Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Desember 2014
Baca: Yakobus 5:15-18
"Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah
bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak
turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan." Yakobus 5:17
Pada umumnya sebagian besar orang akan lebih mudah melihat kelemahan-kelemahan yang dimiliki daripada menyebutkan kekuatan atau kemampuan yang ada di dalam dirinya. Karena kekurangan dan kelemahan yang terus dibesar-besarkan banyak orang memiliki citra diri negatif: merasa tidak berharga dan tidak berarti. Keadaan inilah yang sebenarnya menjadi titik lemah kita sendiri!
Saudaraku, kita harus mengubah mindset kita! Tanamkan dalam hati bahwa kita ini diciptakan menurut rupa dan gambar Allah, artinya kita memiliki kemuliaan, karakter, otoritas, serta memiliki hubungan yang istimewa dengan Allah. Di dalam Kristus kita ini adalah manusia-manusia baru yang tidak lagi hidup di bawah kutuk dosa, melainkan hidup di bawah kasih karunia dan berkat-berkat Allah. Hendaknya kita melihat kelemahan dengan sudut pandang yang positif yaitu memotivasi dan mencambuk kita untuk berbenah diri. Musa, sempat menolak ketika diutus Tuhan karena merasa diri tidak mampu dan tidak fasih bicara. Tuhan pun menguatkan Musa, "Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:12). Daud, awalnya tak lebih dari seorang penggembala domba, bahkan keberadaannya sangat diremehkan dan tidak diperhitungkan oleh keluarganya sendiri. Gideon, seorang muda yang tidak percaya diri dan cenderung penakut, "Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah,
kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun
seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku." (Hakim-Hakim 6:15). Elia, adalah manusia biasa sama seperti kita (ayat nas), yang punya rasa takut, kuatir dan pernah hampir frustasi. Petrus, salah seorang dari murid Tuhan Yesus, berasal dari kalangan orang biasa, tidak terpelajar dan hanya berprofesi sebagai nelayan.
Dalam menggenapi rencana-Nya Tuhan justru memakai orang-orang yang sederhana dan tidak terpandang di mata dunia untuk Ia pakai menjadi alat kemuliaan-Nya. Dengan demikian setiap orang percaya dengan latar belakang apa pun memiliki potensi yang sama untuk menjadi orang-orang yang dipilih dan dipakai Tuhan. (Bersambung)
Thursday, December 4, 2014
Wednesday, December 3, 2014
BEJANA TANAH LIAT
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Desember 2014
Baca: 2 Korintus 4:1-16
"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." 2 Korintus 4:7
Sebagai manusia kita ini penuh kelemahan, tapi jika kita mengijinkan Tuhan berkarya dalam hidup kita, Ia sanggup mengubah kelemahan kita menjadi kekuatan. Keberadaan kita tidak lebih dari bejana tanah liat yang mudah sekali retak, cacat dan pecah, tapi bila kita benar-benar mempercayakan hidup ini kepada Tuhan Sang Penjunan, Dia akan membentuk kita sesuai dengan kehendak dari rencana-Nya.
Di dalam Alkitab banyak sekali kisah-kisah inspiratif yang membangkitkan iman kita, di mana Tuhan dengan kuasa-Nya yang tak terbatas sanggup memakai orang-orang biasa, tidak sempurna, punya banyak kelemahan dan keterbatasan. Kita ini memang penuh keterbatasan, namun yakinlah bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Yesus Kristus memiliki kuasa yang tidak terbatas. Dia tidak pernah bisa dibatasi oleh keterbatasan kita! Haleluyah. Akuilah dengan jujur kelemahan-kelemahan kita di hadapan Tuhan dan tetaplah mengucap syukur apapun keadaan kita, sebab "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Dengan kelemahan yang ada kita diajar untuk bergantung kepada Tuhan, melekat kepada-Nya dan tetap punya kerendahan hati. Hal ini mencegah kita untuk mengandalkan kekuatan sendiri dan menjadi sombong. Jangan sampai kita terus terintimidasi Iblis yang selalu membesar-besarkan kelemahan kita; sebaliknya, lawanlah itu dengan memperkatan firman Tuhan.
Jika kita hanya terpaku pada kelemahan, hal-hal negatif atau kegagalan-kegagalan masa lalu, kita tidak akan pernah bisa maju. Milikilah tekad seperti rasul Paulus, "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan..." (Filipi 3:13). Pandanglah kepada kekuatan dan kebesaran Tuhan, "Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah." (Mazmur 86:10).
"Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." Yohanes 14:12
Baca: 2 Korintus 4:1-16
"Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." 2 Korintus 4:7
Sebagai manusia kita ini penuh kelemahan, tapi jika kita mengijinkan Tuhan berkarya dalam hidup kita, Ia sanggup mengubah kelemahan kita menjadi kekuatan. Keberadaan kita tidak lebih dari bejana tanah liat yang mudah sekali retak, cacat dan pecah, tapi bila kita benar-benar mempercayakan hidup ini kepada Tuhan Sang Penjunan, Dia akan membentuk kita sesuai dengan kehendak dari rencana-Nya.
Di dalam Alkitab banyak sekali kisah-kisah inspiratif yang membangkitkan iman kita, di mana Tuhan dengan kuasa-Nya yang tak terbatas sanggup memakai orang-orang biasa, tidak sempurna, punya banyak kelemahan dan keterbatasan. Kita ini memang penuh keterbatasan, namun yakinlah bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Yesus Kristus memiliki kuasa yang tidak terbatas. Dia tidak pernah bisa dibatasi oleh keterbatasan kita! Haleluyah. Akuilah dengan jujur kelemahan-kelemahan kita di hadapan Tuhan dan tetaplah mengucap syukur apapun keadaan kita, sebab "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Roma 8:28). Dengan kelemahan yang ada kita diajar untuk bergantung kepada Tuhan, melekat kepada-Nya dan tetap punya kerendahan hati. Hal ini mencegah kita untuk mengandalkan kekuatan sendiri dan menjadi sombong. Jangan sampai kita terus terintimidasi Iblis yang selalu membesar-besarkan kelemahan kita; sebaliknya, lawanlah itu dengan memperkatan firman Tuhan.
Jika kita hanya terpaku pada kelemahan, hal-hal negatif atau kegagalan-kegagalan masa lalu, kita tidak akan pernah bisa maju. Milikilah tekad seperti rasul Paulus, "...aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan..." (Filipi 3:13). Pandanglah kepada kekuatan dan kebesaran Tuhan, "Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah." (Mazmur 86:10).
"Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." Yohanes 14:12
Subscribe to:
Posts (Atom)