Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 November 2014
Baca: Yesaya 55:8-13
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN." Yesaya 55:8
Situasi dan kondisi sekitar kita seringkali membentuk sikap hati dan pikiran kita, bahkan turut menentukan besar kecilnya iman kita kepada Tuhan. Mengapa? Karena dengan melihat, ukuran yang kita pakai adalah sudut pandang manusia, sehingga pancaindera kita yang berbicara: ia mengendalikan sukacita kita, mengendalikan ketenangan kita, mengendalikan damai sejahtera kita, mengendalikan semangat dan motivasi kita. Akhirnya banyak orang Kristen menjalani hidupnya dengan letih lesu, keluh-kesah, persungutan, muram dan penuh omelan.
Hugh Downs (produser, penulis dan pembaca berita kenamaan Amerika) berkata, "Orang bahagia bukanlah orang pada lingkungan tertentu, melainkan pada sikap-sikap tertentu." Ketika menderita sakit parah kita menyerah dan putus asa; ketika rumah tangga goncang, hubungan suami-isteri tidak harmonis, secepat kilat kita memutuskan bercerai; ketika ekonomi sulit dan mengalami krisis kita pun berusaha mencari pertolongan kepada dunia, tidak peduli jalan itu sesat. Rasul Paulus mengingatkan seharusnya kita "...hidup karena percaya, bukan karena melihat..." (2 Korintus 5:7).
Selama fokus kita kepada apa yang terlihat oleh mata, maka kita akan menjalani hari-hari dengan penuh ketakutan, kekuatiran dan kecemasan. Ayub berkata, "...yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." (Ayub 3:25-26). Namun jika kita hidup karena percaya, maka kita akan memahami cara Tuhan bekerja. Dan cara Tuhan itu selalu heran dan ajaib. "Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN?" (Kejadian 18:14a). Semakin kita memahami cara Tuhan bekerja, semakin kita berjalan dalam iman dan memiliki penyerahan diri penuh kepada-Nya. Dengan iman kita beroleh kemampuan Ilahi untuk melihat apa yang tidak sanggup dilihat oleh mata jasmani. Hal itu menjadikan kita tetap sabar dan terus bertekun menantikan-nantikan Tuhan.
Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita, karena itu jangan batasi dengan logika kita!
Sunday, November 16, 2014
Saturday, November 15, 2014
MEMBALAS KASIH TUHAN: Hidup yang Berbuah
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 November 2014
Baca: Filipi 1:20-26
"Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." Filipi 1:22a
Matius 20:28: "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" Itulah sebabnya pikiran Kristus dipenuhi kerinduan untuk melayani jiwa-jiwa dengan penuh belas kasihan, artinya Ia selalu berbuat sesuatu untuk menyelamatkan orang lain, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28).
Selain harus hidup dalam ketaatan, membalas kasih Tuhan yang teramat besar adalah melalui komitmen kita untuk hidup menghasilkan buah, seperti komitmen rasul Paulus, "...jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." Hidup yang berbuah menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain. Untuk bisa berbuah kita harus melekat kepada Tuhan Yesus, karena Dia adalah satu-satunya pokok anggur, tempat ranting-ranting dapat melekat dan berbuah. Melalui 'buah' yang dihasilkan, orang dunia akan melihat kita. "Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7:20). Jadi, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8). Buah apa saja yang harus kita hasilkan? 1. Buah Jiwa. Orang lain akan rindu mengenal Kristus lebih dalam karena dampak positif yang memancar dari kehidupan orang percaya. Keteladanan hidup seseorang berbicara lebih tajam daripada sekedar teori. Karena itu kita harus berusaha menjadi teladan dalam segala hal. "Jadilah teladan...dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12b). 2. Buah Pelayanan. Tuhan memberi kita talenta: ada yang diberikan lima, dua dan satu talenta. Talenta itu harus kita kembangkan dan maksimalkan.
Apapun pengorbanan yang kita berikan kepada Tuhan: waktu, tenaga, pikiran dan materi, sangat berarti untuk mendukung pekabaran Injil, sehingga "...Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia," (Kolose 1:6b). Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan tidak akan pernah sia-sia!
Waktu dan kesempatan kita untuk berkarya di dunia ada batasnya, maka jangan sia-siakan dan menunda-nunda waktu lagi untuk membalas kasih Tuhan.
Baca: Filipi 1:20-26
"Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." Filipi 1:22a
Matius 20:28: "...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" Itulah sebabnya pikiran Kristus dipenuhi kerinduan untuk melayani jiwa-jiwa dengan penuh belas kasihan, artinya Ia selalu berbuat sesuatu untuk menyelamatkan orang lain, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11:28).
Selain harus hidup dalam ketaatan, membalas kasih Tuhan yang teramat besar adalah melalui komitmen kita untuk hidup menghasilkan buah, seperti komitmen rasul Paulus, "...jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah." Hidup yang berbuah menjadi berkat dan kesaksian bagi orang lain. Untuk bisa berbuah kita harus melekat kepada Tuhan Yesus, karena Dia adalah satu-satunya pokok anggur, tempat ranting-ranting dapat melekat dan berbuah. Melalui 'buah' yang dihasilkan, orang dunia akan melihat kita. "Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." (Matius 7:20). Jadi, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8). Buah apa saja yang harus kita hasilkan? 1. Buah Jiwa. Orang lain akan rindu mengenal Kristus lebih dalam karena dampak positif yang memancar dari kehidupan orang percaya. Keteladanan hidup seseorang berbicara lebih tajam daripada sekedar teori. Karena itu kita harus berusaha menjadi teladan dalam segala hal. "Jadilah teladan...dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." (1 Timotius 4:12b). 2. Buah Pelayanan. Tuhan memberi kita talenta: ada yang diberikan lima, dua dan satu talenta. Talenta itu harus kita kembangkan dan maksimalkan.
Apapun pengorbanan yang kita berikan kepada Tuhan: waktu, tenaga, pikiran dan materi, sangat berarti untuk mendukung pekabaran Injil, sehingga "...Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia," (Kolose 1:6b). Jerih lelah kita untuk melayani Tuhan tidak akan pernah sia-sia!
Waktu dan kesempatan kita untuk berkarya di dunia ada batasnya, maka jangan sia-siakan dan menunda-nunda waktu lagi untuk membalas kasih Tuhan.
Subscribe to:
Posts (Atom)