhan pun tidak pernah menutup mata, meski manusia seringkali mengabaikan dan meremehkan apa yang kita perbuat. Ketika bangsa Israel mengalami tekanan dan penderitaan yang hebat di Mesir, Tuhan memperhatikan. "Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka." (Keluaran 3:9). Begitu pula ketika Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadapi dapur api yang panasnya tujuh kali lipat dari biasanya, Tuhan tidak tinggal diam, dan akhirnya kita melihat bahwa "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkotbah 3:11).
Sekarang kita dihadapkan pada dua pilihan hidup: taat dan mengasihi Tuhan atau hidup menurut kehendak sendiri (tidak taat). Jika kita taat melakukan kehendak Tuhan kita akan mengalami pemeliharaan dan pengawasan Tuhan; sebaliknya jika kita tidak taat kita tidak akan merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup ini.
Ketaatanlah yang akan menghantarkan seseorang mencapai Tanah Perjanjian!
Subscribe to:
Posts (Atom)