Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Desember 2014
Baca: Ibrani 12:5-11
"Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Ibrani 12:11b
Paulus mengingatkan jemaat Filipi, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia," (Filipi 1:19). Artinya karunia untuk percaya sesungguhnya merupakan berkat luar biasa, sebab ketika kita hidup karena percaya, bukan karena melihat (baca 2 Korintus 5:7), kita akan mengalami perkara-perkara besar yang Tuhan kerjakan.
Alkitab menambahkan bahwa kita juga 'dikaruniai' untuk menderita bagi Kristus. Penderitaan yang dimaksudkan bertujuan untuk menguji kualitas iman, memurnikan motivasi, melatih ketekunan dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Ayub berkata, "Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" (Ayub 2:10), dan "Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti
anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?" (Ibrani 12:7). Jika saat ini kita harus mengalami 'hajaran' dari Tuhan melalui masalah dan penderitaan, itu membuktikan bahwa Tuhan sangat mengasih kita dan memperlakukan kita sebagai anak-anak yang dikasihi-Nya. "Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (Ibrani 12:8). Apakah kita mau disebut sebagai anak gampang?
Selama kita melekat kepada Tuhan dan mengandalkan Dia kita akan sanggup menanggungnya. Kesanggupan itu "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6), yaitu "...roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Timotius 1:7). Jadi, "...kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah." (2 Korintus 3:5). Seorang anak yang berada dalam fase pertumbuhan biasanya akan melakukan segala sesuatu dengan semangat yang tinggi, tapi biasanya semangat tersebut dilandasi oleh ambisi. Bisa ditebak, jika sesuatu dilandasi oleh ambisi pribadi, fokus kita pun semata-mata mencari pujian untuk diri sendiri, dan dari sinilah akhirnya muncul kesombongan.
Tuhan tidak ingin anak-Nya berjalan semaunya sendiri dan menjadi sombong, karena itu perlu 'hajaran'!
Wednesday, December 10, 2014
Tuesday, December 9, 2014
HAJARAN TUHAN: Wujud Kasih-Nya
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Desember 2014
Baca: Ibrani 12:5-11
"karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 12:6
Kalau kita baca ayat nas di atas akan muncul pengertian, bahwa sebagai anak Tuhan selain mendapatkan kasih dariNya kita juga harus mengalami 'hajaran' dariNya. Hajaran memiliki pengertian bukan suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah dan benci, namun suatu tindakan disiplin yang akan membawa kita kepada kedewasaan. Hajaran Tuhan dapat berupa masalah, penderitaan dan juga kesesakan. Situasi-situasi sulit inilah hal yang paling tidak disukai, tidak diingini dan berusaha untuk dihindari oleh siapapun. Siapa di antara kita yang ingin dan mau terus mengalami masalah penderitaan dan kesesakan dalam kehidupannya?
Seperti cuaca buruk yang menghasilkan angin puting beliung dan mendatangkan bencana, memporakporandakan bangunan, menumbangkan pohon dan dapat menelan korban, begitu juga dengan masalah, penderitaan dan kesesakan yang terjadi dalam hidup ini seringkali menorehkan luka mendalam dan menyayat hati, sehingga banyak orang menjadi kecewa, frustasi dan berputus asa. Namun sesungguhnya ada sisi positif di balik masalah dan penderitaan yang terjadi. Semua bergantung pada cara kita memandang dan menyikapinya. "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." (Ibrani 12:11).
Adakalanya Tuhan mengijinkan masalah dan penderitaan terjadi dengan suatu tujuan untuk memproses kita supaya makin dewasa rohani. Tapi sayang, tidak semua orang Kristen menyadarinya, sehingga mereka melihat masalah hanya dari satu sisi saja. Bagi mereka, masalah tak jauh berbeda seperti monster menakutkan yang sewaktu-waktu siap menerkam dan menghancurkan kehidupan rumah tangga dan pelayanan kita. Akhirnya banyak di antara orang Kristen yang kecewa, marah, memberontak dan kemudian lari meninggalkan Tuhan oleh karena tidak tahan dengan hajaran dari Tuhan. Namun Alkitab menegaskan: "...Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (ayat nas).
Kita seharusnya bersyukur, sebab hajaran adalah wujud kasih Tuhan kepada kita!
Baca: Ibrani 12:5-11
"karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Ibrani 12:6
Kalau kita baca ayat nas di atas akan muncul pengertian, bahwa sebagai anak Tuhan selain mendapatkan kasih dariNya kita juga harus mengalami 'hajaran' dariNya. Hajaran memiliki pengertian bukan suatu pukulan yang didasari oleh perasaan marah dan benci, namun suatu tindakan disiplin yang akan membawa kita kepada kedewasaan. Hajaran Tuhan dapat berupa masalah, penderitaan dan juga kesesakan. Situasi-situasi sulit inilah hal yang paling tidak disukai, tidak diingini dan berusaha untuk dihindari oleh siapapun. Siapa di antara kita yang ingin dan mau terus mengalami masalah penderitaan dan kesesakan dalam kehidupannya?
Seperti cuaca buruk yang menghasilkan angin puting beliung dan mendatangkan bencana, memporakporandakan bangunan, menumbangkan pohon dan dapat menelan korban, begitu juga dengan masalah, penderitaan dan kesesakan yang terjadi dalam hidup ini seringkali menorehkan luka mendalam dan menyayat hati, sehingga banyak orang menjadi kecewa, frustasi dan berputus asa. Namun sesungguhnya ada sisi positif di balik masalah dan penderitaan yang terjadi. Semua bergantung pada cara kita memandang dan menyikapinya. "Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." (Ibrani 12:11).
Adakalanya Tuhan mengijinkan masalah dan penderitaan terjadi dengan suatu tujuan untuk memproses kita supaya makin dewasa rohani. Tapi sayang, tidak semua orang Kristen menyadarinya, sehingga mereka melihat masalah hanya dari satu sisi saja. Bagi mereka, masalah tak jauh berbeda seperti monster menakutkan yang sewaktu-waktu siap menerkam dan menghancurkan kehidupan rumah tangga dan pelayanan kita. Akhirnya banyak di antara orang Kristen yang kecewa, marah, memberontak dan kemudian lari meninggalkan Tuhan oleh karena tidak tahan dengan hajaran dari Tuhan. Namun Alkitab menegaskan: "...Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (ayat nas).
Kita seharusnya bersyukur, sebab hajaran adalah wujud kasih Tuhan kepada kita!
Subscribe to:
Posts (Atom)