Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2014
Baca: Roma 14:1-12
"Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita
mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan." Roma 14:8
Dalam suratnya Petrus mengingatkan, "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." (1 Petrus 1:18-19). Karena kita sudah ditebus dengan darah Kristus yang mahal, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat, maka sudah seharusnya kita hidup sepenuhnya bagi Dia. Dengan demikian hidup kita bukanlah milik kita sendiri, melainkan milik Kristus.
Menjadi milik Kristus berarti kita rela untuk dibentuk dan diubahkan oleh Kristus menjadi apa saja yang Ia inginkan. Apa pun yang menjadi kehendak Tuhan kita harus taat dan tunduk kepada-Nya. pertanyaan: mungkinkah kita hidup sepenuhnya bagi Kristus? Sangat mungkin!
"Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti,
bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua
sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka." (2 Korintus 5:14-15), artinya kita dapat hidup sepenuhnya bagi Kristus ketika kuasa penebusan Kristus di atas Kalvari bekerja di dalam kita. Sebelum kita percaya kepada Tuhan Yesus keberadaan kita ini adalah orang-orang berdosa, dan disebut sebagai manusia lama. Manusia lama menunjuk kepada suatu keadaan dosa yang telah membelenggu diri manusia sehingga manusia menjadi hamba atau budak dari berbagai keinginan dosa. Karena itu manusia lama diidentikkan dengan tubuh dosa, yaitu keadaan dosa yang menyebabkan seluruh diri manusia kehilangan kemampuan untuk hidup benar di hadapan Tuhan.
Kehidupan manusia lama tidak akan pernah dapat berubah menjadi manusia baru dengan hanya kita berbuat baik (amal jariah) dan melakukan peraturan-peraturan keagamaan, karena itu manusia membutuhkan seorang Juruselamat. Jadi hanya dengan pertolongan Allah sendiri manusia dapat berubah menjadi manusia baru. (Bersambung)
Friday, December 19, 2014
Thursday, December 18, 2014
KRISTUS: Mengendalikan Tindakan Kita
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Desember 2014
Baca: 1 Tesalonika 4:1-12
"Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 1 Tesalonika 4:7
Tak terhitung banyaknya kita membuat kesalahan-kesalahan fatal dalam hidup yang kita jalani ini oleh karena kita melakukan apa yang diperintahkan oleh pikiran kita, padahal kita tahu bahwa hal ini negatif dan bertentangan dengan firman Tuhan, sebab tindakan kita adalah buah dan hasil dari sesuatu yang kita pikirkan. Karena itu dalam aspek tindakan ini pun penting sekali bagi kita untuk memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan, mengijinkan Tuhan sebagai pengendali penuh setiap tindakan kita.
Dengan kekuatan sendiri sulit bagi kita untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan, sebab tubuh dan tabiat dosa cenderung menarik kita untuk melakukan tindakan yang semata-mata memuaskan keinginan daging, padahal "...keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17). Namun bila kita mau tunduk kepada Roh Kudus kita akan dipimpin-Nya kepada kehidupan yang berkenan kepada Tuhan, selaras dengan pikiran, perasaan dan hati Tuhan. "...Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13). Hidup Kristiani bukanlah soal apakah kita mampu atau tidak, melainkan apa kita mau atau tidak. Karena kalau kita mau, Tuhan akan memberikan kekuatan dan kemampuan. "Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah." (2 Korintus 1:20a), artinya selama kita mau dan siap melakukan firman, maka Kristus melalui Roh Kudus akan memampukan, menguatkan dan menyempurnakan kita untuk melakukan kehendak-Nya.
Hidup dalam kebenaran dan kekudusan adalah bagian yang tak terpisahkan dari iman Kristiani dan merupakan harga mati, sebab ada tertulis: "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Jadi, "...inilah kehendak Allah: pengudusanmu," (1 Tesalonika 4:3).
Kita dapat hidup dalam kekudusan jika kita mau menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan!
Baca: 1 Tesalonika 4:1-12
"Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 1 Tesalonika 4:7
Tak terhitung banyaknya kita membuat kesalahan-kesalahan fatal dalam hidup yang kita jalani ini oleh karena kita melakukan apa yang diperintahkan oleh pikiran kita, padahal kita tahu bahwa hal ini negatif dan bertentangan dengan firman Tuhan, sebab tindakan kita adalah buah dan hasil dari sesuatu yang kita pikirkan. Karena itu dalam aspek tindakan ini pun penting sekali bagi kita untuk memiliki penyerahan penuh kepada Tuhan, mengijinkan Tuhan sebagai pengendali penuh setiap tindakan kita.
Dengan kekuatan sendiri sulit bagi kita untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan, sebab tubuh dan tabiat dosa cenderung menarik kita untuk melakukan tindakan yang semata-mata memuaskan keinginan daging, padahal "...keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:17). Namun bila kita mau tunduk kepada Roh Kudus kita akan dipimpin-Nya kepada kehidupan yang berkenan kepada Tuhan, selaras dengan pikiran, perasaan dan hati Tuhan. "...Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran;" (Yohanes 16:13). Hidup Kristiani bukanlah soal apakah kita mampu atau tidak, melainkan apa kita mau atau tidak. Karena kalau kita mau, Tuhan akan memberikan kekuatan dan kemampuan. "Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah." (2 Korintus 1:20a), artinya selama kita mau dan siap melakukan firman, maka Kristus melalui Roh Kudus akan memampukan, menguatkan dan menyempurnakan kita untuk melakukan kehendak-Nya.
Hidup dalam kebenaran dan kekudusan adalah bagian yang tak terpisahkan dari iman Kristiani dan merupakan harga mati, sebab ada tertulis: "...hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:15-16). Jadi, "...inilah kehendak Allah: pengudusanmu," (1 Tesalonika 4:3).
Kita dapat hidup dalam kekudusan jika kita mau menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)