Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Desember 2014
Baca: Galatia 3:15-29
"Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." Galatia 3:29
Kita sebagai orang percaya adalah keturunan-keturunan Abraham secara rohani, maka karenanya kita berhak menerima janji-janji Tuhan. "Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba
atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu
semua adalah satu di dalam Kristus Yesus." (Galatia 3:28).
2. Janji Tuhan itu berlaku bagi setiap orang percaya. Artinya ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, janji-janji Tuhan tersebut berlaku bagi kita. Hal ini menunjukkan bahwa janji Tuhan itu sangat mahal, namun diberikan secara cuma-cuma. Dikatakan mahal karena janji tersebut tidak berlaku untuk semua orang, hanya berlaku dan disediakan bagi milik Kristus yaitu pengikut Kristus atau orang percaya. Dikatakan cuma-cuma, karena barangsiapa yang mau bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, janji-janji Tuhan itu berlaku dan diberikan pula kepada orang tersebut secara cuma-cuma. Seberat apa pun ujian dan tantangan yang ada takkan mengubah dan menggoyahkannya, janji Tuhan tetap berlaku untuk kita. Oleh karena itu kita harus tetap kuat dalam iman. "Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14). Namun untuk mengalami janji Tuhan dalam hidup ini ada syarat yang harus kita lakukan. Tuhan berjanji kepada Yosua, "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa." (Yosua 1:3), tetapi dengan persyaratan, "...bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan
atau ke kiri, Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam," (Yosua 1:7-8).
Demikian juga dengan janji yang Tuhan berikan kepada kita, tentu ada syaratnya yaitu kita harus tinggal di dalam firman-Nya (baca Yohanes 15:7), alias harus taat melakukan firman-Nya. Jangan hanya menuntut Tuhan, tapi lakukan juga kewajiban kita.
"Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu." Ibrani 10:36
Tuesday, December 30, 2014
Monday, December 29, 2014
ASPEK JANJI TUHAN (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Desember 2014
Baca: Mazmur 18:31-51
"Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni;" Mazmur 18:31
Di dalam Alkitab ada banyak sekali janji Tuhan yang ditujukan kepada umat-Nya, artinya setiap anak Tuhan bisa mengalami dan menikmati janji Tuhan setiap hari, bukan hanya di waktu-waktu tertentu, sebab "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Adalah rugi besar bila kita sudah mengikut Tuhan Yesus selama bertahun-tahun tetapi tidak mengerti janji-janji Tuhan yang disediakan bagi kita.
Adapun aspek dari janji Tuhan yang harus kita ketahui adalah: 1. Janji Tuhan itu adalah janji yang murni. Pemazmur berkata, "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Jika kita memahami bahwa janji Tuhan adalah janji yang pasti, maka kita akan menjalani hari-hari kita dengan penuh ucapan syukur, tidak akan menjadi orang Kristen yang cengeng, mudah kecewa dan berputus asa, apalagi sampai marah dan memberontak kepada Tuhan ketika janji tersebut belum digenapi dalam hidup kita, sebab hidup orang percaya adalah "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Korintus 5:7). Kita percaya bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya dan pasti menggenapi janji-Nya tepat pada waktunya, tidak pernah terlambat atau pun terlalu cepat, sebab Ia mempunyai waktu yang terbaik.
Mari belajar dan meneladani Abraham. "Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah," (Roma 4:20). Ketika menerima janji Tuhan perihal keturunan, meski usia Abraham sudah tua dan Sara pun sudah mati haid, ia tidak goyah, malah menguatkan imannya di dalam Tuhan sehingga akhirnya Tuhan pun menggenapi janji-Nya dengan memberikan Ishak. Seringkali ketika sedang menanti-nantikan janji Tuhan keadaan yang kita alami sepertinya malah semakin buruk dan tidak baik sehingga hal ini mempengaruhi kita: iman menjadi lemah, kecewa, tidak lagi tekun berdoa dan kian malas beribadah kepada Tuhan. Adakalanya Tuhan mengijinkan masalah terjadi sebagai bagian dari proses untuk menguji kualitas iman kita, menguji ketekunan, kesetiaan dan kesabaran kita.
Janji Tuhan itu murni, karena itu jangan bimbang!
Baca: Mazmur 18:31-51
"Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni;" Mazmur 18:31
Di dalam Alkitab ada banyak sekali janji Tuhan yang ditujukan kepada umat-Nya, artinya setiap anak Tuhan bisa mengalami dan menikmati janji Tuhan setiap hari, bukan hanya di waktu-waktu tertentu, sebab "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Adalah rugi besar bila kita sudah mengikut Tuhan Yesus selama bertahun-tahun tetapi tidak mengerti janji-janji Tuhan yang disediakan bagi kita.
Adapun aspek dari janji Tuhan yang harus kita ketahui adalah: 1. Janji Tuhan itu adalah janji yang murni. Pemazmur berkata, "Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Jika kita memahami bahwa janji Tuhan adalah janji yang pasti, maka kita akan menjalani hari-hari kita dengan penuh ucapan syukur, tidak akan menjadi orang Kristen yang cengeng, mudah kecewa dan berputus asa, apalagi sampai marah dan memberontak kepada Tuhan ketika janji tersebut belum digenapi dalam hidup kita, sebab hidup orang percaya adalah "...hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat" (2 Korintus 5:7). Kita percaya bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya dan pasti menggenapi janji-Nya tepat pada waktunya, tidak pernah terlambat atau pun terlalu cepat, sebab Ia mempunyai waktu yang terbaik.
Mari belajar dan meneladani Abraham. "Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah," (Roma 4:20). Ketika menerima janji Tuhan perihal keturunan, meski usia Abraham sudah tua dan Sara pun sudah mati haid, ia tidak goyah, malah menguatkan imannya di dalam Tuhan sehingga akhirnya Tuhan pun menggenapi janji-Nya dengan memberikan Ishak. Seringkali ketika sedang menanti-nantikan janji Tuhan keadaan yang kita alami sepertinya malah semakin buruk dan tidak baik sehingga hal ini mempengaruhi kita: iman menjadi lemah, kecewa, tidak lagi tekun berdoa dan kian malas beribadah kepada Tuhan. Adakalanya Tuhan mengijinkan masalah terjadi sebagai bagian dari proses untuk menguji kualitas iman kita, menguji ketekunan, kesetiaan dan kesabaran kita.
Janji Tuhan itu murni, karena itu jangan bimbang!
Subscribe to:
Posts (Atom)