Saturday, December 27, 2014

PERSEMBAHAN ORANG MAJUS

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Desember 2014

Baca:  Matius 2:1-12

"Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur."  Matius 2:11b

Kelahiran Yesus Sang Juruselamat ditandai dengan adanya bintang di timur, dan bintang itulah yang menjadi penunjuk jalan yang menuntun orang-orang Majus ke tempat dimana Yesus dilahirkan.  "Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia."  (Matius 2:10-11).

     Siapa orang-orang Majus itu?  Orang Majus disebut pula orang bijak atau raja-raja dari timur.  Mereka adalah ahli astronomi  (ilmu perbintangan), tahu benar letak bintang, pergerakan dan tanda-tandanya.  Bukan hanya itu, mereka juga percaya bahwa matahari, bulan dan bintang-bintang secara periodik memberi tanda-tanda yang dapat dipakai meramalkan peristiwa-peristiwa masa depan dan nasib seseorang atau bangsa.  Karena itu mereka tahu benar apa arti bintang yang nampak di timur tersebut.  Peristiwa ini semakin menegaskan bahwa Allah dapat memakai siapa saja dan apa saja untuk menggenapi setiap rencana-Nya.  Selain memanggil dan memilih orang-orang yang sederhana, seperti Maria dan Yusuf, serta para gembala di padang yang menurut pandangan manusia tidak pantas dan tidak layak, ternyata Allah juga memakai orang-orang terpelajar supaya dengan pengetahuan yang dimiliki mereka memahami kehendak Allah dalam hidupnya.  Selain itu kita dapat belajar tentang kerendahan hati.  Kita tahu bahwa orang-orang Majus ini adalah raja-raja dari timur dan astronom, tetapi mereka rela meninggalkan kesibukan dengan menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk mencari bayi yang baru dilahirkan.

     Setelah bertemu dengan Yesus mereka sujud menyembah Dia.  Bagi mereka Yesus jauh lebih utama dan jauh lebih berharga dari segala sesuatu yang dimilikinya.  Mereka pun  "...mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur."  (ayat nas).  Emas gambaran dari barang yang berharga, kemenyan berbicara tentang pujian dan penyembahan, sedangkan mur berbicara tentang ketekunan.

Sudahkah kita memberi yang terbaik kepada Tuhan Yesus dan punya kerendahan hati seperti orang-orang Majus ini?

Friday, December 26, 2014

PERBUATAN ALLAH YANG BESAR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Desember 2014

Baca:  Lukas 2:1-20

"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."  Lukas 2:14

Selain berisikan kabar sukacita besar lahirnya Sang Juruselamat, momen natal juga menyadarkan kita akan perbuatan-perbuatan Allah yang besar dan ajaib.  Kuasa-Nya yang tak terbatas tak mampu diselami oleh pikiran manusia.  "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."  (Yesaya 55:9).

     Perbuatan-perbuatan Allah yang besar dan ajaib berkenaan kelahiran Yesus:  1.  Allah mengutus malaikat-Nya turun ke bumi menjumpai dan berbicara kepada Maria,  "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi."  (Lukas 1:30-32).  Luar biasa!  Maria mendapat pernyataan langsung dari utusan sorga bahwa ia beroleh kasih karunia Allah.  Adalah mustahil seorang perawan mengandung bayi, tapi  "...bagi Allah tidak ada yang mustahil."  (Lukas 1:37), dan itu terjadi, dialami oleh Maria,  "sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus."  (Matius 1:20).  Apa yang dikerjakan Allah secara manusia sangat tidak masuk akal, namun sebagai pertanda bahwa kuasa-Nya sungguh tak terbatas dan tidak dapat dibatasi siapa pun dan apa pun.  2.  Kelahiran Yesus adalah bukti tidak ada rencana Allah yang gagal, sebab rencana kelahiran Sang Juruselamat sudah dinubuatkan ribuan tahun sebelumnya, artinya Allah mempunyai rencana yang luar biasa dan takkan pernah gagal.  Ayub mengakuinya,  "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal."  (Ayub 42:20).

     Karena kasih-Nya yang besar akan dunia ini  "...Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,"  (Yohanes 3:16).  Turunnya Yesus ke dalam dunia ini merupakan wujud kasih Allah yang tak terbatas.  Dia rela meninggalkan sorga demi kita orang-orang berdosa.

Seandainya Yesus tidak datang ke dunia dan menyelamatkan kita maka kita akan tetap menjadi orang-orang malang dan binasa.